Chapter 2

809 69 5
                                    

Anyeong, setelah di pikir². Saia bakal nerusin cerita ini, walapun otak sudah agak buntu dan cerita agak gaje *curhat
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian di toilet, entah kenapa Luhan jadi lebih sering di bully oleh Sehun and the geng. Bukan hanya saat jam istirahat, pulang sekolah, namun di depan guru juga. Tetapi Luhan menyangkal bahwa mereka hanya main-main saja.
.
.
.

Siang hari saat Luhan sedang berada di lapangan basket, tiba-tiba ada Sehun and the geng yang berjalan ke arahnya dengan membawa sekantong plastik hitam. Luhan yang didekati hanya bisa diam di tempat. "Hai cupu, apa kau sedang menunggu kami?" ucap Kai sambil mengeluarkan berang yang berada di dalam plastik hitam,dan ternyata isinya adalah sekotak telur busuk, tepung, saus,dan mayones. "Oh iya, jika kau sudah menunggu kami sangat lama tadi, sebagai balasannya kami akan mendandanimu seperti boneka barbie gimana. Tak keberatan kan??" ucap Chanyeol sambil membuka tepung yang akan ditumpahkan di kepala Luhan. Namun belum sampai menumpahkan tepung di kepala Luhan,tiba-tiba seorang guru yang lewat di lapangan basket "Yak, apa yang kalian lakukan" teriak guru itu sambil berlari ke arah mereka. ChanKai yang yang mengetahui bahwa guru itu berlari ke arah mereka langsung lari terbirit-birit dan menjatuhkan tepung sembarangan, sehingga tepung itu ber ceceran dimana-mana. Sehun yang kebingungan kenapa kedua temannya itu berlari, langsung menengok ke belakang. Dan betapa kagetnya Sehun ketika melihat seorang guru berlari kearahnya.

"Ohh shit, kenapa Choi ssaem ada disini" batin Sehun saat mengetahui guru yang berlari ke arahnya adalah Choi ssaem,guru yang dikenal sebagai guru ter-killer sesekolah. Ketika Sehun hendak berlari, ada sebuah tangan yang menjewer telinganya. "Yakk, Choi ssaem lepaskan telingaku." Sehun berontak sambil berusaha menarik tangan Choi ssaem agar melepaskan telinganya. Namun bukannya melepaskan tangannya, Choi ssaem malah lebih menguatkan jewerannya dan menyeret Sehun menuju ruang guru. Luhan yang melihat kejadian itu hanya menunduk sambil tersenyum kecil dan berjalan mengikuti Choi ssaem menuju ruang guru tanpa melepaskan tangannya dari telinga Sehun. *poor sehun
.
.
.

•> Ruang Guru

Setelah tiba di ruang guru, Sehun dan Luhan hanya duduk dan diam di depan meja Choi ssaem. Kenapa mereka hanya duduk dan diam?  Yah, karena mereka berdua sedang ditatap dengan sangat tajamnya setajam gunting kuku oleh Choi ssaem.*canda

"Sehun, apa yang kau lakukan dengan Luhan dan bisa kah kau jelaskan tentang kejadian tadi di lapangan basket" tanya Choi ssaem masih dengan tatapan tajamnya.

"Ssaem. . . A-aku tak melakukan apapun padanya. Aku hanya melihat saja, Chanyeol dan Kai lah yang membully nya tadi. " bantah Sehun masih dengan wajah datarnya namun ada sedikit kegugupan si hatinya. Luhan yang takut hanya menundukkan kepalanya.

"Tapi kenapa kau malah membiarkan Luhan di bully oleh Chanyeol dan Kai, seharusnya kau menolong nya bukan hanya menonton" ucap Choi ssaem pada sehun dengan sedikit berteriak. Sehun yang diteriapi hanya terdiam tanpa membantah.

"S-Ssaem, Sehun tidak bersalah. I-ini semua salahku." ucap Luhan terbata sambil melirik Sehun yang berada di sebelahnya.

"Luhan kau tak usah membelanya. Sekarang tugas kalian berdua membersihkan toilet dan gudang belakang sekolah. " ucap Choi ssaem akhir sambil memberi Sehun kunci gudang lalu keluar ruang guru, karena dia punya tugas mengajar di kelas 12-B. Tanpa membantah, Sehun dan Luhan bangkit dari duduknya lalu keluar dari ruang guru.
.
.
.

Saat dalam perjalanan menuju toilet, Luhan sempat melirik Sehun "Mian. Gara-gara aku, kau jadi dihukum seperti ini" ucap Luhan tanpa mengalihkan pandangannya dari Sehun. Sehun yang mendengar ucapan Luhan hanya melirik sekilas tanpa membalas ucapan Luhan.

