Part 11 - Ingin Titip Rindu Melalui Gelombang Frekuensi

338 21 0
                                    

"Yak kembali lagi di 88,4 FM MX Radio, masih ada gue yang setia nemenin kalian di jam makan siang ini. Sesuai janji gue tadi sebelum break, kalian bisa kirim salam untuk gebetan, mantan, mantan musuh, pacar orang. Karena salam untuk pacar sendiri mah sudah mainstream ya kan?" cuap-cuap ¹Delia penyiar acara Sejuk-Sejuk di MX Radio.

"Om El nggak mau kirim salam untuk mba bidadari?" tanya Kimi melirik ke arah El yang sibuk mengemudi.

"Ngapain ikutan kirim salam kan setiap hari juga ngobrol di chat atau telepon." jawab El santai.

"Yah nggak seru tuh! Kan kalau titip salamnya lewat radio semua orang akan denger. Nih ya aku kasih tau, cewek akan merasa tersanjung kalau cowoknya mengungkapkan perasaannya di depan orang banyak. Biar si cewek tau kalau cowoknya itu nggak main-main." kata Kimi dengan mimik wajah serius.

El menjitak kening keponakannya itu. "Sok tua kamu."

"Yee dibilang nggak percayaan. Jangan lihat dari siapa yang ngasih petuah tapi lihatlah dari apa yang dikatakan orang tersebut."

"Diam atau om nggak akan ajak kamu makan gudeg." ancam El yang langsung membuat Kimi diam. Namun tanpa diketahui Kimi, El mencerna baik apa yang dikatakan keponakannya itu. Bagaimana pun Kimi paham perasaan perempuan karena dia dan Zeefana sama-sama satu spesies.

Kedua bola mata Kimi seakan ingin melompat keluar saat hidangannya tersaji di meja. Sejak beberapa minggu yang lalu tidak kesampean makan gudeg di tempat langganan omnya itu.

"Pelan-pelan, Kim. Keselek baru tau rasa kamu." kata El mengingatkan.

"Abish akho laper banget om. Ini enak banget. Sumpahh." jawab Kimi dengan mulut penuh makanan.

Saat asyik menikmati makanannya, ponsel El bergetar. Dengan tangan kirinya yang bersih, El mencoba menjawab telepon. Kedua alisnya bertaut melihat deretan angka di layar ponselnya.

"Ya, halo."

"...."

"Oke tenang, kamu dimana? Kamu sms-in alamatnya."

Kimi menaikkan sebelah alisnya. Ada apa dengan om-nya itu? Telepon dari siapa barusan sampai-sampai membuat El terlihat panik.

"Om El.."

"Hmm Kim, kamu balik ke kedai saja duluan ya. Om harus nemuin seseorang." lalu El mengeluarkan dua lembar pecahan seratus ribuan dan menaruhnya di atas meja. "Kamu naik taksi saja. Oke om pergi dulu."

Kimi menatap punggung El yang baru saja melewati pintu restoran. Ada ratusan tanda tanya yang memenuhi pikirannya. Siapa orang yang sudah membuat dirinya ditinggal sendiri di restoran siang ini?

Pasti orang itu spesial untuk om El.

**

Sampai Kimi pulang ke kedai pun, El tidak kembali. Mobilnya yang biasa terparkir di depan kedai tidak ada. Tidak mau memusingkan, Kimi kembali bekerja.

Tanpa disangka-sangka, kedai kedatangan tamu istimewa. Yaitu ²Nirmala Pieters. Kimi langsung menyambutnya dengan senyum yang kelewat lebar.

"Selamat datang, silakan ini buku menunya." ucap Kimi gugup. Nirmala yang datang sendiri itu tersenyum menerima buku menu yang disodorkan untuknya.

"Aku pesan hot mocca dulu deh. Terima kasih."

"Mohon ditunggu pesanannya. Oh ya kak aku boleh minta foto nggak?" tanya Kimi malu-malu.

"Boleh banget. Selfie atau bagaimana?" tanya Nirmala ramah.

"Selfie saja deh, kak."

"Oke, kamu duduk sini."

Sekitar lima kali jepretan Kimi baru puas dan kembali ke dapur untuk membuatkan pesanan untuk idolanya itu. Sambil menunggu hot mocca pesanan Nirmala selesai, diam-diam Kimi memotret perempuan cantik itu dari jauh.

"Kim, kayaknya aku kenal deh sama cewek yang duduk di sana." bisik Titin.

Kimi memutar bola matanya. "Kamu norak banget sih, Tin. Dia itu Nirmala Pieters, penyanyi terkenal. Yang nyanyi lagu Cintaku Hilang." kata Kimi gemas.

"Oalah pantesan mukanya nggak asing gitu. Aslinya cantik banget ya. Kulitnya mulus banget, aku rasa nyamuk bakal kepeleset kalau nempel di kulitnya." gumam Titin.

Ting.. Bel yang berada di depan dapur berbunyi pertanda pesanan siap untuk diantarkan ke meja pengunjung. Hot mocca itu siap diantar untuk Nirmala.

"Selamat menikmati, kak." ucap Kimi.

"Terima kasih."

Kimi berbalik dan kembali menuju tempatnya. Kedua matanya tidak luput dari memandangi Nirmala yang terlihat menyeruput minumannya dengan gaya yang sangat anggun. Nampan yang tadi dia pakai untuk mengantarkan pesanan Nirmala pun dia peluk erat. Tidak lama kemudian matanya semakin membelalak karena melihat Zeefana yang baru tiba kedai.

Aku rasa kedai ini harus diganti nama menjadi The Angels.

Zeefana menghampiri Nirmala yang duduk dekat jendela. Keduanya pun terlihat sangat akrab dan membuat Kimi semakin dibuat penasaran dengan dua bidadari cantik itu. Kimi menghampiri Zeefana yang memanggilnya. Seperti biasa Zeefana akan memesan capuccino dan blueberry snowcake kesukaannya.

Rasanya ada yang aneh. Mba bidadari ada disini. Lalu om El panik dan meninggalkanku di restoran tadi, dia akan bertemu siapa?

**

"Tenanglah, Nes. Putramu akan baik-baik saja." kata El dengan nada tegasnya. Sejak siang hingga malam begini dia menemani Nesya di rumah sakit. Leo, putra semata wayang Nesya terjatuh dari ayunan sekolah dan tidak sadarkan diri.

"El, dia..dia penyemangatku. Dia.."

"Ssshh..tenang. Leo akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu berdoa agar Leo cepat sadar." El menyandarkan Nesya di bahunya. Tidak ada maksud apa-apa dia hanya memberikan support pada teman lamanya.

"El, maaf aku meminta nomor ponselmu dari temanku yang kebetulan mengenalmu saat kita bertemu di diskotik kemarin."

El hanya tersenyum tipis lalu keduanya hening. Sampai akhirnya Nesya kembali membuka percakapan.

"El, maafin aku. Kalau saja.."

"Nggak ada yang perlu dibahas. Semuanya sudah lama terjadi. Sekarang kita punya hidup masing-masing, Nes."

Nesya langsung mengangkat kepalanya untuk menatap El. "Tapi aku nggak bahagia, El."

"Lalu?"

"Suamiku brengsek! Dia selalu memukulku, meneriaki ku kalau aku buat kesalahan. Sekalipun kesalahan itu kecil. Dia juga nggak segan-segan melakukan hal yang sama pada Leo." geram Nesya dengan wajahnya yang memerah menahan emosi.

"Mungkin dia sedang ada masalah di kantornya."

"Tapi apapun alasannya seorang suami nggak dibenarkan untuk melakukan kekerasan fisik pada istri apalagi pada anaknya."

El hanya mampu mengangguk. "Aku akan meminta cerai padanya. Aku sudah nggak kuat, El. Ini terlalu menyakitkan untukku dan Leo."

"Maaf, Nes aku nggak bisa berkomentar apa-apa karena ini bukan ranah yang harus aku masuki.Aku sebagai orang yang pernah berada di hidupmu hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu dan Leo."

Sekali lagi Nesya menyandarkan kepalanya di bahu El. Saat itu dia bertanya dalam hati. "Bisakah aku memiliki kesempatan kedua, El?"

**

Holaaa... Aku update nih. Happy weekend yaa manteman semua!!
Tumben aku bikin kata penutup panjang. Biasanya cuma 'vomment please...'

Alasannya adalah, aku mau jelasin sesuatu. Mengenai :

¹ Delia : Penyiar MX Radio. Ada yang kenal dia? Yap, Delia ini ada di cerita On Air (Secret Admirer). Coba di cek kali aja mau mampir di lapakku yang lain *hihihi*

² Nirmala Pieters : Tokoh ini pernah aku bikin ceritanya tapi cuma short story gitu deh (sekarang unpublish. Mau direvisi dulu). Kalo udah bagus, aku publish deh *kedip² mata*

Ya udah deh cuma mau kasih tau ini aja. Dadah...

__Paprika Merah__

Target KimiWhere stories live. Discover now