10

646 15 0
                                    

Mengapa aku tidak bisa bilang aku sedang jatuh cinta?

***

Meysa sadang berjalan dikoridor sekolah menuju kearah parkiran. Teman-temannya sudah pulang lebih dulu, sedangkan dia tadi keperpustakaan sebentar untuk meminjam buku. Tanpa dia sadari sedari tadi ada yang mengikutinya dan itu adalah Angga. Semenjak keluar dari perpustakaan Angga mengikuti Meysa dari arah belakang tanpa dia sapa. Tapi pada akhirnya pertahanan Angga runtuh dia pun sedikit mempercepat jalannya untuk menghampiri Meysa dan menyapanya.

"Hai" sapa Angga yang beraa di samping Meysa.

"Ha-hai" jawab Meysa dengan gugup.

"Mau pulang?"

"I-iya" Meysa terlihat salah tingkah dia mengingat kembali kejadian tadi saat bernyanyi dengan Angga.

"Mau gue anterin?" Ajak Angga.

Meysa menghela napasnya untuk menghilangkan sedikit kecanggungan ini "gak usah gue bareng Rendi" jawab Meysa.

"Siapa dia?" Tanya Angga yang sedikit penasaran.

"Lo gak perlu tau siapa dia" jawab Meysa lalu pergi meninggalkan Angga sendirian.

Meysa melanjutkan langkahnya menuju ke parkiran sekolah dengan sedikit terburu-buru. Sesampainya diparkiran Meysa melihat Rendi yang sudah nangkring diatas motornya dengan wajah yang ditekuk, dia pasti sudah jenuh menunggu Meysa, akhirnya Meysa pun menghampiri Rendi.

"Sorry lama" kata Meysa menyadarkan lamunan Rendi.

"Gue udah mau lumutan nunggu lo, kemana dulu sih lo?" Kesal Rendi.

"Ke perpus dulu hehe" ujar Meysa sambil tersenyum.

"Yaudah cepet naik" kata Rendi masih dengan nada yang kesal, dan menyodorkan helm kepada Meysa.

Meysa memakai helm yang diberikan Rendi itu, lalu naik keatas motor Rendi.

"Udah?"

"Hmm"

Motor Rendi pun pergi meninggalkan area sekolah. Tanpa mereka sadari sedari tadi Angga memperhatikan gerak-gerik mereka. 'Siapa dia? Sepertinya dekat sama si Meysa' batin Angga. Angga pun menghampiri motornya, lalu dia juga pergi meninggalkan area sekolah itu.

***

"Assalamualaikum" kata Angga saat membuka pintu rumahnya. Itu memang kebiasaan Angga, mengucapkan salam ketika memasuki rumahnya. Senakal-nakalnya Angga tapi dia tetap taat pada Agama.

"Waalaikumsalam. Eh den Angga sudah pulang" jawab salah satu asisten rumah tangga yang berada dirumah Angga.

"Iya Bi, mamah sama papah belum pulang juga?" Tanya Angga sambil celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Belum den, katanya sih minggu depan"

Angga terlihat kesal setelah mendengar jawaban bi Sumi, Angga mengacak-ngacak rambutnya, lalu pergi berjalan menuju kamarnya.

Angga menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang sehingga menimbulkan suara benturan yang keras. Angga kesal kepada kedua orang tuanya yang sibuk bekerja tanpa memperdulikan dia, hampir setiap hari orang tuanya tidak ada dirumah, Angga hanya akan melihat kedua orang tuanya hanya saat pagi saja itupun jika Angga bangun pagi.

Angga menghela napasnya berkali-kali, apalagi yang harus dia lakukan untuk memancing perhatian kedua orang tuanya. Menjadi anak nakal disekolah pun orang tuanya tetap tidak peduli kepadanya. Kalau memang oranh tuanya peduli kepada dia kenapa saat kedua orang tua Angga di panggil ke sekolah selalu saja yang datang pasti Bi Sumi salah satu asisten rumah tangga dirumah Angga. Angga mengacak-ngacak kembali rambutnya, dia kesal dan benci kepada kedua orang tuanya itu.

Angga merogoh saku celananya mengambil ponsel yang berada disana, lalu dia mengetik salah satu nama di kontak ponselnya. Dia mengetik sesuatu untuk dikirimkan kepada orang yang akan dia kirimkan pesan itu, dan orang itulah yang dapat membuat mood Angga kembali.

***

Meysa tiba dirumahnya, dia kemudian turun dari motor Rendi lalu melepaskan helm milik Rendi "makasih" ucapnya lalu menyerahkan helm itu.

"Iya" kata Rendi sambil tersenyum.

"Gue masuk dulu ya"

"Iya Mey"

Meysa pun membuka gerbang rumahnya lalu menengok kearah Rendi sebentar sambil tersenyum. Rendi membalas senyuman Meysa sampai gerbang rumah Meysa pun tertutup.

"kenapa tu bocah selalu buat jantung gue berdetak lebih cepat kayak gini?" Tanya Rendi entah kepada siapa.

Meysa pun memasuki rumah nya sambil mengucapkan salam "Assalamualaikum, Mey pulang" ujar Meysa saat membuka pintu.

Meysa masuk lalu membuka sepatunya dan menaruh dirak sepatu yang berada disamping pintu utama rumah. Meysa mengerutkan dahinya, dia bertanya-tanya kenapa tidak ada yang menjawab ucapan nya. Biasanya kalau dia pulang pasti ada yang menyahuti kata-katanya, tapi sekarang hanya kesunyian yang menjawab perkataan Meysa.

Meysa mencari-cari bundanya, dari mulai kamar hingga markas bundanya yaitu didapur tapi tetap saja tidak ketemu.

"Apa mungkin bunda pergi keluar?" Tanya Meysa entah kepada siapa.

Saat hendak berjalan ke arah kamarnya, Meysa mendengar suara pintu rumah yang terbuka, lalu dia menoleh kearah pintu utama rumahnya. Itu bundanya, dan dibelakangnya ada seorang perempuan cantik yang menemani sang bunda "bunda, kak Key? Wahh kapan pulang bun ka Key" ujar Meysa dengan girang.

"Tadi pagi, terus kakak kamu minta anter bunda ke supermarket" jelas sang bunda karena pasti Meysa mencari-cari dirinya.

"Yeah akhirnya kak Key pulang juga" kata Meysa lalu menghambur kepelukan Kakaknya. Bundanya hanya mengegeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kedua anaknya itu, lalu dia pergi menuju arah dapur untuk mempersiapkan makan malam.

"Apa-apaan sih lo, kayak anak kecil aja" kata Keysa (kakak Meysa) sambil menjitak kepala Meysa dan berusaha melepaskan pelukan adiknya.

"Awh sakit tau" ringis Meysa sambil mengusap kepala  yang tadi dijitak oleh Keysa dan melepaskan pelukannya "oh iya bawa oleh-oleh gak?" Tanya Meysa sambil nyengir menampilkan giginya yang putih.

"Gak bawa apa-apa" jawab Keysa dengan malas lalu duduk dikursi ruang tamu.

"Yah gak asik ah kak key" keluh Meysa.

"Emangnya gue ke Inggris liburan apa? Gue disana kuliah, jadi yang gue pikirin itu pelajaran bukan oleh-oleh" tegur Keysa.

Keysa memang berkuliah di Inggris, dia mendapatkan beasiswa atas kepintarannya. Keysa pulang ke Indonesia saat liburan semester saja, selebihnya waktunya dia habiskan dinegara orang.

"Hehe iya maaf tadi aku bercanda kok" sesal Meysa sambil tersenyum.

"Yaudah sono pergi mandi, badan lo bau" ledek Keysa sambil menutup hidungnya.

"Gak juga, gak bau ih. Nih cium kalau gak percaya" kata Meysa lalu menyodor-nyodorkan ketiaknya kearah hidung Keysa.

"Dasar adik kurang ngajar" teriak Keysa, yang melihat Meysa kabur dari hadapan Keysa setelah menyodorkan ketiaknya kearah hidung Keysa.

Meysa berlari menuju kamaranya sambil tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjaili kakaknya. Dia pun memasuki kamarnya lalu menyimpan tas ranselnya dirak khusus tas yang berada di samping rak bajunya. Saat hendak membuka seragamnya tiba-tiba saja ponselna berbunyi, diapun merogoh ponselnya yang berada disaku seragam sekolahnya, dilihatnya ponsel itu dan ternyata itu sebuah pesan dari Angga.

DwiAngga : Mey 😚

****

Ig : gharandini_

Abaikan typo nya ya 😆

Brother, Sister BAPERWhere stories live. Discover now