Pengakuanmu

419 29 29
                                    


Pengakuan Arlin benar-benar membuatku tercekat. Buku komik yang tengah kubaca terlepas seketika dari genggamanku. Dibarengi dengan debaran keras hati melengkapi situasiku saat ini yang sedang dilanda gundah.

Sekuat mungkin aku menutupi mimik mukaku supaya tak membuat Arlin keheranan, aku tahu jika dia menyadarinya, Arlin mungkin akan kecewa, dan mungkin akan membuat senyum yang selalu menghias wajahnya menghilang. Aku tak mau itu terjadi, bagaimanapun Arlin adalah sahabatku yang paling dekat.

"Kamu serius?" ulangku hendak menegaskan perkataan Arlin.

"Iya!" tegasnya sembari mengangguk mantap. "Kamu tahu 'kan, kalau urusan hati aku nggak pernah bercanda?"

"Sejak kapan kamu suka dia?"

"Nggak tahu, he he he. Tapi aku baru sadar kemarin waktu Andre nganter aku pulang. Entah kenapa aku seneeeeng banget kalo sama dia. Dan kamu tahu, Fit? Waktu dia kutanya tipe ceweknya seperti apa, dia bilang, 'yang punya lesung pipi sama gigi kelinci kayak kamu!'"

Kini aku tak tahu harus berbuat apa. Melihat Arlin yang begitu berseri-seri kala bercerita tentang Andre. Sungguh membuat hatiku sakit. Aku tak mau kehilangan Andre, begitu pun Arlin, aku sangat menyayangi mereka berdua. Aku dan Arlin sudah sama-sama sejak kelas satu SMA. Mulanya kami ini teman sekelas, namun sekarang kelas kami dipisah, tapi aku masih sahabatan sama Arlin.

Kami bahkan selalu bersama kemana pun kami pergi. Dan kami punya rutinitas dihari minggu sore seperti sekarang. Kami selalu bercerita tentang kejadian yang kami alami selama seminggu, baik itu tentang percintaan, pelajaran, dan hal lainnya. Jadi kami selalu cerita tentang kehidupan kami satu sama lain.

Namun, ada satu hal yang tak pernah kuceritakan pada Arlin. Yaitu hubunganku dengan Andre–Yak, aku telah lama pacaran dengan Andre, sejak kelas tiga SMP dulu. Kebetulan aku dan Andre itu satu SMP hanya beda kelas. Tapi kami sepakat untuk merahasiakan hubungan kami, bagiku sudah cukup hanya kami yang merasakan hubungan ini tanpa perlu terendus publik, karena dengan Andre yang tulus mencintaiku juga sudah menjadi kebahagiaan yang teramat sangat untukku.

Tapi jika aku tahu kalau akan terjadi hal seperti ini, aku tak perlu merahasiakan hubungan kami. Aku tak bisa menyalahkan Arlin yang jatuh cinta kepada Andre, pacar sahabatnya. Karena bagaimanapun juga Arlin tak tahu dengan hubungan kami, jadi wajar saja kalau dia jatuh cinta kepada kekasih orang terdekatnya, karena dia tidak tahu. Aku duduk di ranjang, berusaha membuang muka dari Arlin.

"Menurut kamu, Andre suka nggak ya sama aku?"

Aku spontan menoleh ke Arlin begitu dia bertanya begitu. Memang jika tentang urusan cinta, Arlin tak pernah berbohong. Dia selalu jujur dengan perasaannya dan langsung cerita kepadaku. Tapi untuk yang satu ini, aku benar-benar tak ingin mendengarkan curahan hatinya. Aku pun hanya mengatup mulutku, sambil tetap menatap Arlin.

"Coba deh kamu pikir," sambung Arlin lagi, "katanya dia suka sama cewek yang punya lesung pipi sama gigi kelinci kayak aku. Apa itu kode kalau dia memang naksir sama aku?"

Aku menghela napas seraya menatap Arlin nanar. Iya kamu benar, Lin! Andre memang suka sama cewek yang mempunyai lesung pipi dan gigi kelinci. Tapi yang dia maksud itu aku! Aku sudah lama menjalin hubungan dengan Andre tanpa kamu ketahui. Maafkan aku, Lin ....

Aku dan Arlin memang memiliki beberapa kemiripan. Kami sama-sama bertubuh pendek, berambut panjang, dan mempunyai dua kriteria cewek yang disukai Andre. Karena itulah Arlin menyangka kalau Andre menyukai dirinya. Tapi mungkin itu lebih baik daripada dia curiga kepadaku, yang juga memiliki perawakan yang sama dengan dirinya.

"Atau jangan-jangan dia sukanya malah sama kamu, Fit? Kamu sama Andre kan sudah sama-sama dari SMP," tembak Arlin sampai membuatku terkaget-kaget. Tapi aku berusaha mengontrol diri kembali.

Teman Online - Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now