6. Curhat

9.7K 1K 5
                                    

"Kalau kamu tau, apa kamu mau nanggung semuanya?"

●●●

Jalanan kota Bandung tampak basah akibat hujan yang mengguyur semalam, Ali menghela nafasnya panjang lalu berjalan ke kantin untuk menemui Naomi dan Levin.

"Nom, Lev" Ali segera menghampiri kedua sahabatnya

"Ehh, gue udah nunggu lama banget lo" gerutu Levin

Ali terkekeh, "Maaf ya"

"Tumben mau ngajak ngobrol, ada masalah apa?" tanya Naomi to the point

"Lo tau Ralina 'kan?"

Levin mengetukkan jarinya ke dahi seolah berpikir, "Ralina Khalik Shaqueena?"

"Iya, ternyata dia punya kakak dan seumuran sama kita"

"Seumuran sama Ralina dong, Ralina 'kan gak naik kelas gara-gara koma waktu itu" ucap Naomi

"Hooh"

"Iya,"

"Gue baru tau loh" celetuk Naomi dan Levin bersamaan

●●●

Bogor 15:55

Prilly duduk di tepi ranjang sambil membaca novel miliknya, setelah shalat ashar tadi, Prilly memutuskan untuk berdiam diri di kamarnya.

"Ekhem"

Suara deheman itu berhasil membuat Prilly menoleh, dia melihat Fadilla yang membawa sepiring nasi dan segelas air putih.

"Kok gak makan tadi?"

"Males oma, badmood" ucap Prilly seadanya

Fadilla menjiwil hidung mancung Prilly, "Nanti sakit loh"

"Biarin,"

Fadilla menghela nafasnya lalu menaruh nampannya di meja, Fadilla merengkuh Prilly dalam dekapannya. "Kamu gak mau pulang aja, nak? Kasihan Ralina"

Prilly menggeleng, "Enggak"

"Yaudah, dimakan ya. Oma mau ke Bandung dulu buat njenguk Ralina" ucap Fadilla

"Iya, oma"

Setelah Fadilla keluar, Prilly memakan makanannya dan berbaring. Rasanya, dia benar-benar ingin berbaring seharian. Sudah hampir 2 minggu dia ada disini dan bolak-balik Bogor-Bandung untuk sekolah, belum lagi kepikiran Ralina.

●●●

Ralina menghela nafasnya kasar, "Aku capek kak, mama sama papa masih aja gak peduli sama kak Prilly"

"Sekalipun?" tanya Ali memastikan

"Iya, bahkan aku udah minta sama mereka buat nemuin kak Prilly yang di Bogor. Mereka juga gak peduli, seakan-akan kak Prilly itu parasit yang berhasil di buang" Ralina menghela nafasnya, "Aku juga udah bingung mau gimana lagi, disatu sisi aku pengen kak Prilly dapat perhatian mereka dan disatu sisi aku pengen kak Prilly tetap di Bogor buat ngurangin rasa sakitnya sedangkan mama dan papa gak mau ke Bogor"

"Aku gak mau kak Prilly ngerasain sakit yang berlebih kalau di Bandung, aku juga bingung"

Ali tersenyum tipis, "Coba aja, jangan pesimis"

"Aku tau kak, if you never try and you never know. Tapi, peribahasa itu sulit buat situasi kayak gini. Mama dan papa lebih milih ego sedangkan kak Prilly pasti udah ogah-ogahan lagi mau kesini" ucap Ralina

"Kak Prilly itu baik, aku juga gak tega kalau kak Prilly itu disakitin kayak gini. Walaupun gak terlihat namun tetap aja sakit, aku udah berusaha nasehatin kak Prilly berkali-kali, tapi dia udah tau semuanya tentang kasih sayangnya mama dan papa itu cuma terpaksa. Sebatas memberi tumpangan dan makan aja, bukan kasih sayang yang tulus yang diberikan orang tua untuk anak mereka" jelas Ralina panjang lebar

"Kak Prilly tau lebih dulu daripada aku, daridulu kak Prilly itu sekolah negeri sedangkan aku internasional kayak gini. Daridulu aku juga gak sadar kalau kasih sayang mama dan papa ke kakak itu cuma sebatas kasihan aja kak" ucap Ralina lagi

#TBC

2U ✔Where stories live. Discover now