XXIX. He Has An Unfeeling Heart

5.5K 301 34
                                    

Saya mohon maaf kepada para pembaca karena telah membuat kamu menunggu begitu lama, bahkan ada yang mengira saya hiatus. Saya tidak hiatus. Hanya saja, kegiatan sekolah saya bertambah padat dan kondisi kesehatan saya selama dua minggu terakhir tidak baik.

Selamat membaca! 😁

Next Chapter: 75+ vote

Cilia tersenyum singkat saat netra birunya melihat dua orang pelayan sedang berdiri di area drop off Emior Hotel. Salah satu dari kedua pelayan itu membukakan pintu mobil dan membantunya turun. Sayangnya, Cilia tidak sempat melihat dua pelayan itu karena mereka terlihat berusaha menghindari kontak mata. Tanpa banyak bicara, mereka menuntun sang tamu ke pintu masuk Emior Hotel.

Mata biru wanita itu menangkap pemandangan tangan kedua pelayan tadi yang pucat dengan jari-jarinya bergetar pelan. Dia mulai mempertanyakan sisi kemanusiaan atasan mereka dan yakin bahwa atasan itu sudah tidak waras karena mereka diberi tugas untuk menyambut kedatangannya saat angin di penghujung musim dingin masih bisa membuat tubuh menggigil. Tetap menyuruh bawahannya untuk menyambut tamu dalam situasi seperti ini sama saja dengan menyuruh mereka bunuh diri. Sungguh atasan yang zalim.

Saat melewati pintu masuk, Cilia langsung mendapat sambutan berupa pelayan-pelayan hotel yang berbaris rapi. Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan paling rapi dan berada di paling depan segera menyapa sang tamu istimewa, "Selamat datang di Emior Hotel, Miss Cilia. Kami telah menunggu kedatangan anda."

Cilia menangkap tulisan 'General Manager of Emior Hotel' pada tanda pengenal yang disematkan di sebelah kanan jasnya. Sebelum pergi, Cilia sudah menduga bahwa dirinya akan disambut oleh para atasan hotel bintang lima ini, sekurang-kurangnya orang yang menjabat sebagi GM. Sadar bahwa ia belum membalas sapaan pria itu, Cilia segera tersenyum kemudian membalas sapaannya dengan sopan, "Terima kasih atas sambutannya. Saya puas dengan pelayanan yang anda berikan."

"Memang tugas kami untuk memberikan pelayanan terbaik agar para tamu puas dan nyaman."

"Apakah kita akan berbincang di sini dan membuat atasan anda menunggu?" tanya Cilia dengan cepat.

GM itu sontak menggeleng, "Tentu tidak, Miss Cilia. Direktur operasional kami telah menunggu anda di restoran. Izinkan saya memandu anda."

Wanita itu segera berjalan mengikuti GM Emior Hotel menuju ke restoran hotel. Namun, saat memasuki daerah restoran, mereka berbelok ke arah yang berlawanan dengan ruang makan. Cilia sempat bertanya-tanya dalam diam, tapi pertanyaannya telah dijawab dengan masuknya mereka ke dalam lift. Wanita itu sempat melihat sang GM menekan tombol yang membawa mereka ke lantai 5.

Setelah Cilia dan GM Emior Hotel keluar dari lift, mereka terus berjalan. Sepanjang perjalanan, para pelayan yang berpapasan dengan mereka berhenti dan memberi hormat. Kebanyakan dari mereka tengah membawa troli makanan. Mereka masuk dan keluar dari setiap pintu di lantai ini.

Berdasarkan penjelasan singkat sang GM, lantai ini juga restoran hotel. Namun, di lantai ini disediakan ruang pribadi agar para tamu yang ingin privasinya lebih terjaga merasa nyaman. Di lantai ini, terdapat 9 ruangan yang besar dan setiap ruangan menghadap ke arah Kota London. Sehingga, tempat ini cocok bagi orang yang ingin makan malam sambil disuguhkan pemandangan malam London.

"Miss Cilia, kita sudah sampai. Mohon menunggu sebentar," ucap sang GM kemudian masuk ke ruangan tempat dia berhenti. Tidak lama kemudian, pria itu keluar dan pintu besar yang menjadi penghalang untuk masuk dibuka oleh dua orang pelayan di sisi kanan dan kiri.

"Silakan masuk, Miss Cilia. Mr. Morgan telah menunggu anda."

Wanita itu tersenyum, mengambil oksigen sebanyak mungkin kemudian masuk ke ruangan itu. Setelah pintu besar tertutup, dia terkesima dengan interior ruangan ini. Dindingnya berwarna cokelat mengkilap dan lantainya ditutupi dengan karpet berwarna hijau gelap berpola lingkaran. Meskipun warna gelap saling dipadukan, tidak mengurangi nilai estetika ruangan tersebut.

Lucky BastardDonde viven las historias. Descúbrelo ahora