Chapter 1

3.6K 294 76
                                    


Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Lorong kelas dua SOPA sedang ramai dipenuhi oleh murid-murid yang berjajar di sana, mereka rela keluar kelas dan berjajar di lorong demi melihat salah satu siswa terpopuler si sekolah tersebut. Mark Lee namanya, pemuda itu berjalan menyusuri lorong ramai tersebut dengan sanyum mengembang di wajahnya. Membuat semua yang di lorong itu mendadak histeris karena senyum itu bahkan ada yang pingsan mendadak. Berlebihan memang tapi tidak ada yang menolak ketampanan seorang Dewa Matahari-julukan Mark Lee di SOPA-yang terlalu bersinar.

Menghiraukan keadaan di sekitarnya, seorang siswa lain sedang mengangkat tumpukan buku yang tingginya melebihi pandangan matanya. Ia jadi susah berjalan karena hal tersebut. Tugas dari guru yang membuatnya harus mengumpulkan buku teman-temannya serta mengembalikan buku panduan ke perpustakaan. Seorang pemuda manis dengan kaca mata bulat yang besar.

BRUUUKK

Semua buku itu terjatuh karena pemuda itu menabarak seorang siswa. "Ya ! Perhatikan kalau jalan !", seru siswa tersebut.

"Mianhe", serunya sambil memunguti buku-buku yang terjatuh.

Saat memunguti buku-buku itu tanpa sengaja tangannya bersinggungan dengan tangan yang lain Reflek pemuda itu mendongak untuk melihat siapa yang membantunya. Matanya membulat sempurna di balik kacamata itu. Ternyata seorang Dewa Matahari SOPA sedang membantunya memungut buku-buku di lantai. Segera saja ia memunguti buku-buku yang tersisa.

"Jeongmal Kamshamida Sunbae", sahut pemuda itu sopan.

"Cheonmayo, kenapa kau membawa buku-buku ini sendirian ? Apa tidak ada yang membantumu ?", tanya Mark.

Pemuda itu menggeleng pelan. "Sunbae mana bukunya biar aku yang membawanya", kata pemuda itu.

Mark menggeleng sebagai respon. "Aku akan membantumu. Kajja", sahut Mark.

"Biar aku saja yang-"

"Kajja, semua ini terlalu banyak untukmu. Pandanganmu saja sampai tertutupi oleh buku-buku ini", kata Mark yang sudah melangkah lebih dulu.

Mau tidak mau pemuda itu mengikuti langkah Mark, ia menunduk karena banyak orang memperhatikan mereka. "Buku ini akan di bawa ke mana ?", tanya Mark.

"Ke ruang guru dan perpustakaan Sunbae", sahut pemuda itu.

Mark mengangguk lalu tersneyum kecil yang tidak disadari oleh pemuda di sampingnya. "Jadi siapa namamu ?", tanya Mark.

"Jung Renjun Sunbae", sahut pemuda di sampingnya.

Tanpa mereka sadari ada seorang pemuda yang memperhatikan mereka dengan tatapan tajam. Matanya mengikuti ke arah dua siswa itu hingga menghilang di tangga menurun.

"Jeno-ya, mau ke kantin ?", seru seseorang pada pemuda itu.

.

.

.

Keesokan harinya Renjun masuk ke kelasnya yang sudah lumayan ramai, karena Renjun harus naik bus maka ia tidak bisa sepagi teman-temannya yang membawa kendaraan sendiri. Ia berjalan menuju bangkunya dan menemukan sebuah kotak bekal di atasnya. Tidak ada note yang tertinggal hanya kotak bekal dan sebotol air.

Cover It Up !Where stories live. Discover now