PROLOG

22 2 1
                                    

Seekor burung hantu bertengger dipohon besar dibawah bulan penuh. Mata besar dan terang itu menatap waspada ke sekelilingnya.

Ia mengeluarkan suara khas yang mampu membuat seorang gadis 8 tahun meringkuk melawan kasurnya sendiri.

Gadis malang itu kini hampir menangis sambil menutup telinga dan matanya rapat-rapat.

"Krieettt..."

Gadis itu membuka matanya lebar, ia mendengar sesuatu samar-samar. Tak yakin dengan apa yang di dengarnya barusan ia kembali meringkuk dan berusaha tertidur.

Tapi kelihatannya rasa takut yg dialaminya malah membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

" Krieettt... Krieett..."

Ia tak salah dengar, suara itu memang ada dan kali ini lebih sering.

Mencoba melongok kearah suara itu berasal, ia menemukan jendela kamarnya yang terbuka berderak ditiup angin.

Gadis itu mendesah lega. Ia memberanikan diri untuk bangkit menutup jendela, tapi kemudian bunyi burung hantu itu terdengar lagi seakan-akan memperingatkan sesuatu.

Ia membeku ditempat.

Hiks... Ibu Ayah, aku takut!!

Tak kuat menahan ketakutan ini, ia berusaha berlari kejendela dan menutupnya tanpa melihat.

Tiba tiba jendela itu seperti tersangkut sesuatu, tidak bisa menutup pas karna ada yang menghalangi.

Oh Tuhan, apa lagi ini!!

Dengan masih memalingkan wajahnya, ia menggapai-gapai engsel jendela. Mencari sesuatu yg menghalangi jendelanya.
Ia menemukan tirai yang tersangkut diujung jendela.

Oh syukurlah hanya ini!!

Tak ingin berlama-lama ia segera menarik ujung tirai itu dan menutup jendelanya. Sekarang ia bisa menghembuskan nafas lega.

Huuhh aku hanya tinggal menguncinya!!
Apa akan ada badai ?? Angin diluar sangat kencang..

Gadis itu berpaling menghadap jendela ingin menguncinya. Dan..

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa....."

Apa yang dilihat oleh gadis kecil itu benar-benar membuatnya melonjak kaget dan langsung berteriak. Ia menangis kencang dan berlari menuju pintu.

Ia begitu ketakutan dengan sesuatu yang baru saja dilihatnya itu.

Tidak.. Itu tidak mungkin. Mana mungkin seperti itu, aku tidak percaya. Kenapa-

Gadis kecil itu berlari menelusuri lorong rumah menuju pintu keluar sambil berteriak. Saat sampai didepan pintu ia bersiap meraih gagang pintu, tapi sepasang tangan menghentikan gerakannya.

CLAIRSENTIENCE: Feeling Around YouWhere stories live. Discover now