TRACK 4 : PLAYBACK (A)

570 86 31
                                    

~~~

🐞🐞🐞

~~~

Silauan cahaya matahari yang mulai tinggi menembus celah-celah  gorden yang terpasang asal di jendela kamar apartement elit di pusat kota Seoul. Biasan cahaya itu menyinari ranjang berukuran Queen Size milik seorang putri pewaris mansion yang tengah tertidur lelap dalam mimpinya. Rambutnya yang berantakan menutupi hampir seluruh wajahnya. Kulit putih gadingnya terbungkus rapat dalam selimut tebalnya. Perlahan jiwa di alam bawah sadarnya mulai datang yang membuat tubuhnya menggeliat malas.

“Tolong tuangkan lagi!”

Ia tercenung. Tiba-tiba saja ia mendengar suara asing tidak jauh dari telinganya. Ujung matanya yang penuh dengan belek itu terasa seperti lem yang membuatnya kesulitan untuk melihat. Bahkan ia harus kesulitan untuk menyibak rambut-rambut kusutnya. Gerakan bringasnya menyingkirkan rambut dari wajahnya membuatnya tidak sadar kulit lengannya menyentuh benda asing di dekatnya.

“Argh.. Aku ingin lagi. Aku tidak mau pulang!”

PLAK!

Sebuah lengan besar sukses mendarat di wajah Hanbi dengan kasarnya. Kecemasan mulai melanda wanita muda itu. Ia bergegas menyingkirkan lengan itu dan membangkitkan tubuhnya dari ranjangnya. Pandangannya kini fokus pada sosok shirtless seorang pria yang membungkus dirinya bersama dengan selimut Hanbi.

‘Tunggu! Shirtless?’ batinnya.

Hanbi baru menyadari dirinya kini telah mengenakan pakaian dalamnya saja di balik selimutnya. Jari-jari lentiknya kini menjulur untuk sekedar menggerakkan kepala pria itu yang membelakangi dirinya. Ia ingin tahu siapa di balik sosok asing yang telah tidur dengannya.

“AAARGH!!!”

BRUK!

Tubuh Hanbi terjungkal ke lantai tanpa ia sadari. Kini ia mengusap pantatnya yang terasa sakit telah mencium dinginnya lantai kamarnya.

"Ishh..." rintihnya.

Ia melirik sebentar pria yang tertidur di atas ranjangnya. Pria itu bahkan tidak bereaksi sedikitpun saat teriakan Hanbi menggaung di setiap sudut ruangan itu. Kini kesempatan baginya untuk mengambil piyama bergaya kimono yang tergantung di sudut ruangannya. Ia tidak ingin orang itu melihat limitnya penutup tubuhnya.

Perlahan Hanbi mengamati sosok bagai orang mati itu. Ia menaikkan kakinya menjulur ke atas ranjangnya hanya untuk menyentuh pria itu, seakan pria yang tertidur seperti malaikat itu adalah makhluk yang menjijikan.

“Hey! H...Hhhuang!” panggilnya saat ujung ibu jari kakinya menyentuh punggung polosnya.

“Hy... Hey...” ujarnya gagap.

BRAK!

“HOH, OMO!

Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya keras hingga membentur dindingnya. Hanbi terkejut mendapati seorang pria lain juga ada di apartemennya. Bahkan keadaannya tidak sama baiknya dengan pria yang masih tertidur di dalam selimutnya. Pria yang berdiri di tengah pintu itu tengah mengenakan kaus singlet dan celana boxer untuk menutupi tubuhnya. Rambutnya juga masih acak-acakan khas orang bangun tidur.

MISSION EIGHT (8)Where stories live. Discover now