27 - Alysa Menghilang

6.5K 278 2
                                    

     Mata Kevin terpejem dengan kedua tangan menarik kuat rambutnya sendiri. Ketika suara ketukan pintu terdengar, barulah ia membuka mata.

“Masuk!” teriaknya seraya berjalan mendekat pada pintu ruangannya.

Pintu terbuka dan nampak seorang Retno Dewantoro, si direktur keuangan di Perusahaan DN Property. Baru beberapa detik Retno berhasil menutup pintu ruangan, Kevin langsung memberi pukulan bertubi-tubi di seluruh wajah Retno.

Sama sekali tidak menghiraukan ucapan ampun Retno, Kevin terus menerjang Retno tanpa ampun dan alasan.

“A-Ampun, Pak- Ampun...”

Kesepuluh kalinya Retno meminta ampun barulah Kevin berhenti menonjok tubuh Retno. Napasnya terengah karena terlalu membabi buta. Mata merahnya tidak lepas memandang Retno yang tengah berusaha bangkit berdiri.

“Dimana Alysa?!” teriak Kevin ketika Retno sudah berdiri di hadapannya.

Sejenak, Retno tercengang mendengar pertanyaan itu. Darimana Kevin tahu bahwa Alysa hilang? Kepala Retno tertunduk takut. “Sa-saya tidak tahu, Pak.” jawabnya, lebih memilih mencari aman.

“Pasti gara-gara lo kan, Alysa hilang! Ternyata gue salah udah mempercayakan Alysa ke lo. Janji lo basi, tau nggak?!” Kevin mencak-mencak tidak karuan. Ia hendak menerjang Retno lagi, namun Retno segera menghindar.

“Saya benar-benar nggak tahu, Pak. Alysa hilang karena—,”

“Karena keegoisan lo!” sambung Kevin. Wajahnya sudah merah padam. Keringan bercucuran di dahi. Matanya berkobar kemarahan abadi pada Retno.

Kepala Retno menggeleng keras. Masalah hilangnya Alysa, ia merasa tidak bersalah. Ia sendiri pun bingung dimana Alysa. Terakhir melihat sang istri, kala itu selepas pulang kerja. Dimana Alysa marah-marah tidak jelas padanya sampai akhirnya Alysa pergi menggunakan motor dan sampai saat ini entah dimana rimbanya seorang Alysa.

Sudah lima hari ini Alysa tidak pulang rumah. Retno sendiri sudah mencari-cari, bertanya kesana-kemari pada Risma dan tentunya Nunung. Tapi mereka bilang tidak tahu dimana keberadaan Alysa.

“Kalo merasa udah nggak biaa jaga Alysa, mending lo lepas dia! Ceraiin Alysa dan biarin dia bahagia!” tukas Kevin.

“Tap—,”

“Nggak usah banyak ngomong! Sekarang, lo angkat kaki dari perusahaan ini. Lo resmi di pecat!” sergah Kevin, sebelum akhirnya Retno melanjutkan kalimat.

Puas melampiaskan segala amarah yang mengganjal dalam dada, Kevin keluar dari ruangannya begitu saja. Mengabaikan teriakan Retno yang memohon untuk tidak di pecat. Tujuan Kevin sekarang adalah ke apartement. Dimana disana ada seseorang yang tengah menunggunya.

Sekitar dua puluh lima menit, Kevin tiba di unit apartementnya. Hal pertama yang ia temukan adalah sosok seorang wanita tengah duduk santai di sofa sambil menonton siaran televisi. Saat itu pula senyumnya mengembang. Segera ia memposisikan diri, duduk di sebelah wanita itu. “Udah mau keluar kamar nih?” tanyanya memasag wajah jahil.

Wanita itu tersenyum. Mata merah nan sembabnya agak menyipit, bibir keringnya sekilas memudar. “Bosen di kamar terus.”

Kevin mengangguk, menyetujui jawaban lawan bicaranya. “Udah makan?”

“Udah, tadi di kulkas lo ada pancake sama buah, gue makan.”

Kevin terkekeh. Tangannya terangkat hendak mengacak-acak gemas rambut wanita di sebelahnya, namun ia urungkan niat itu kala menyadari bahwa sedari tadi lawan bicaranya berbicara tanpa ekspresi. Mata wanita itu sama sekali tidak terindahkah ke lain arah dan hanya menatap ke depan, tepatnya menatap layat televisi.

Marriage Absurd (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang