Part 3

578 22 1
                                    

Sejak peristiwa itu Anka dan Zizi tidak pernah berkomunikasi lagi, Anka memberikan waktu pada Zizi untuk memikirkan semuanya dengan baik-baik oleh sebab itulah ia memutuskan untuk tidak mengganggu Zizi dulu. Namun, bagi Anka Zizi terlalu lama mengulur waktu karena sudah hampir satu minggu Anka tak kunjung juga diberikan jawaban. Sampai akhirnya Anka memutuskan untuk menemui Zizi.

"Zi, gue mau bicara sama lo." Seru Anka yang tiba-tiba muncul dihadapan Zizi dan Vanya yang ingin pulang ke rumah.
"oh ya udah Zi kalo gitu gue pulang duluan ya. Sampai ketemu besok ya. Ka, gue cabut ya." Seru Vanya sambil melambaikan tangannya pada mereka.
"lo mau ngomong apa?" Tanya Zizi.
"lo udah pikirin pertanyaan gue kemarin? Lo udah punya jawabannya?" Tanya Anka. Zizi terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Anka, karena ia sama sekali belum memiliki jawaban apapun atas pertanyaan Anka tersebut.

"ini udah berlalu seminggu Zi. Masak iya lo masih belum punya jawaban juga." Lanjut Anka.
"gue.. sebenarnya gue..." kalimat Zizi terputus ketika Alka mendadak melewati mereka berdua dan berlalu tanpa menghiraukan mereka. Lo gak peduli lagi Al sama gue, noleh aja nggak. Gumam Zizi.

"gak usah dijawab Zi, gue udah tau kok jawabannya." Potong Anka.
"gue kan belum jawab apa-apa kok udah tau?" Tanya Zizi bingung.
"kayaknya memang lebih baik kita jadi sahabat aja ya, kita bebas mau ngapain. Lagian gue sadar diri kok, gue itu gak pantes buat lo. Lo itu kan cewek yang popular lah disekolah kita, lo cantik, lo pinter, lo baik, disenangi banyak orang. Kalo lo nerima gue jadi pacar lo, ntar lo malu sama temen-temen yang lain. Gue kan gak setenar lo."

"loh kok.. Anka gue itu gak pernah beda-bedain temen gue. Apa lagi liat dari status sosial dan kedudukannya, gak pernah ka. Gue seneng temenan sama lo, gue juga sayang kok sama lo tapi rasa sayang gue ke lo itu adalah rasa sayang seorang sahabat." Jelas Zizi.

"iya gue tau itu kok, lo emang orang yang bukan pemilih dalam bergaul tapi pemikiran orang yang menilai kalo gue itu gak pantes buat lo. Mungkin lo bener, kita memang lebih baik sahabatan aja. Maafin gue ya Zi, udah sempat bikin lo pusing gara-gara pertanyaan-pertanyaan gue yang gak penting." Ucap Anka.
"gak apa apa kok ka, syukurlah kalo lo ngerti maksud gue. Sahabatan itu jauh lebih indah ka." Jawab Zizi sambil tersenyum.
"oke deh, gue antar lo pulang ya. Gue kan udah misahin lo sama Vanya jadi gue harus tanggung jawab dong." Seru Anka.
"selagi masih gratis gue mau kok." Ledek Zizi.
"dasarr..." seru Anka.

Zizi merasa sangat lega karena Anka tidak begitu mempermasalahkan lagi tentang pertanyaannya yang sempat terlontar untuk Zizi. walaupun Zizi hampir sedikit jantungan karena Anka tiba-tiba berubah pikiran, ia mengira bahwa Anka merubah pikirannya karena Alka yang baru saja melintas dihadapan mereka. Ternyata Zizi salah, karena alasan yang lainlah yang membuat Anka berubah pikiran. Bagus deh kalo gitu. Itu artinya gue gak perlu pusing mikirin jawaban lagi dan tentunya gak bakalan ada hati yang tersakiti. Yah walaupun sebenarnya dia salah paham, gue belum kasih dia jawaban bukan karena seperti hal yang telah dipikirkannya namun karena hal yang lain. Karena hatiku yang sudah diisi oleh orang lain terlebih dahulu. Ucap Zizi dalam hatinya.

***

"Anka nembak lo Zi?" Tanya Vanya dengan nada yang terkejut.
"lo denger gosip darimana sih neng, lo kan tau kalo gue sama Anka itu just friendship." Jawab Zizi.
"semua orang udah heboh tau, gosip lo sama Alka mendadak pudar dan berganti dengan Anka. Kok lo gak cerita sama gue sih Zi?" seru Vanya kesal.
"what? Gue digosipin sama Anka. Udah kayak seleb aja yah gue? Dikit-dikit dapet berita hangat." Gerutu Zizi.
"sekarang lo jujur sama gue apa yang sebenarnya terjadi?" desak Vanya.

Zizi menceritakan semua yang telah terjadi antara ia dan Anka, dan gosip yang tengah menyebar sekarang itu tidak benar karena pada kenyataannya Zizi dan Anka masih dalam status bersahabat. Tetapi walaupun berita tentang Zizi dan Alka tidak sehangat dulu sebelum menculnya kehadiran Anka dalam hidup Zizi, Alka dan Zizi tidak jarang masih mendapatkan ledekan dari teman-temannya ketika mereka bertatap muka. Berita tentang Alka dan Zizi tidak mudah untuk dipudarkan dengan berita kedekatan Zizi dengan laki-laki lain, benar-benar sudah seperti infotainment sungguhan. Namun, Zizi menanggapi semuanya dengan penuh ketenangan. Ia tidak perduli dengan berita apapun yang sedang beredar tentang dirinya.

"tenang Zi, gue bakalan bantuin lo buat klarifikasi semua ini." Seru Vanya.
"udah ah biarin aja mereka mau bilang apa, gak usah pake acara pengklarifikasian segala, gue bukan seleb yang di-TV tau." Jelas Zizi.
"iya non, gak usah sewot gitu. Pokonya kalo ada yang nanya bakal gue jelasin semuanya."  Seru Vanya kembali.
"nah kalo itu baru bener." Jawab Zizi setuju. "oh iya gue hampir lupa, hari ini kan Alka ulang tahun Van. Ucapin gak ya?" lanjutnya.
"ucapin aja Zi, siapa tau dapet respon yang baik." Usul Vanya.

Indah Pada WaktunyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora