Chapter 12 [Arvind]

1.3K 44 0
                                    

SDH
.
.
.
.

Sandra merebahkan tubuhnya yang lelah karena terlalu banyak beraktifitas selain itu banyak menerima tekanan yang tak seharusnya ia terima. Sandra memandang kosong palvon putih yang ada di atasnya dengan pikiran yang masih melayang-layang. Kadang berada di Arvind dan kadang berada pada hal yang dilihatnya.

Tiba-tiba saja perasaannya jadi aneh kembali, padahal ia baru saja pulang berkencan bersama Arvind. Yang seharusnya tidak ada lagi keraguan jika sudah mendapat penjelasan. Tetapi kenapa yang dirasakan olehnya lain dari harapannya.

Ia menjadi bingung, haruskah ia mempercayai Arvind saja atau mendiamkan Arvind dengan segala masalah yang ada, toh itu juga berasal darinya. Namun Sandra juga tidak bisa melakukan hal itu, di luar kendali. Apa yang dijelaskan Arvind memang masuk akal, tapi apa yang ia saksikan secara langsung itu juga menuntutnya untuk percaya. Ia tidak tahu haruskah ia bertahan dan memilih percaya pada salah satunya atau tidak sama sekali.

Drt drt!

Tiba-tiba saja ponsel Sandra bergetar di atas nakas, saat ingin melelapkan matanya yang cukup lelah itu namun semuanya terhenti karena ada saja yang mengganggu. Ia segera meraih ponsel itu segera, mengecek notification dari siapa yang masuk ke dalam benda pipih itu.

Arvind
San, istirahat ya
Masalah tadi biar gue aja yang urus


Sandra mengerucutkan dahi, ia bingung sekaligus heran dengan maksud pesan Arvind. Ia ingin mengurus apa, dan kenapa Sandra harus tenang dan istirahat saja.


Sandra
Maksudnya apaan?

Arvind
Liat aja nanti


Lagi-lagi ia dibuat bingung, sampai-sampai harus berkali-kali menghembuskan napas yang keras. Jika ditanya apa yang diinginkan oleh Sandra, sebenarnya ia hanya ingin menjalani kehidupan bahkan hubungannya dengan damai dan santai-santai saja. Tidak perlu ada hal-hal sepele yang dirumit-rumitkan.

Seperti halnya dengan permasalahannya dengan Diandra, ia berharap tidak usah hal semacam itu. Biarkan saja ia dan Arvind menjalani hubungan mereka, jika memang takdir mengatakan bahwa Arvind harus kembali pada Diandra ya itu urusan nanti. Urusan ketika saat itu tiba, jadi biarkan saja ia dan Arvind mengukir kisah saja tidak perlu diganggu.

"Kenapa makin rumit aja sih, padahal kita juga menjalin hubungan pas Diandra udah bilang putus." Gumam Sandra sebal.

Ia kembali menatap ponselnya yang masih menampilkan pesan terakhir Arvind yang belum ia ketikkan balasan. Sandra tersenyum kecil kemudian mengetik beberapa kata.

Sandra
Memangnya kamu mau lakuin apa?
Enggak usah macam2 ya.

Arvind
Enggak kok
Beneran :3

Sandra
Awas ya jangan!
Aku liatin kok

Arvind
Iya iyaa:)

Sandra menyimpan ponselnya, ia berharap semoga saja Arvind tidak melakukan hal-hal bodoh yang hanya akan membuat masalah semakin runyam.

Walaupun Arvind mengatakan agar ia beristirahat dan tenang, tetap saja ia tidak bisa melakukan itu. Ia akan terus khawatir da takut dengan apa yang akan terjadi kemudian.

 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚 (✔)Where stories live. Discover now