C1 "Senang Bisa Berbincang Walaupun Sebentar"

807 66 95
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Taman yang terlihat seperti dilapisi oleh sebuah karpet luas yang terbuat dari rumput tersebut ternyata banyak dikunjungi oleh orang-orang yang ingin melepaskan kepenatannya dari aktivitasnya. Banyak anak kecil berlari-lari saling mengejar satu sama lain. Di pinggiran taman pun terlihat banyak orang-orang yang mengendarai sepeda ataupun berjalan santai dengan peliharaannya.

Seorang anak perempuan yang memiliki tubuh yang ideal dan rambut hitam sebahu tanpa poni sedang duduk menyendiri di bangku taman. Tak ada satu orang pun yang berani duduk disebelahnya. Ini terlihat seperti ia telah menguasai bangku taman yang ia duduki.

Sudah menjadi kebiasaannya seperti ini. Duduk di taman dekat rumahnya pada waktu sore yang akan tergantikan oleh malam. Saat ini ia ingin menenangkan pikirannya mengenai studi.

Tidak.

Tidak hanya itu yang saat ini ia pikirkan. Ayolah, semua orang pun pasti memiliki banyak pikiran. Tidak hanya ia saja yang seperti ini. Tapi entah kenapa ia seperti seolah-olah menjadi orang satu-satunya yang memiliki banyak pikiran.

Perempuan remaja itu meyandarkan tubuhnya di bangku sambil memejamkan matanya sejenak dan berpikir apa yang harus ia lakukan jika kembali ke rumah. Ia cukup lelah ketika orang tuanya selalu memuji adiknya, Jisung, yang sangat penurut.

Tunggu sebentar.

Sepertinya kata penurut itu hanya berlaku untuk penilaian kedua orang tuanya kepada Jisung. Tapi baginya, Jisung tetap saja sepertinya. Bahkan lebih pemanja. Tapi yasudahlah, biarkan orang lain yang menilainya.

Perempuan bersurai hitam itu tersenyum dan kembali duduk tegak seperti semula sambil membuka matanya. Ia ingat bahwa masih ada pemilihan calon asisten dosen di kampusnya. Ini tidak bisa ia sia-siakan. Mungkin jika ia menjadi asisten dosen, orang tuanya akan bangga kepadanya.

Layar ponsel yang ia pegang menyala secara tiba-tiba dan mengeluarkan getaran yang pelan, itu pertanda notifikasi telah masuk ke dalam ponselnya. Ia menghiraukan notifikasi tersebut dan melihat tanggal pada ponselnya. Ternyata pengumuman asisten dosen akan diumumkan 3 hari lagi. Ia memejamkan mata dan menyatukan tangannya, kemudian menaruhnya di depan dadanya.

"Semoga takdirku untuk menjadi asisten dosen tercapai. Tuhan, bantu aku, Park Jeeni, agar dapat menjadi asisten dosen."

Lalu anak perempuan yang menyebutkan namanya tersebut membuka matanya.

Sebentar lagi matahari akan tidur sejenak. Jeeni melihat siluet bayangan dirinya berada di tiga puluh derajat dari hadapannya. Langit mulai berwarna merah bercampur kuning menandakan bahwa hari akan berubah menjadi gelap.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Half My Time 'Na Jaemin'Where stories live. Discover now