Retak

7.2K 220 60
                                    

Aku sudah bilang, aku ingin melampaui kapasitas keberanianku.

Asal kamu tahu, saat ini aku sedang merangkai kata yang paling romantis sedunia. Bahkan aku tulis terlebih dahulu di kertas, kemudian aku hafalkan. Agar nanti, saat aku menyampaikan ini kamu berhasil aku buat takjub, dan aku berhasil meluluhkan hatimu.

Dulu ketika pertama kali aku berbicara denganmu, aku takut aku akan menyukaimu. Ketika aku sudah menyukaimu, aku takut aku akan mencintaimu. Dan sekarang, aku mencintaimu, yang aku takutkan adalah aku akan kehilangan kamu.

Bohong, kalau mencintai tanpa ada rasa ingin memiliki.

Aku harus memutar otak, agar aku bisa menyusun strategi untuk mendapat respon yang aku harapkan. Iya, aku ingin cepat. Dan aku putuskan untuk segera bertemu denganmu, Kahfi.

Eh, tunggu dulu.

Handphoneku bergetar, tandanya ada chat whatsapp masuk. Waktu aku buka, ini chat dari manusia yang aku kagumkan, iya kamu, kahfi. Tapi di kontak handphone aku, namamu tidak ku namai Kahfi, yaitu aku kasih nama 'Harus bales cepet'. Itu supaya jadi pengingat, bahwa jangan sampe aku bikin kamu bete gara gara aku balesnya lama. Sekaligus supaya kamu tidak merasa bosan chattingan denganku. Makanya aku kasih nama yang beda aja.

Aku terkejut, saatku baca, isi pesannya kamu ingin mengajakku makan malam disebuah caffe jam 19.00WIB nanti. Kesambet setan apa kamu hari ini? Tak perlu ku pikir panjang, aku segera mengiyakan. Dan aku berfikir, mungkin ini kesempatan yang tepat untuk aku mengutarakan semua nya. Ini moment yang aku tunggu sejak kemarin kemarin.

Skip waktu ya.

Aku sudah dandan secantik mungkin, itu kata cermin dikamarku sih. Dan kata ibu aku waktu berpamitan tadi. Kamu dimana kahfi? Aku sudah duduk di meja 16 seperti yang kamu pesan. Kamu nggak ada, yang ada hanya vas bunga tulip sama lilin kecil diatas meja. Sama satu lagi, ada perasaan deg degan yang luar biasa dalam dadaku. Karena sekarang aku berniat untuk menyampaikan pemendamanku selama ini.

Dan, aku sudah melihatmu berjalan menuju arahku mengenakan kemeja biru dongker dan celana krem. Saat kita masih berjarak 20meterpun aku sudah bisa merasakan pesonamu yang luar biasa ini.

Okey, aku sudah mulai gugup, aku sudah mulai gemetar, belum ada percakapan sama sekali diantara kita. Walaupun makanan diatas meja sudah siap untuk disantap.

Ketika aku baru membuka mulut untuk memulai semuanya, tiba tiba kamu menyebut namaku lebih dulu, lalu kamu mengatakan bahwa kamu ingin memberitahuku sesuatu hal yang menggembirakan.

Apasih yang ingin kamu kasih tau, apa ngga bisa ditunda dulu? Palingan cuma mau ngasih tau besok sepulang sekolah rapat kan, atau kamu udah berhasil dapat tandatangan ibu kepsek perihal proposal organisasi yang kita ajuin. Atau apa? Memangnya ada yang lebih penting dari perasaan yang ingin segera ku sampaikan? Aku sudah tidak sabar kahfi!

'Naura, aku mau cerita sesuatu ke kamu. Aku mentraktirmu makan malam ini, karena aku ingin merayakan, bahwa aku kemarin sudah resmi jadian dengan Gifta. Iya, adik kelas kita yang ikut PMR. Kamu seneng kan?'

Ya tuhan, apa aku tidak salah denger? Kamu mengatakan itu di hadapanku langsung? Di saat aku ingin mengungkapkan bahwa selama ini aku menyimpan rasa untukmu?

Dengan spontan aku langsung membalikkan badan, kemudian aku usap air mata yang mengalir sepersekian detik setelah kamu selesai bicara. Cepat sekali tertuang dipipi ku, aku malu memperlihatkannya. Kenapa kamu setega ini?

Aku tersenyum seakan tidak terjadi apa apa, aku kembali berbicara seakan semua baik baik saja, walaupun aku sedang berpura pura kalau aku tidak sedang patah hati.

Aku kira kamu hanya hebat dalam hal menjatuhkan hati seseorang, ternyata aku salah. Kamu tidak kalah hebat dalam hal mematahkan hati seseorang.

Seketika itu pula aku langsung mengubur dalam dalam niatku untuk mengungkapkan rasa ini. Bahkan aku rasa akan sia sia. Kau sudah mengacaukannya!

Dan sesampai dirumahpun aku tidak bisa untuk berhenti menangisi kegagalanku. Aku sudah kalah untuk mendapatkan hatimu.

Ternyata, Tuhan belum mengijinkan untukku bisa menjagamu.

Mungkin saja Tuhan telah menitipkanmu kepada orang yang lebih bisa menjagamu.

Apa aku bisa mengalah? ketika aku sudah berjuang, ternyata ada seseorang yang memperjuangkanmu lebih dari aku.

Aku kecewa pada diriku sendiri.

Untuk kamu yang berusaha ku genggam namun meronta untuk ku lepaskan, terimakasih telah menjadi pengingat bahwa tidak akan ada kehadiran yang abadi.

Aku merasakan pedih yang teramat dalam, ternyata kamu ditakdirkan untuk mengabaikan perasaanku.

Kahfi, aku belum sempat memilikimu. Bahkan aku belum sempat untuk bilang kalau aku mencintaimu. Bagaimana bisa kamu pupuskan harapanku semudah ini?

Asal kamu tahu,

Kehilangan yang paling menyakitkan, adalah kehilangan tanpa di dahului dengan memiliki.

Kali ini, aku tersadar bahwa kita diciptakan untuk kehilangan banyak hal.

[ to be continue ]
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Baca cerita baruku yang berjudul 'Maafkan Aku, Mantan' yaa💕

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang