Part 9

343 32 5
                                    

Haii balik lagi ya sama author...
Maaf author lama update nya..
Ya author terlalu sibuk, walaupun di jelaskan juga percuma hehehe.
Yg penting author sekarang udah update ya...
Jangan lupa vote dan comment ya...
Vote dulu baru baca terus commen .. okkay ...

Yuk lanjut membacanya...
Happy reading guys......

Hari ini Bastian di sibukkan dengan pasien pasien yang semakin banyak berdatangan dalam kliniknya. Bastian mencoba untuk memfokuskan pikirannya pada pasien pasiennya.

Sebenarnya saat ini Bastian sangat memikirkan Sarah. Tetapi di sisi lain Bastian masih sangat kecewa dengan kenyataannya dengan Sarah. Pikirannya saat ini sangat mengganggunya, dia benar benar masih terfikir bagaimana Sarah saat ini.

"Sial, kenapa aku tidak bisa fokus begini? Kenapa aku harus memikirkannya yang belum tentu memikirkan aku." Batin Bastian.

"Dokter, tolong hati hati. Bisa bisa kamu salahemberi obat padaku. Fokuslah." Kata pasien.

Lamunan Bastian terbuyarkan dengan pernyataan pasiennya." Ohh maafkan aku." Kata Bastian tergagap gagap.

"Dokter, apakan kamu lelah? Jika kamu lelah kamu bisa istirahat saja. Biarkan aku yang melanjutkan memeriksa pasien paaiennya." Ucap dokter Alena.

"Tidak perlu, aku tidak apa apa. Aku akan menyelesaikan semuanya." Ucap Bastian.

'Bastian, hal ini lah yang membuatku semakin cinta sama kamu. Kegigihan dan konsistenmu dalam menyembuhkan pasienmu meskipun kamu lelah.' Batin dokter Alena.

***
Di sisi lain Sarah terus mengotak atik handphone nya mencoba untuk menghubungi Bastian.berulang kali dia mencoba menghubungi Bastian dan mengirim pesan pada Bastian sekedar untuk ingin tahu keadaan Bastian saat ini tapi sama sekali tidak di respon. Tidak ada satupun telfon dari Sarah di angkatnya. Dan pesan dari Sarahpun tidak di baca sama sekali.

"Arggh kenapa tidak satupun pesanku yang dia balas. Bahkan tidak ada satupun panggilanku yang dia respon. Apa dia sesibuk ini? Apa dia masih marah denganku, seharusnya dia memberiku kesempatan untuk menjelaskan semuanya." Ungkap Sarah.

"Kamu kenapa, kok cemberut seperti itu? Apa ada masalah, ceritakan pada papa." Kata Edward tiba tiba.

Sarah hanya diam tak menjawab . Sarah beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan pak Edward sendirian. Karena Sarah saat ini sedang tidak ingin berbicara dengan pak Edward.

"Apa kamu masih marah sama pap, sampai sampai kamu tidak mau bicara dengan papa."

Sarah tetap berdiri tanpa menjawab pertanyaan dari papanya.

"Hanya karena masalah itu kamu sampai membenci papsmu sendiri?"

Sarah menoleh dan menghampiri papanya. Dia berdiri tepan di depan papanya.
"Hanya? Hanya papa bilang? Maaf pa kalau memang sarah buat papa kecewa. Tapi ini pilihan Sarah pa. Sarah sudah sering mengikuti apapun semua keinginan papa. Tapi untuk yang satu ini sarah benar benar tidak bisa mengikutinya. Maaf kalau paoa masih tetap pada pilihan papa ,Sarah juga akan tetap pada pilihan Sarah. Dan Sarah akan yetap memperjuangkan Bastian." Ucap sarah sambil meninggalkan papanya.

"Kalau begitu papa juga akan melakukan berbagai cara agar kamu bisa menuruti kemauan papa. Papa akan melakukan sesuatu agar Bastian jauh dengan kamu."

Kata kata papanya membuat Sarah menghentikan langkahnya kembali. Airmatanya mulai menetes. Tubuhnya bergetar, nafasnya tak beraturan. Matanya terpejam sejenak menahan emosi.

"Apa yang akan papa lakukan." Kata sarah lirih.

"Apa saja yang papa suka, bahkan papa tidak segan segan untuk memecatnya agar tidak bisa bertemu lagi denganmu."

Amazing LoveWhere stories live. Discover now