Bab 23

609 53 5
                                    

Satu minggu sudah Sehun terbaring koma di rumah sakit. Tidak ada perubahan, bahkan seperti tidak ada harapan lagi. Walau nama Sehun sudah tercantum dalam daftar pasien yang membutuhkan donor jantung, tetapi tentu saja di dunia ini bukan hanya laki-laki itu yang membutuhkannya. Dokter Kang juga sudah tidak bisa berbuat banyak dan meminta semuanya bersiap untuk menerima keadaan terburuk sekalipun.

Siera menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke belakang kursi di kamar rawat Sehun. Sudah satu jam lebih sejak kedatangannya ke kamar ini, ia tidak beranjak dari posisi duduknya dengan mata tak lepas menatap ke layar televisi yang sedang menayangkan sebuah drama percintaan di mana sang tokoh utamanya mengidap penyakit parah. Awalnya ia tidak terlalu memahami jalan cerita tersebut sampai si tokoh itu mengatakan bahwa ia ingin tetap bertahan hidup demi orang yang dicintainya. Kata-kata yang mengingatkannya pada kalimat Sehun dalam lirik lagu itu. Kata-kata yang memiliki makna sama, walau diekspresikan dengan cara yang berbeda.

Siera melirik sebentar ke arah Sehun, lalu menghela napasnya lagi. Udara di kamar ini mendadak terasa sesak. Ia butuh udara segar. Wajahnya nampak sangat lelah dan matanya terlihat bengkak karena jarang tertidur pulas. Berjalan-jalan di taman rumah sakit selama beberapa menit mungkin bisa membuat dirinya lebih baik. Ia bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar rawat Sehun.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Di tengah-tengah pikiran Siera yang sibuk mempertanyakan hal itu, tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Matanya terpaku pada seorang gadis yang sedang berjalan berlawanan arah darinya dengan kepala tertunduk.

Oh Hayoung? Benarkah gadis itu?

Seakan tersadar ada yang memperhatikan, Hayoung mengangkat wajah. Saat itu juga matanya yang hitam tersentak kaget ketika bertemu pandang dengan mata Siera. Langkahnya tiba-tiba saja ikut terhenti.

Tidak salah lagi. Itu benar-benar Hayoung. Siera tidak mampu berpikir apa-apa selain memerintahkan kakinya untuk kembali melangkah menghampiri gadis itu. Perasaan gengsi dan malu yang selama beberapa terakhir kemarin ia rasakan menguap begitu saja dan berganti dengan kelegaan hanya karena melihat gadis itu. Entah apa yang Hayoung lakukan di sini. Entah apakah gadis itu sedang berobat, check up, atau memang ingin menjenguk Sehun, ia tidak terlalu peduli. Yang terpenting sekarang adalah kenyataan bahwa Hayoung ada di depan matanya agar ia bisa meluapkan perasaannya dan juga memberitahukan informasi penting tentang kakaknya yang harus diketahui gadis itu.

Hayoung sepertinya masih terlalu kaget, sampai ia tidak bisa bereaksi sedikit pun. "Aku...," ia mulai membuka mulut, namun menutupnya kembali karena tersadar masih belum bisa menemukan suaranya. "Aku...kumohon," ucapnya dengan terbata-bata. "Sekali lagi saja.... Kumohon izinkan aku untuk melihat Sehun sekali lagi saja, Siera-yah. Setelah itu aku janji tidak akan—"

Belum sempat Hayoung menyelesaikan kalimatnya, Siera sudah menarik gadis itu ke dalam pelukan. "Maafkan aku." Tanpa bisa dicegah air mata menetes jatuh dari kelopak matanya. "Maaf karena aku telah mengusirmu dari sini."

**

Ketika melihat Siera berjalan menghampirinya, tiba-tiba saja napas Hayoung tercekat di tenggorokan. Ia hanya bisa mematung seakan tak bisa menggerakkan tubuhnya untuk melangkah. Melihat Siera membuat sebagian hatinya tercabik karena harus diingatkan kembali dengan penjelasan gadis itu ketika sedang bersama Chorong. Hati kecilnya masih ingin berharap bahwa apa yang didengarnya waktu itu salah. Pasti ada jalan keluar di balik semua itu. Sehun pasti bisa bertahan hidup karena ia sudah datang. Karena Sehun sendiri yang mengatakan bahwa dirinyalah yang bisa membuat laki-laki itu merasa hidup kembali.

"Aku...," Selama beberapa detik, ia masih belum bisa menemukan suaranya. "Aku...kumohon," butuh tenaga besar untuk mengeluarkan suaranya yang terdengar parau. Berbagai perasaan menyatu dalam hati, membuat otaknya tidak bisa berpikir. "Sekali lagi saja.... Kumohon izinkan aku untuk melihat Sehun sekali lagi saja, Siera-yah. Setelah itu aku janji tidak akan—" ia begitu terkejut ketika menyadari Siera telah meraih tangannya, kemudian dengan cepat menariknya ke dalam pelukan.

Someday For You (Oh Couple_Sehun_Hayoung)Where stories live. Discover now