Part 2

391 57 19
                                    

Suara hantaman chanwoo menggema pada ruangan tersebut. "Chan...woo...". "BRUKKK"... . chanwoo seketika membelalakkan matanya begitu pun dengan junhoe sekarang. Mereka berdua terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. Orang yang paling terkejut disini sebenarnya adalah chanwoo. Bagaimana dia tidak terkejut? Setelah melihat hyungnya dilecehkan oleh goo junhoe, dirinya menjadi murka dan dengan amarah yang memuncak melihat wajah junhoe dirinya ingin menghantamnya saja. Tapi yang dihantam bukanlah junhoe, melainkan kakaknya sendiri yang berusaha melindungi junhoe.

Yunhyeong yang setelah mendapat bogem mentah dari chanwoo langsung pingsan seketika dan kini hidungnya mulai mengeluarkan darah. Memang chanwoo tadi dengan keras ingin menghantam wajah junhoe sialan itu, tetapi karena terlalu keras ia melayangkan hantamannya sampai-sampai dirinya tidak bisa menghentikan gerakan tangannya sendiri ketika dengan cepat hyungnya tadi melindungi junhoe. "HYUNG!!" chanwoo kini mendekat kearah tubuh yunhyeong yang tak sadarkan diri. Sedangkan junhoe yang masih berada disana hanya diam masih mencerna apa yang baru saja terjadi. "hyung! Bangunlah hyung!" chanwoo berusaha menyadarkan sang kakak dengan menepuk-nepuk pelan pipi yunhyeong. Tapi percuma saja sang kakak masih menutup matanya rapat-rapat. Kini chanwoo mencoba mengangkat tubuh hyungnya dan akan membawanya ke rumah sakit. Tetapi sebelum keluar dari kamar junhoe, chanwoo menatap kebelakang sambil menatap marah kepada sang pemilik kamar. "Urusan kita masih belum selesai... ingat itu!" dan akhirnya chanwoo pun keluar dari sana meninggalkan junhoe yang masih dengan rasa yang mungkin hanya junhoe saja yang tahu.

"Pelayan kim. Cepat siapkan mobil. Hyung harus dibawa kerumah sakit!" teriak chanwoo gelagapan. Pelayan kim yang melihat sekilas wajah yunhyeong langsung meringis. Pasalnya wajah tuan mudanya yang murah senyum itu kini mempunyai luka lebam dengan warna biru kemerahan yang kentara dan jangan lupa di hidungnya ada bekas darah. Tidak membutuhkan waktu yang lama sebuah mobil sudah siap, dan dengan cepat chanwoo masuk ke dalam mobil tersebut dan pergi ke rumah sakit.

Sedangkan dikamar junhoe sekarang nampak seorang namja yang sedang duduk di depan sebuah kaca besar sambil melihat pantulan dirinya sendiri. Pandangan namja itu kosong bukan berarti tidak memikirkan apapun. Hanya saja kejadian yang barusan terjadi secara berulang-ulang berputar di dalam kepalanya. Namja itu pun beranjak ingin ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti ketika kakinya menginjak sehelai kemeja. Ya, kemeja tersebut adalah saksi bisu atas apa yang dilakukannya kepada kakak tirinya sendiri.

Junhoe pun memungut kemeja putih itu dan tanpa sengaja dirinya kembali melihat pantulan dirinya sendiri dicermin. Tapi yang dilihatnya kini bayangan dirinya yang sedang sedang berbuat tidak senonoh kepada kakak tirinya sendiri. "ARRRGGHHH!!" dengan satu gerakan junhoe langsung meninju kaca yang ada di hadapannya hingga pecah. Tidak lama kemudian cairan berwarna merah mulai mengalir dari celah-celah tangannya. Entah apa yang dirasakan oleh junhoe sekarang. Rasa bersalah? Tidak. Dirinya tidak merasa salah sama sekali karena ini adalah kesalahan yunhyeong. Dia beranggapan jika saja kakak tirinya tidak ke sekolah pasti hal ini tidak terjadi. "Tapi dia adalah kakak tirimu. Apa itu salah jika seorang kakak mengantarkan buku adiknya yang ketinggalan ke sekolah?" tiba-tiba sebuah suara berbicara pada hatinya. Junhoe mulai meremas bagian dadanya yang entah kenapa sekarang rasanya sangat sakit. Oke, junhoe bisa menerima alasan itu. Tapi bukan junhoe yang akan dengan mudah mengaku salah begitu saja. Meskipun disini dirinya lah yang berbuat salah tapi tetap saja dia tidak mau mengakui kesalahannya. "ARRRGGHHHH" "PRANGG!! PYARRR!!" kini junhoe mengamuk dan membuang-buang benda apapun yang berada di kamarnya. Bibi ahn yang mendengar dari bawah hanya bisa menghela nafas. Memang setelah nyonya goo meninggal entah mengapa kelakuan tuan mudanya itu perlahan berubah menjadi pribadi yang dingin.

.

.

.

Sudah sekitar 15 menit chanwoo berada di rumah sakit dan dirinya tidak bisa diam begitu saja. Dirinya mondar-mandir di depan ruangan kakaknya dirawat. Dari tadi dokter yang menangani sang hyung tidak kunjung keluar juga membuat chanwoo mulai berpikiran aneh-aneh. Bagaimana pun chanwoo menyalahkan dirinya karena sudah menghantam kakaknya sendiri. Ya, meskipun itu tidak sengaja tapi kenyataannya dirinya lah yang sudah membuat hyungnya tidak sadarkan diri.

My Senior is My BrotherWhere stories live. Discover now