Sesampai di toilet, Luhan dan Sehun langsung mengambil alat kebersihan di sudut toilet. Setelah mengambil alat kebersihan, mereka berbagi tugas. Sehun bagian mengelap saja, sedangkan Luhan bagian mengepel toilet.
.
.
Hampir setengah jam Sehun dan Luhan membersihkan toilet, namun toilet nya tak kunjung bersih. Saat Luhan sedang mengepel di salah satu bilik toilet, tanpa Luhan sadari ternyata ia tak sengaja menyenggol  sabun cair untuk mengepel hingga tumpah dan berceceran dimana - mana. Setelah selesai mengepel, Luhan keluar dari bilik tanpa memperhatikan lantai yang licin akibat sabun cair yang tumpah tadi sehingga membuatnya terpeleset hingga terjungkal ke belakang. Sehun yang mendengar seperti barang jatuh di belakang nya langsung berbalik dan menatap Luhan dengan mata terkejut. Lalu Sehun berjalan mendekati Luhan "Gwaenchanayo" ucap Sehun sembari mengulurkan tangannya. Luhan pun langsung mendongak dan meraih tangan Sehun sambil berujar "Ahh.. N-ne, gwaenchana" kemudian luhan membereskan lantai yang licin akibat sabun cair yang tumpah tadi.
.
.
.

Selesai membersihkan toilet selama ±1jam, Sehun dan Luhan bergegas menuju gudang yang berada di belakang sekolah. Selama perjalanan menuju gudang tak ada satupun yang berbicara sampai Sehun berhenti mendadak dan secara otomatis Luhan juga ikut berhenti.

"Mian" ucap Sehun tanpa memandang Luhan sedikitpun. "E-eh, apa yang kau bicarakan" ucap Luhan kaget serta bingung karena mendengar ucapan maaf dari Sehun. Sehun yang mengerti dengan kebingungan Luhan kembali berkata "Mian untuk yang telah kulakukan padamu waktu di toilet dan untuk semua perbuatan teman-temanku selama ini" Luhan yang mengerti ucapan Sehun hanya menganggukkan kepalanya. "Tak apa, akulah yang salah disini jadi jangan minta maaf" ucap luhan akhir, dan jalan terlebih dahulu meninggalkan Sehun yang masih setia diam di tempat.

Skip

•> Gudang Belakang Sekolah
.
.

Tepat di depan gudang belakang sekolah, Sehun dan Luhan hanya meratapi nasib mereke. Bagaimana tidak, dilihat dari luar saja sudah seperti bagunan tua yang tak pernah di huni seorang pun.

Saat Sehun sedang mengambil kunci gudang di saku celananya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik bajunya. Kemudian Sehun memandang seorang yang menarik bajunya yang ternyata dan tak lain adalah Luhan siswa nerd dan bodoh.

"Kenapa kau menarik bajuku" tanya Sehun pada Luhan dengan wajah datarnya itu.

"Tak bisakan aku membersihkan gudang bagian luar saja" ucap Luhan dengan wajah pucat seperti ketakutan.

"Tidak bisa, kau harus membersihkan bagian dalam juga agar cepat selesai dan kita bisa kembali ke kelas" ujar Sehun sambil memegang knop pintu.
"Tapi aku takut gelap dan aku elergi debu" mohon Luhan sambil menunjukkan puppy eyes nya pada Sehun. "Sudah kubilang tidak ya tidak, cepat masuk" ucap Sehun dengan degupan jantung yang berdetak 2X lebih cepat akibat puppy eyes nya Luhan.*isa ae kue Hun
.
.
.

Cklek

Sehun memutar knop pintu gudang dan membukanya sedikit demi sedikit. Namun saat pintu sudah terbuka lebar, Sehun dan Luhan langsung di kejutkan dengan pemandangan yang sangat sangat luar biasa . . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🎍Anyeong... Saia kambek. Ada yang kangen ngga sama saia nggak? Kagak ada ya -_- nggak papa wes.

🌸Maaf kalo ceritanya nggak da fell-nya sama sekali, soalnya saia nggak terlalu HunHan ship tapi saia ChanBaek ship

🎄Mian juga buat ceritanya yang gaje, kebanyakan typo, ngga ada pov²an *soalnya nggak mudeng buatnya gimana, and berakhir dengan sangat buruknya. Dan kalu ada kesamaan cerita saia minta maaf, tapi ini bener bener ide dari temen saia dan saia sendiri.

Jan lupa follow and VoMent 😘😘

Gomawo chingu

King Bullying VS Nerd (HunHan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang