•Ini namanya Rindu?

5.3K 288 33
                                    


       Sudah dua minggu, Alma meninggalkan pesantren untuk selamanya, tidak ada yang tahu keadaan Alma bagaimana, sekolah dimana, keluarga nya bagaimana, karena memang dipesantren tidak boleh membawa alat komunikasi.

Azmi pun melaksanakan sebagai mana tugas santri, semakin terkenal Syubban, semakin banyak pula undangan dimana-mana, sampai ke jakarta pula, tepat tanggal 12 November 2017 Syubban di undang ke jakarta barat. Azmi sangat kurang istirahat namun ini sudah menjadi kewajibannya, dimana dia harus memenuhi sebagai santri yaitu belajar, hafalan, dan kewajiban, satunya selalu latihan dihadrah Syubban. Namun, Azmi bangga karena tidak ada waktu yang terlalaikan begitu saja, semua waktunya terpakai dengan baik.

Tatapan Azmi tidak seperti biasanya, seperti memikirkan sesuatu, bahkan minuman kesukaannya tergeletak begitu saja di meja kantin.

"Kamu rindu Alma?" tanya seseorang ikhwan yang sudah lama tidak bercengkrama dengan Azmi.

"Ah, gak ban," ucap Azmi seraya menetralkan suaranya untuk tidak dendam lagi terhadap Aban, karena bagaimana pun juga ia temannya dari dulu.

"Biasanya bentar-bentar terdengar gosip dia bikin masalah, dihukum," ucap Azmi seraya terkekeh mengingat dulu saat ada Alma di pesantren ini.

"Sekarang gosip itu sudah lenyap," sambung Aban ikut terkekeh.

"Mungkin ini yang terbaik ban untuk dia, mungkin ini bukan tempat dia, jadi setiap saat hukuman terus yang diterima dia," ucap Azmi.

"Ya, mungkin," jawab Aban seraya mengangguk menyetujui pernyataan Azmi. "Kamu rindu dirusuhin dia?" tanya Aban lagi.

"Dari tadi rindu terus yang di sebut ban," ucap Azmi seraya menatap ke arah perbatasan ikhwan dan akhwat. "Biasanya bentar-bentar aku dipanggil ke BK (Bimbingan konseling) keluar dari ruangan dihukum," ucap Azmi karena tidak ada respon apapun dari Aban. Azmi kembali mengingat dulu, Azmi merasa waktu berjalan begitu cepat.

Dulu dia selalu bawa masalah
Sekarang dia bawa kesunyian

"Masalah dia yang mengantarkan ku pada kedewasaan," sambung Azmi.

"Tuhkan kamu itu lagi rindu, Azmi," geram Aban greget melihat tingkah Azmi.

"Entah," ucap Azmi cuek.

"Udah ah gak usah bahas, yuk ban kekelas sebentar lagi masuk," ajak Azmi pada Aban.

Dulu kau bawa masalah untukku
Sekarang, kau bawa kesunyian untukku.
Apa hanya aku yang merasa kesunyian walau disini ramai?
Tolong jawab aku, kesunyian.
-Azmi Askandar.

Sudah menjadi jadwal dipondok pesantren ini jika hari kamis setelah selesai jam pelajaran terakhir, semua santri berkumpul di aula untuk mendengar dakwah dari ustadz dan ustadzah yang diundang untuk memberi materi untuk para santri di pondok pesantren Nurul Qadim.

"Materi kita hari ini tentang.... Apa ya," ucap ustadz yang sedang membawakan dakwah hari ini.

"Cinta yang sebenarnya," sambung sang ustadz seraya tersenyum jail menatap santri saat dirinya mengucapkan kata cinta.

Seketika aula ricuh karena mendengar kata cinta.

"Kan, kan giliran denger kata cinta semangat, oke lanjut, disini ada yang lagi ngerasain jatuh cinta?" baru saja secuil pertanyaan tentang cinta, selalu disambut dengan kericuhan, ada yang menjawab iya, ada yang tidak, dan ada juga yang saling menuduh.

"Udah jadi jawaban kalian masing-masing aja, saya gak mau tau kok tenang aja, jatuh cinta memang fitrah, tapi kalian santri kalian pasti tahu banget hukum agama kan."

BerHijrah & Mencintaimu Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang