PART 11

766 147 12
                                    

Seminggu sudah dari hari itu. Hari dimana seorang kawan pergi dengan tidak layak. Semua berasumsi Kim Namjoon lah yang melakukkannya. Karena tak seorang pun melihat Kim setelah kejadian itu.

"Bagaimana akan diadili bila Jin sudah tidak disini? Dan kemana Kim keparat Namjoon itu." Jungkook benar-benar sudah kehilangan kesabaran.

V menghela nafas. Dia masih tak percaya ini semua terjadi. Sampai separah ini. Kim sudah kerasukan mungkin. Jimin? Ya Jimin ada diantara mereka, namun dia hanya terdiam. Terlalu banyak hal buruk yang terjadi.

Mereka bertiga sedang berada dalam sebuah ruangan yang dimana sejak dulu ruangan itu hanya ditempati oleh mereka bertujuh, namun sekarang perpecahan itu membuat ruangan ini menjadi sepi dan berdebu. Tak seperti dulu yang penuh gelak tawa dan kehangatan juga ketulusan persahabatan.

Tiba-tiba pintu terbuka, Jhope datang bersama Suga. Keadaan sedikit canggung saat Suga memasuki ruangan itu. Suga dan Jhope ikut duduk bersama tiga vampire yang lebih dulu berdiam disana.

"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini. Sekalinya berkumpul sekarang, tidak kumplit.." Jhope menengahi hening dengan nada bicaranya yang lembut dan dapat menenangkan semua orang.

"Aku..benar-benar tak percaya Kim melakukkan ini." lain dengan Jhope, Suga kembali membuat ruangan ini seakan begitu suram.

Semuanya hanya tertunduk, menjelajah dalam pikirannya masing-masing, mencari titik terang yang mungkin dapat membantu mereka mengatasi Kim. Tapi apa gunanya? Mereka sendiri pun tak tau Kim akan kembali atau tidak? Tak tau apa yang terjadi dengan Kim dan kenapa dia sampai membunuh Jin?

"Dengar.." Jhope membuat empat pasang mata menatapnya. "Saat divination class berakhir karena peristiwa kau, Jimin, yang sangat aneh itu. Aku keluar untuk mengejarmu bersama Jungkook dan V, aku berpapasan dengan Kim. Dia memasuki kelas dan menutup pintunya seakan tidak boleh ada yang memasuki kelas itu. Aku penasaran apa yang dia bicarakan dengan Miss Chloe persaanku tidak enak."

"Kim selalu membuat perasaan kita tidak enak." ujar V yang menyatakan sebuah fakta.

"Aku penasaran dengan ramalanmu Jim." Jungkook menatap Jim yang langsung mengusap wajahnya. "Apa perlu kita bertanya pada Miss Chloe?"

Topik itu membuat Suga mengingat botol kecil yang dibawa oleh Jungkook sekitar seminggu yang lalu. "Jungkook, botol kecil yang kau bawa waktu itu, itu apa?"

Jungkook seperti mengingat kembali, "Ah itu, waktu itu Jin-"

Ketukan pintu membuat Jungkook menggantungkan kalimatnya. V beranjak membukanya, "Yugyeom? Ada apa?"

Yugyeom adalah seorang dhampir, lebih tepatnya dhampir yang menjaga Jeon Jungkook. "Jungkook belum juga sidang kau sudah membuat kekacauan. Kalian semua, sidang akan segera dimulai, sebaiknya pergi sekarang."

Yugyeom menghampiri Jungkook dan menarik tangannya. "Y-ya Yugyeom aku bisa jalan sendiri."

"Oh kukira kau masih anak-anak." Yugyeom melepas tangannya membuat Jungkook ingin mengisap darahnya hingga tak bersisa.

Yugyeom menghentikan langkahnya dan menghadap Jungkook. "Aku baru saja dipanggil Sir Dominic. Itu karena perbuatan cerobohmu." Jungkook hanya menatap polos tanpa berdosa. Membuat Yugyeom menjitaknya keras. "Jangan pura-pura polos kau, membuatku mual saja. Aku tak tau apa yang kau lakukan itu tapi kita mendapat surat merah dari Luminous Timur."

"Surat cinta dari para faeries."

"Terserah kau kepala batu." Yugyeom meningalkan Jungkook yang sedang cengengesan. Memang anak yang satu itu tak henti-hentinya membuat Yugyeom kesusahan dengan hal kecil yang tak penting.

 Memang anak yang satu itu tak henti-hentinya membuat Yugyeom kesusahan dengan hal kecil yang tak penting

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Seorang wanita bertudung hitam tengah berjalan di Kota. Dia berjalan dengan tak menatap orang-orang di sekitarnya, dia hanya memfokuskan dirinya untuk melancarkan misi keributan yang akan ia perbuat.

Dia menyusuri mawar-mawar biru terus menaiki bukit hingga dia sampai pada Ablu Lake, danau yang membuat Kota ini menjadi subur dan tentram. Dia merogoh sakunya mengambil boto kecil berisikan cairan bening. Ia buka tutup botol tersebut lalu ia teteskan semua cairan didalamnya.

Sepersekian detik cairan itu membuat air Danau Ablu menjadi pekat, rerumputan disekitarnya berubah menjadi hitam dan layu, bunga-bunga yang bermekaran indah dan pohon yang tumbuh menjadi rontok. Buah-buah mengkerut dan membusuk seketika.

Satu per satu orang menyadari lingkungannya yang perlahan mati. Para dhamphir  yang berjaga berusaha menenangkan semua orang disana hingga terdengar suara hewan-hewan berlari ke arah kota. Striwolf. Serigala berperawakan besar yang sangat membahayakan. Serigala-serigala itu menyerang para dhampir dan mengacaukan seluruh isi kota, memporak porandakan lahan dagangan, membuat semuanya berlari ketakutan memasuki rumah untuk menguncinya.

"Ti-tidak!" seorang anak kecil berteriak ketika striwolf  tersebut mendekatinya. Bisa saja anak itu digigit bila seorang penyihir tak melayangkan batu pada kepala striwolf tersebut yan nyatanya membuatnya lebih marah. Penyihir itu dengan cepat menarik anak tersebut dan menyuruhnya untuk mencari tempat perlindungan. Dan saat ia berbalik tongkatnya terlempar begitu saja oleh sibakan ekor striwolf abu tersebut. Dirasa telah menjauhkan senjata dari pemiliknya, serigala tersebut menyerang dengan mencakar dan menggigitnya. Merobek tubuh si penyihir tanpa segan.

ZLEB! Seorang dhampir menusukan paku perak pada serigala tersbut, serigala itu pun tumbang seketika. Namun dia tetap saja telat menyelamatkan penyihir tersebut.

"Seorang dhampir gagal menyelamatkan nyawa." suara meremehkan dengan tepukan tangannya yang mengejek membuat dhampir  tersebut menatap padanya.

"Kim..apa yang kau lakukkan?"

Luminous (Sequel of Red Hair)Where stories live. Discover now