11. Dava

387 41 16
                                    

*Dava POV*

"Uangnya udah dikasih ke adeknya belum Dav?" Tanya Ibu, waktu gue baru dateng. Belum juga lepas tas. -_-

"Udah."

"Adeknya gimana? Sehat? Dia nggak kurusan kan?"

"Sehat."

"Nggak kamu tawarin pulang aja? Ibu kangen dia Dav."

"Dia aja nggak kangen Ibu kok."

"Kamu nggak bilang kalau ibu lagi sakit kan Dav?"

Ck.

Sebenernya ibu gue lagi sakit, kena demam berdarah.
Kita lagi di rumah sakit sekarang. Tapi Daniel nggak tau.

...

Gue Dava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue Dava. Sodara satu rahim sama Daniel. Tapi Bapak kita beda.

Kita mulai hidup bersama sejak dia lahir. Tapi karna dari awal mindset gue udah dipenuhi dengan kebencian gue sama Daniel. Sampai sekarang tiap liat dia bawaannya gue emosi.

Karna beda sperma, gue sama Daniel juga kerasa banget perbedaan sifatnya.
Gue mirip bapak gue, dan dia mirip bapaknya.

Kita pernah hampir saling membunuh karna pacar gue suka sama Daniel, dan dia nanggepin.
Udah ditanggepin, trus dikecewain.
Demi Tuhan hati gue sakitnya bukan main. Dan Daniel nggak pernah merasa bersalah. Mukanya ngeselin seolah ngundang emosi gue banget.

Selama tiga hari setelah hari gue tau dia nyakitin cewek yang gue sayang, gue hampir tiap hari nggak bisa yang namanya satu ruangan sama dia. Tiap ketemu kita berantem. Sampe satu kampung misahin kita berdua.

Dan akhirnya Ibu mindahin dia untuk tinggal di kos-kosan.

Hidup gue damai untuk beberapa saat, sampai akhirnya gue tau kalau Daniel tinggal di kos-kosan justru ngabisin duit kita mulu.
Bentar-bentar 'Bu, minta uang pakai bayar ini, pakai bayar itu.'

Ck.

Baru-baru ini gue juga terpaksa harus ketemu dia lagi.
Pipi gue bahkan rasanya masih sakit kena tonjokan dia. Pokoknya kalau kita ketemu, pasti ada aja yang terluka.

Dan saat kita ketemu beberapa hari yang lalu itu, gue liat cewek yang dikenalin Daniel sebagai ceweknya.

Cewek Sexy dengan gaya berpakaian yang sebenernya bagus, tapi gue tetep nggak suka liat dia.
Langsung benci aja gitu.
Selain karna gue emang nggak suka cewek banyak gaya, gue juga langsung nggak suka aja kalau Daniel terima cewek yang seperti itu dan justru lepasin dengan tidak punya hati cewek yang gue sayang. Padahal cewek gue termasuk cewek perfect yang bikin gue nggak bisa move on sampai sekarang meskipun gue udah pernah punya pacar lagi berkali-kali.

Rasanya sulit, karna gue jalanin hubungan gue sama dia pakai hati, bukan sekedar hubungan 'asal nembak yang penting jadi' seperti yang gue lakuin sama yang lainnya.

...

Dalam hidup ini selalu ada cerita yang berakhir sebelum benar-benar berakhir. Seperti kisah gue sama banyak orang disekitar gue. Seperti gue yang masih suka merasa untuk harus melanjutkan sesuatu pada orang yang jelas-jelas bilang 'Udah sampai sini aja', dan juga selalu ada aja orang yang bilang 'kita nggak bisa apa lanjut lagi?', 'lo belum tepatin janji lo Dav', padahal gue udah mengakhiri semuanya bahkan sejak berbulan-bulan yang lalu.

Kaya' sekarang ini.

Gue lagi mau balik ke rumah, ambil baju ganti buat Ibu.

Tapi di depan rumah gue ada orang-orang dengan urusan yang belum kelar itu.

"Dav." Kata orang yang udah gue tinggalin, berusaha nyapa gue.

"Ngapain lo disini?"

"Gue mau ke rumah Optimus." Jawab dia, disusul dengan Optimus muncul di ujung jalan. "Sini Yur!" Teriak temen adek gue itu.

Iya, cewek yang udah gue tinggalin itu si Yura. Dia satu sekolah sama adek gue. Tapi gue yakin Daniel pasti nggak tau soal hubungan gue sama dia.

Waktu itu gue pacaran sama dia cuma iseng. Tapi dianya yang terlalu bawa perasaan.
Meskipun sekarang.. kaya'nya dia lagi berusaha alihin perasaannya ke si Optimus. Tapi mata lo nggak bisa bohong Yur, lo masih suka gue kan?

 Tapi mata lo nggak bisa bohong Yur, lo masih suka gue kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu...

"Dav, Kok rumah lo kosong?"

"Bokap kerja Krys, Ibu Sakit."

"Daniel?" Dan dia masih aja nanyain Daniel.

"Mati." Jawab gue yang langsung masuk ke rumah.

"Dav, jangan main-main dong."

Gue berhentiin langkah gue. "Ya lo juga jangan main-main juga dong, emang lo doang yang punya hati? Gue juga Krys. Lo kira gue nggak sakit denger lo nanya Daniel mulu ke gue. Lo sebenernya tau perasaan gue nggak sih? Lo sengaja hukum gue kaya' gini? Gue salah apa sih sama lo Krys?"

Krystal. Mantan pacar gue yang bisa-bisanya suka sama adek gue sendiri. Dia nggak punya hati, tapi gue tetep aja puji dia kesana kemari. Gue anggap dia yang terbaik meskipun gue selalu aja disakitin.

"Hari ini Daniel ulang tahun Dav, gue cuma mau bawain sesuatu, gue tau di rumah ini nggak akan ada yang inget sama ulang tahun dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini Daniel ulang tahun Dav, gue cuma mau bawain sesuatu, gue tau di rumah ini nggak akan ada yang inget sama ulang tahun dia." Jawab dia enteng, dengan keluarin kotak kado ukuran sedang dari dalam tasnya.

Gue ulang tahun juga seminggu yang lalu Krys. Tapi lo nggak repot-repot kesini. :')






Sorry update lambat, karna ini gue baru selesai menenangkan diri setelah yudisium 🎓

Genk Kardus 📦 [ MINHYUN | DANIEL | GUANLIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang