Sudah dua hari semenjak Kayla dirawat. Rasanya sangat membosankan berada di sini dan hanya berbaring seperti orang penyakitan. Sementara keadaannya bahkan sehat wal afiat. Ia tak habis pikir dengan sikap Adit yang semakin aneh setiap harinya. Belum lagi masalah Dimas yang tiba-tiba selalu mengikuti ke mana pun ia pergi. Terlebih setelah pembicaraan mereka kemarin, semakin menambah kecurigaan Kayla mengenai hal yang sedang disembunyikan Adit.
"Mas ingin kamu tinggal di pesantren Om Fredrik setelah kamu keluar dari sini. Mas akan membicarakan ini dengan Adiba dan Om Fredrik besok."
Kayla terdiam dan menatap Adit bingung. Tak paham apa maksudnya dia bicara seperti itu.
"Pesantren Ustaz Fredrik? Berarti rumah Kak Adiba?" tanya Kayla memastikan.Sementara Adit hanya menjawab dengan anggukan kecil, sambil memainkan rambut wanita itu yang sedang disisir, dan sesekali merapikannya.
"Kenapa harus di sana? Memang ada apa dengan rumah kita?" tanya Kayla lagi dengan nada heran.
"Mas hanya khawatir denganmu, jika tinggal di tempat Adiba akan lebih aman."
Jawaban Adit semakin membuat Kayla heran sekaligus curiga. "Kay bingung dengan sikap Mas yang seperti ini, Kay capek terus di awasi seolah-olah Kay ini tahanan," Kayla berkata dengan nada merajuk.
Tingkahnya membuat laki-laki di depannya mengarahkan tatapan sendu sekaligus sedih secara bersamaan. Lalu menggenggam tangan istrinya dengan erat.
"Mas minta maaf jika ini membuatmu tak nyaman. Bersabar lah sedikit hingga masalah ini selesai. Mas hanya takut kamu ... " Adit menggantung kalimatnya.
Kayla mengernyit menatap ekspresi suaminya. Apa yang sebenarnya dia sembunyikan dariku. Hingga membuatnya mengkhawatirkan aku sampai seperti ini. Batin Kayla. Dibilang takut, takut dari apa? Dari hal apa? Itu yang selalu coba Kayla cari jawabannya.
"Apa yang sedang Mas sembunyikan sebenarnya?" tanya Kayla tiba-tiba sambil memicingkan mata curiga.
Adit mengembuskan napas berat, lalu menatap sang istri. Berpikir mungkin sudah saatnya ia jujur agar Kayla tak bingung.
"Ada yang berniat mencelakakan kamu."
Mendengar jawaban suaminya, Kayla terdiam dan coba mencerna kata-kata Adit.
"Ma-maksud, Mas, a-ada yang berniat menghilangkan nyawa Kayla?" Kayla memastikan, sambil menunjuk dirinya sendiri.Tenggorokannya tercekat ketika Adit menjawab dengan anggukan mantap. "Ta-tapi ... apa salah, Kay?" Sambung Kayla dengan tubuh sedikit bergetar karena takut.
"Mas nggak bisa menjelaskan sekarang. Intinya hanya ini yang perlu kamu tahu. Jadi Mas mohon, jangan melakukan hal yang akan membahayakan nyawamu. Orang-orang itu bisa saja sedang mengawasi kita. Biar masalah ini Mas yang urus. Tugasmu hanya bertahan agar kamu selalu baik-baik saja, mengerti!"
Kayla hanya mengangguk. Meski ia sendiri tak yakin bisa mengontrol ketakutannya setelah ini.
Adit menarik wanita itu ke pelukannya, berusaha menenangkan kecemasan sang istri, juga kecemasannya sendiri. Adit pun tak bisa memungkiri, setelah kenyataan ini diketahuinya, hari-hari yang ia jalani selalu dipenuhi pikiran buruk dan rasa khawatir tentang Kayla.
Kayla mengembuskan napas setelah lamunannya tentang pembicaraan dengan Adit buyar. Dihinggapi rasa bosan, wanita itu memilih menyalakan televisi. Tak ada acara yang menarik menurutnya, hingga sebuah stasiun TV menayangkan aksi demonstran yang sedang berunjuk rasa di depan sebuah kantor. Seorang penyiar mengabarkan jika saham PT. A&K Pasifik Indonesia jatuh. Sementara orang-orang berdemo menuntut gaji yang belum di bayarkan, dan masih ada beberapa berita miring tentang perusahaan suaminya. Kayla berdiri dengan wajah gelisah.

DU LIEST GERADE
Istri Pengganti (Journey Of Love) Repost
SpirituellesBest rank : 18 in Spiritual 27/01/18 Awalnya Kayla mengira hidupnya sudah sempurna. Dia memiliki karier yang cemerlang di Negeri Jiran, pun calon suami potensial seperti Dimas. Namun, kesempurnaan itu musnah dalam sekejap, saat di suatu siang seseo...