Prolog

13.8K 1.1K 84
                                    

Gemericik air hujan seakan menjadi alunan musik pengiring ketakutan. Di dalam sana, di rumah yang begitu megah bah sebuah istana tengah menantikan seorang bayi lahir. Bayi yang terlahir dari sebuah nafsu. Nafsu kekuasaan, dan pengkhianatan.

Suara jeritan pilu terdengar, ia berusaha sekuat tenaganya untuk kehadiran sang buah hati.

"Ya sedikit lagi." Ujar salah seorang dokter uang tengah menangani persalinan wanita tersebut. Di sisi lain seorang pemuda menghampiri salah seorang yang tengah berdiri di pintu kamar menunggu Nyonya muda tersebut selesai melahirkan.

"Cepat bunuh wanita itu dan bayinya. Jangan sampai Tuan tahu akan hal ini. Nyonya pun akan marah besar jika tahu wanita itu hidup dan anaknya." Ujarnya, pemuda itu pun mengangguk paham, setelahnya ia pergi meninggalkan lelaki tersebut.

"Tenanglah, kau akan mencapai keinginanmu sayang. Dan anak kitalah yang akan menjadi Pangeran dalam rumah ini." Gumamnya dalam hati.

.

Di lain tempat, seorang wanita menangis dan terus berusaha beranjak pergi, ia tahu nyawa anaknya saat ini sedang terancam. Ia terus memeluk bayinya, bahkan ia tak pedulikan tetesan darah yang mengalir di kakinya. Ia meringis dan terus memeluk bayi yang beberapa jam lalu ia lahirkan.

Brak!

Wanita itu pun terjatuh dan menabrak seseorang. Wanita itu sangat ketakutan, wajahnya pun semakin pucat.

"Ja-jangan bunuh kami. Ja-ngan hiks." Lelaki yang di tabrak wanita itu pun hanya mampu mengerutkan keningnya. Bunuh? Siapa wanita ini? Lelaki itu menatap bayi merah yang kini ada dalam pelukan wanita tersebut. Tubuh wanita ini sangat dingin. Bahkan lelaki itu melihat darah yang telah menghiasi kaki wanita tersebut. Lelaki itu mengambil alih anak dalam pelukan wanita yang kini semakin lemah, bahkan perlahan kesadaran wanita itu pun hilang.

"Agashi bangun." Lelaki itu menggoyangkan tubuh wanita tersebut. Nihil karena tak ada respon, ia segera mengecek denyut pada leher wanita tersebut. Sial! Wanita ini telah mati, batin lelaki itu.

Lelaki itu menatap bayi yang kini tengah menangis, apa yang harus ia lakukan? Lelaki itu pun menatap sebuah liontin, benda menarik. Ia pun mengambil kalung tersebut dan segera pergi meninggalkan wanita malang tersebut.

.
.
.
.

27 tahun berlalu.
.
.
.

Dentuman suara musik keras bahkan lampu gemerlap seakan menjadi surga bagi salah seorang pemuda tampan. Di sisi kanan atau kirinya telah bersandar dua wanita berpakaian minim menemani pemuda tersebut meminum alkohol dan menyesap rokoknya.

Pemuda itu pun dengan senang memeluk bahkan mengusap lembut tubuh wanita yang kini menemaninya.

"Kau nakal Yun." Ujar salah seorang wanita tersebut ketika Yunho meraba daerah sensitifnya. Yunho hanya terkekeh. Ada yang salah? Mereka hanya pelacur saja bukan? Wanita yang dijadikan pelampiasan nafsu.

Jung Yunho, nama yang sangat dihormati dan ditakuti. Tetapi, bagi para wanita penghibur disana, Yunho adalah idaman. Mereka bahkan rela tak di bayar hanya untuk Yunho tiduri.

Jung Yunho, pria tampan dengan tubuh tinggi, pria yang membuat para kaum hawa takluk. Tetapi apa kalian tahu? Yunho adalah pembunuh berdarah dingin. Ia tak akan ada rasa ia bada seluruh korbannya. Baginya, imbalan kematian merekalah yang sangat berharga. Bukan nyawa mereka.

Yunho adalah ketua para penjahat, mereka semua tunduk di bawah kaki Yunho. Ya harus. Inilah kehidupan yang ia jalani.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Di sisi lain, seorang pemuda cantik kini berhadapan dengan pemuda tampan, dia adalah Kim Jaejoong. Pemuda cantik yang menjadi idola, baik pria maupun wanita.

Seorang keluarga kaya di Seoul pun meminta dirinya untuk menikahi anaknya. Jaejoong hanya tersenyum, bisakah? Tetapi Jaejoong tak mencintai sama sekali pemuda yang kini ada di hadapannya tersebut.

Keluarga kaya itu pun tetap memaksa dan membuat Jaejoong mengiyakan perjodohan tersebut. Well, ia harus menikahi tanpa dasar cinta, maka jangan salahkan apa yang terjadi. Jaejoong akan tetap mencari kepuasannya sendiri. Tak peduli siapapun yang ada di hadapannya.

 Tak peduli siapapun yang ada di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Lanjut?

(Not) Ares and Aphrodite✔Where stories live. Discover now