Prolog

264 25 30
                                    

Aku yakin pasti kalian tau bagaimana caranya untuk saling menghargai sesama manusia

🌸Trailer🌸






Semburat cahaya matahari saat ini akan menghilang karena waktunya cahaya bulan yang akan menerangi bumi bagian Asia. Di waktu seperti ini, sekitaran sungai Han menjadi ramai oleh orang-orang yang ingin menikmati sejuknya udara. Adapun yang hanya sekadar lewat karena waktunya untuk pulang dari kerja juga.

Saat ini kegiatan Jeeni hanyalah duduk di taman sungai Han, menyalakan musik, dan menyalurkannya ke telinganya melalui earphone putih yang akan menutup lubang telinganya. Situasi seperti ini sangat nikmat. Angin yang tidak terlalu kencang, melambaikan beberapa helai rambutnya yang tidak ikut terkuncir, disambung dengan alunan musik yang cukup menenangkan dirinya.

Ketika musik berputar, Jeeni ingin menikmati alunan musik itu dengan menutup matanya dan sedikit menengadahkan kepalanya ke atas.

Tanpa membuka matanya, Jeeni merasakan seseorang tengah menghampirinya dan duduk disampingnya. Bagaimanapun juga, ia tidak akan peduli dengan siapakah sosok yang ada di sampingnya.

Tolong jangan ganggu waktu ketenanganku yang nyaman seperti ini.

Ternyata takdir berkata lain. Sosok yang kini disampingnya telah meraih earphone yang menggantung di telinganya.

Hal yang pertama kali Jeeni lakukan adalah diam sejenak, kemudian membuka matanya sambil menggerakan kepalanya untuk menoleh ketempat orang itu berada.

"Aku masih penasaran."

Jeeni mematikan musik dari ponselnya.

"Tentang apa?"

"Kenapa seorang anak yang memiliki satu kekurangan pasti akan dipandang sebelah mata oleh orang lain? Sekalipun kekurangannya itu bukanlah ada pada dirinya."

Jeeni menatap wajah laki-laki yang memiliki kulit putih seperti susu. "Tolong, jangan jadikan kelemahan atau kekurangan itu sebagai alasan."

Jaemin menghela napasnya dengan berat. "Ibarat kamu melihat selembar kertas putih polos. Kemudian aku memberi setitik tinta hitam pada kertas itu. Pasti pandanganmu akan teralihkan pada titik tinta hitam itu, bukan?"

Mendengar jawaban Jaemin, Jeeni terdiam membeku dan tetap melihat ke arah laki-laki yang berada di sampingnya saat ini. Jaemin tetap mempertahankan senyumnya yang lebar. Bahkan sorot matanya pun ikut tersenyum.

Half My Time 'Na Jaemin'Kde žijí příběhy. Začni objevovat