// Bab 24 //

1.5K 222 24
                                    

"Aku tidak pernah bisa benar-benar marah terhadap kamu."

🐿🐿🐿

Untuk beberapa waktu ke depan, Yeri tidak ingin melihat wajah tampan JungKook karena dia masih dongkol gara-gara kejadian tadi pagi.

Tapi, rencananya terpaksa gagal karena begitu Yeri keluar dari ruangan wawancara, JungKook sudah berdiri didepan pintu ruangan wawancara Yeri sambil berpose ganteng seperti idol ingin photoshoot.

JungKook, mencegatnya.

Yeri berpura-pura tidak melihat JungKook, tapi JungKook malah mencekal tangannya, menjadikan mereka berdua pusat perhatian.

Desas-desus tetangga mulai terdengar dan Yeri nggak suka itu. Dia jadi makin bete.

Karena tidak ingin membuat gosip, Yeri menurut saja kemanapun JungKook akan membawanya. Belum diterima jadi mahasiswi kampus ini saja dia sudah terkenal di kalangan mahasiswa/i, susah memang dekat dengan orang famous macam Jeon JungKook.

Bawaannya di nyinyirin terus sama kaum-kaum ciwi yang penuh dengan keirian.

Dan disinilah mereka sekarang. Di starbucks jauh dari kampus guna menghindari orang-orang kampus yang bisa saja ada.

Belum ada yang bersuara sejak 5 menit yang lalu. Mereka memilih menyibukkan diri dengan minuman dan makanan yang mereka pesan masing-masing. Baik keduanya tidak tau harus berbicara apa dan bingung bagaimana memecah kecanggungan yang ada.

Yeri sih gengsi ingin berbicara duluan. Ia merasa disini dialah yang tersakiti. Maka yang seharusnya berbicara duluan itu ya JungKook.

"Ekhmm!" JungKook berdeham membersihkan tenggorokannya. JungKook menyingkirkan gengsinya dan memutuskan untuk berbicara duluan. Dia sadar kok kalau dia yang salah.

"Maafin gue udah bentak lo tadi dan nggak sengaja lo jadi pelampiasan marah gue." Jelas JungKook sambil menatap lekat ke arah mata Yeri langsung.

Yeri nggak pernah bisa ditatap laki-laki langsung ke mata. Apalagi JungKook, makin lemah saja dia.

Yeri pun memilih pura-pura mengaduk-aduk minumannya dan berkata, "Iya nggak apa-apa." Yeri menyeruput minumannya sebentar sebelum melanjutkan lagi perkataannya.

"Makanya kalau punya masalah jangan dipendam sendiri. Apa gunanya teman dekat kalau bukan buat curhat? Siapa tahu lega..." Yeri menatap JungKook sekilas, "... Kalau ragu buat cerita ke gue karena mulut gue yang kayak ember bocor, seenggaknya cerita ke anak Bangtan. Mereka kan sahabat lo dari kecil, meskipun nggak waras gitu, mereka pasti juga bisa serius lah."

JungKook tertawa kecil mendengar olokan Yeri pada teman-temannya, semua itu memang benar.

Lalu selanjutnya tanpa Yeri duga, JungKook meraih tangan Yeri yang ada di atas meja dan menggenggamnya.

Yeri mendongak dan matanya bertemu dengan mata tajam JungKook yang seakan-akan menguncinya.

JungKook menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa, dan Yeri ... tidak bisa mendeskripsikan bagaimana tatapan itu.

"Kalau gue pengen percaya sama lo, gimana?" Kata JungKook dengan lembut.

Beneran, deh. Yeri nggak bisa berkata-kata, Yeri seakan-akan terkunci oleh tatapan JungKook dan tenggelam didalamnya.

Dia tidak menanggapi apa-apa. Nyawanya seakan melayang entah kemana.

"Gue harap lo nggak mengecewakan gue. Karena mulai sekarang ... gue akan berusaha buat percaya sama lo."

JungKook mengakhiri itu dengan senyuman lembutnya dan mengacak rambut Yeri lembut.

Ambyar udah Yerinya 😱

× × ×

"Ma-makasih, Kak." Kata Yeri gagap sambil membuka pintu mobil JungKook.

JungKook terkekeh mendengar ucapan yang nggak biasa dari Yeri. Sebenarnya Yeri sering sih bilang terimakasih, tapi dengan nada ceria tentunya. Kalau gagap seperti tadi, bukan Yeri banget.

"Canggung banget, sih. Biasa aja kali." Kata JungKook. Yeri ngangguk-ngangguk aja.

"Duluan, Kak." Setelah itu Yeri langsung ngibrit masuk ke dalam rumah, sementara JungKook melajukan mobilnya memasuki carport.

JungKook berjalan keluar dari carport menuju kamarnya dengan bersenandung sambil memainkan kunci mobil ditangannya. Hatinya terasa lega sekarang, meski belum bercerita apa-apa tentang masalahnya pada Yeri atau siapapun.

Setelah sekian lama ... akhirnya ia memutuskan untuk kembali mempercayai orang lain. Dan rasanya itu begitu mendebarkan.

"Kook! Lo nggak lagi gila, kan?" Bukannya sambutan baik yang menyambut kedatangan JungKook saat dia membuka kamar, malah ejekan dari NamJoon yang didapat.

Karena JungKook dalam mood yang baik, dia acuh. Malah balas dengan cengiran.

"Benar-benar udah nggak waras deh Lo kayaknya. Kemarin aja uring-uringan, sekarang malah cengar-cengir. Serem juga lama-lama melihatnya." Kata NamJoon sambil bergidik ngeri.

"Bukannua senang lihat teman dalam mood baik, malah di olok-olok. Gimana sih Bang!" Kata JungKook sambil membuka kemejanya yang menyisakan kaos putih tipis. JungKook melemparkan kemejanya ke keranjang cucian kotor lalu mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Sebelum itu dia mencomot keripik kentang yang sedang dimakan NamJoon.

"Makin lengket aja lo kayaknya sama Yeri." Itu pernyataan terakhir yang JungKook dengar sebelum dia menutup pintu kamar mandi.

Dan JungKook tersenyum kecil.

To Be Continued...

22 October 2017

A/n

Double up bcs chap sebelumnya pendek hehehe...

Salam, 방탄 벨벳💕💕







The Great Wall Between Us // Jungri 《Completed》Where stories live. Discover now