Ampas

80 5 0
                                    

       Hari sudah semakin gelap. Hujanpun sudah mulai reda hanya hembusan angin yang dinginnya cukup menusuk tulang yang tersisa. Gelasku juga sudah mulai kosong hanya menyisakan ampas di dasar gelasnya. Memutar kembali kenangan masa kecilku membuatku rindu dengan Ibu, terutamanya Bapak. Bagaimana kabar mereka? Sudah tiga hari Aku tidak menghubungi mereka karena kesibukanku dalam mengejar deadline yang minta ampun galaknya.

       Kuambil handphone yang sejak tadi terhubung dengan kabel pengisi baterai. Kunyalakan handphone dan langsung kudapati beberapa panggilan yang tidak terjawab serta beberapa SMS dan e-mail yang baru saja masuk. Kubuka satu persatu ada Ibu dan juga tanteku yang beberapa kali menelponku. Ada apa sebenarnya? Tanpa pikir panjang langsung kuhubungi Ibu. Tidak perlu menunggu beberapa lama, setelah nada panggilan kedua sudah terdengar suara Ibu diseberang sana.

       "Kinan .."

       "Ibu. Ibu apa kabar?"

       "Kinanthi .."

       "Ibu, Bapak mana?"

       Diam diseberang sana, tidak ada jawaban dari Ibu atas pertanyaanku. Aku merasakan sesuatu yang aneh pada sikap Ibuku.

       "Kinan, kamu bisa pulang nak?" Kini Ibu berbicara dengan suara yang terdengar lirih.

       "Ibu, sebentar lagi Kinan pulang. Kerjaan Kinan sudah selesai tapi penerbangan Kinan ke Indonesia baru tiga hari lagi. Ibu tunggu Kinan, yah?"

       "Ibu bisa nunggu kamu nak. Tapi Bapak kamu .." Ucapan Ibu terhenti dan mulai Aku mendengar isakan dan setelahnya tangis Ibu pecah.

       "Kinanthi, Bapak kamu sudah tidak ada nak. Kamu pulang, yah! Ibu kamu perlu kamu saat ini." Itu bukan suara Ibu tapi suara tanteku. Sekujur tubuhku kaku. Aku benar-benar tidak bisa berfikir bahkan Aku tidak tahu apa yang harus Aku lakukan saat ini, yang kulakukan hanyalah mengambil satu gelas kosong dan menuang kopi tanpa takaran dan air panas kedalamnya. Entah apa yang merasukiku, kopi panas kuhabiskan dalam sekali teguk dan hanya menyisakan ampas.

       Bapak orang pertama yang mengenalkanku pada kopi. Bapak cinta pertama bagi anak perempuanya yang bernama Kinanthi, seorang gadis yang diharapkan merupakan lukisan kisah-kisah cinta orang-orang disekitarnya. Dia lah Bapak, orang dengan kopi dua gelas dan ampasnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AmpasWhere stories live. Discover now