Woi, ngapain lu?

2.7K 181 25
                                    

yang sider, berarti setuju aku jadi jodoh dd icung  ♡(・´з'・)♡
----------------------------------------------------------

Si abang ganteng tukang pijit ++ lagi maksa bukain bajunya si Jisung (?), dan Jisung yang mukanya kayak sambalado.

Kita semua udah pada pegang parang, cangkul, sekop, golok, dan sejenisnya buat mutilasi itu abang gantenk mesum.

"Woii, kamvret!! Mau apa lu, hah??", aku maki-maki itu manusia.

"Iya, lu apain si Jisung?? Pinggangnya masih sakit, ntar lu apa-apain pantatnya ikut sakit pula!", si Haechan yang tukang gosip itu langsung nyerocos dengan semangat. Dan dengan tidak elitnya, ludahnya beceran kemana-mana jadi hujan.

"Apaain sih lu, Chan? Serius!!", kesal Jeno yang sok dewasa itu.

"Udah-udah!! Liat itu abangnya sama Jisung masih pegang-pegangan!", celetuk Renjun lagi. Kami seketika menoleh kearah dua onggok manusia yang dalam keadaan hampir menindih (?) tersebut.

Anehnya, meski udah digosipin masih aja bengong kayak orang bego.

Kami langsung misahin itu dua manusia dan aku dengan sigapnya (ea) langsung narik Jisung kepelukanku (ea season 2).

"Woi, mau apa lu woi?", Jaemin tanpa mempedulikan si abang ganteng itu lebih tua darinya langsung berubah ke mode mengintimidasinya. Sok banget...

"Eh, sayakan disini mau mijit itu masnya", dia berujar dengan suara dibuat sepolos mungkin. Hueeekk!

"Jyjyk! Amyt-amyt! Lu mau ngapa-ngapayn sy Jysung kan?", tak lama auman alay si Chenle berkumandang.

Si abang tukang pijit++ yang tak ingin disebutkan namanya itu diam sejenak. Mungkin memproses auman alaynya si Chenle diotak mesumnya.

"Ih, gak la mas! Saya mah straight!", belanya sok Inggris. Najis bang...

"Eleh, sok straight lu! Muka lu aja kayak om-om mesum yang suka bawa cewek ke hotel gitu!", tukas Haechan sadis.

Ckckckck.

Si abang yang kita sebut saja Toyib itu mulai berkaca-kaca.

Tak lama...

"HUWEEE!! Saya gak pernah bawa cewek ke hotel! Saya gak punya uang! Saya kepengen, tapi belum pernah kesampaian!", tangisnya pecah diiringi dengan kata-kata menjyjykkan.

Anjirr, manusia dengan otak kayak gerobak sapi ini masih hidup di zaman generasi micin? Ckckck.

"Ih, anjay, jadi belum pernah 'sodok-sodok' di hotel?", si Haechan yang kurangajar ini kok kek terlihat antusias ya?

Si abang ganteng itu menggeleng. #positive gais, si Haechan maksudnya sodok-sodok bola biliar.

"Saya orang gk berduit, mz. Jangan dibully sayanya", bang Toyib mengusak matanya.

"Woi, gosah cengeng, dah! Belum juga diapa-apain. Liat sini woii, sini, emang gue ada di lante?", si Jeno tereak yekan.

Bang Toyib menolehkan wajahnya keatas. Biar dramatis, si Renjun ngidupin kipas besar supaya rambut bang Toyib berkibar cem sempak diterpa badai.

Bang Toyib ada efek cling-clingan gitu yekan, kayak yang di manga-manga.

Matanya yang berkaca-kaca nampak kayak berlian 69 karat.

Wajahnya yang ganteng, bulu matanya yang bak dijah kuning melambai-lambai, dan bibirnya yang aduhai ketceh badai angin topan tornado puting beliung halilintar banjir bagai menyapa Jeno.

Jeno hampir aja khilaf nyium itu bang Toyib.

"Udah tatap-tatapannya? Kek film India yeahh?", aku memecah lamunan kedua insan yang sepertinya sedang membayangkan masa depan cerah mereka dikemudian hari itu.

「 dede 」; marksungWo Geschichten leben. Entdecke jetzt