Ibarat ngengat yang selalu tertarik pada api, sudah tau akan terbakar tapi dengan berani nya ia tetap mendekati api. Seperti aku pada mu. Dan dengan bodoh nya, kau juga rela membiarkan ku hanya sekedar melabeli tubuh mu sebagai milik ku, padaha...
Budayakan vote sebelum membaca. Dan komentar setelah membaca.
Semakin banyak vote dan komentar, semakin cepat update nya
Sebenar nya, saya kurang suka bikin sekuel kaya gini. Karena saya merasa Cristian jadi udah tua. Padahal saya ingin merekam dia baik baik dalam ingatan saya, bahwa Cristian masih muda. Baru berusia 30 tahun.
Tapi apa daya, di cerita ini akan di kuak bagaimana nasib Jacob dan Bella. Kasian mereka tidak punya kejelasan di cerita I Was Before I Met you.
Semoga suka. Selamat membaca.
*********
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Skyla. Sykla Adams" suara nya bergetar.
Sky mengikuti Re untuk duduk di soffa yang di sediakan di ruangan berdinding kaca itu. Mereka duduk bersebrangan.
Dengan gerakan yang perlahan, Sky mengeluarkan peralatan nya. Bolpoin, buku catatan, alat perekam, dan kertas susunan konsep wawancara yang beberapa malam lalu di susun nya.
Dalam gerakan itu, Sky memberanikan diri untuk melirik sedikit ke arah Re yang tengah duduk menompang kaki di atas kaki nya yang lain. Lelaki itu tengah memandangi nya juga. Entah apa yang di pikirkan nya. Hanya saja adu pandang selama satu detik itu cukup membuat jantung Sky hampir meledak.
Sky akui. Laki laki di depan nya ini, kelewat tampan. Bahkan melebihi ekspestasi dari apa yang di tangkap Sky lewat pembicaraan orang orang di luaran sana, maupun lewat beberapa potret yang Ia temukan di majalah Forbes.
Jika di terapkan pada segmen yang tepat, Sky yakin lelaki ini akan mampu membuat publisitas mengenai dirinya semakin gencar di gemari orang orang di luaran sana. Khususnya wanita wanita yang haus akan sosok lelaki yang nampak seperti mitos ini. Dan Sky, adalah satu yang termakan pesona lelaki ini.
"Ada lagi yang kita tunggu Miss? " Re mengusik lamunan singkat nya.
Saking gugup nya, Sky hanya bergumam tidak jelas. Ia sungguh tidak tau harus memulai dari mana. Padahal jelas, konsep wawancara tengah di pegang nya. Sosok sempurna ini, berhasil membuat Sky kelimpungan. Ini sangat memalukan.
Tapi Re salah menanggap arti dari ekspresi Sky. Re kira, Sky tengah terlihat kesal. Kening nya berkerut.
Padahal biasa nya, wanita wanita yang di temui Re akan langsung melemparkan diri. Membuang rasa malunya. Rasa tidak nyaman nya. Hanya untuk sekedar bersitatap dengan Re. Dan mencari cari cara bagaimana membuat Re terpikat.
Tapi wanita ini, bahkan tidak berusaha untuk menatap Re.
Agak menjengkal kan.
"Apa anda di paksa untuk melakukan wawancara ini dengan saya? "
