Five

6.5K 409 12
                                    

Disinalah hica di kantin sekolah dengan tangan dipenuhi nampan berisi makanan lengkap dengan suasana yang sangat ramai dan riuh, Di sudut sana hica melihat jeins yang melambai-lambai mengisyaratkan hica untuk duduk bersamanya.

"Hica apakah kau sudah mendapatkan hewan pendampingmu?" Kata jeins dengan bersemangat, sambil mengunyah makan malamnya

"Sudah"

"Apa hewan mu?"

"Unicorn"

Spontan seluruh orang di kantin langsung diam dan mereka serempak menoleh ke arah hica

"Apa!! Kau gakusah bercanda dehh" kata jeins tidak percaya

"Benar" kataku santai

"Kau tau? Bahwa unicorn itu sudah tidak ada, ataupun ada mereka tidak akan mau menjadi budak seorang penyihir amatiran seperti kita"

"Aku tidak mengerti"

Jeins hanya menghembuskan nafas berat, dan melanjutkan makannya, tanpa memperdulikan ekspresi ku yang masih kebingungan.
Saat asik menikmati makanan, Dari arah pintu masuk kantin aku mendengar suara ribut dan seluruh orang merembung sambil berbisik-bisik

"Siapa sih?" Kata jeins penasaran

"Entah"
.
.

"Boleh aku duduk disini?"

"Kau?!" Kata hica sambil menunjuk dilengkapi dengan alisnya yang saling bertautan

"Wahh kau sudah mengenaliku ya?"

"Bagaimana aku tidak mengenalimu! Kau yang mengintipku saat aku datang dari hutan hogen"

"Yahh aku ketahuan yaa, haha ..
Bolehkah aku duduk disini , bersama 2 tuan putri yang cantik ini"

Saat ku hendak meminta persetujuan jeins, aku melihat jeins yang menatap pria itu tanpa kedip dan melongo dengan makanan yang masih di dalam mulutnya . Menjijikan

"Oh berarti boleh" Kata laki-laki ini dan langsung duduk di samping jeins, yang tentu membuat jeins tambah melongo dan .. Ya kalian bayangin lah selanjutnya

Laki-laki itu hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arahku
"Perkenalkan nama saya adrian"

"Hica" kataku dingin tanpa membalas uluran tangannya

Adrian hanya menggeleng-geleng kan kepalanya dan langsung beralih menatap jeins sambil mengulurkan tangannya
"Namaku adrian"

"A.. Kk .. Uu jeins" kata jeins gugup dan menjambat tangan adrian dengan gemetar .

"Sudahlah jeins! Kita makan saja! Nanti kita kehabisan waktu" kataku dengan tegas , yang berhasil membuat jeins tersadar dari lamunannya.
.
.
.
.

Aku benar-benar tak habis pikir, bisa-bisa nya laki-laki itu mengikuti ku sampai dia berani duduk satu meja makan denganku, bukannya aku sombong tapi, kehadiran adrian benar-benar membuatku muak karena dimana ada adrian disitu ada kerumunan para gadis yang mengelilingi nya. Benar-benar membuat jengkel!

"Apa kau cemburu?" Kata Thio tiba-tiba yang sukses membuatku terkejut dari lamunanku

"Aku? Cemburu? Hush! Sangat menjijikan!"

"Baguslah kalau kau tidak cemburu"

"Maksudnya?"

"Ah tidak.. Lupakan saja, kau ingin ke aula utama bukan?"

"Iyaa"

"Biar aku temenin"

Biar aku temenin
Biar aku temenin
Biar aku temenin
Biar aku temenin

MAGIC SCHOOLWhere stories live. Discover now