10. Worried

39.2K 750 26
                                    

Affair Forced

🎈🎈🎈

Setelah pulang dari tempat kediaman pribadi Arkan, Larvel langsung masuk kekamarnya mengurung diri dikamar, bahkan Arkan sendiri yang mengantar pulang Larvel, membuat Larvel semakin membenci Arkan dengan sangat.

Kejadian di kediaman Arkan, Membuat Larvel memikirkan perbuatan Arkan padanya. Siapa sangka, Larvel yang sudah punya kekasih, justru Arkan lah yang pertama mencium Larvel begitu nafsunya.

Sementara David, hanya pernah mencium pipi Larvel, itu pun hanya dengan cepat. Sementara di bibir, hanya kecupan singkat saja, berbeda dengan apa yang dilakukan Arkan.

Rasa bersalah menjalar di hati Larvel, Larvel tak ingin kejadian lama kembali terulang hingga membuatnya hengkang keluar di mansion ayahnya.

Isak tangis Larvel terredam karena Larvel menutup kepalanya dengan bantal untuk meminimkan suara tangisnya.

Meski kamarnya kedap suara, tapi Larvel melakukan itu karena rasa sakit di hatinya. Merasa menghianati kakaknya, Laira. Dan David, kekasihnya.

Setelah dirasa isak tangisnya mulai mereda, Larvel beranjak dari tempat tidurnya menuju walk in closet, Larvel melihat pantulan dirinya dari cermin, betapa menyedihkannya. Penampilan Larvel, sungguh bisa dikatakan seperti orang pinggir jalan saja, tak ada anggun-anggunnya sama sekali.

Rambut acak-acakan, mata bengkak, padahal Larvel waktu dikediamannya Arkan hanya di cium, tidak di apa-apakan selain itu. Tapi penampilannya kini sangatlah berantakan seperti sehabis perang dunia ke dua.

Larvel menghapus sisa air mata di wajahnya dengan kasar, "Kamu harus bisa bertahan, Larvel. Jika dia berbuat lebih dari ciuman, kamu harus pukul bagian sensitifnya, jangan tertindas! Semangat!" kata Larvel menyemangati untuk dirinya sendiri.

Larvel melepaskan seluruh pakaiannya dan kini beranjak ke bathtub untuk berendam air hangat yang sudah ia siapkan.

Larvel meregangkan semua otot yang kaku, lama kelamaan Larvel terlelap.

Brak Brak Brak

"Larvel! Kamu sedang apa? Apa yang kau lakukan didalam kamar mandi?" teriak Diana memanggil putri bungsunya.

Larvel tersentak karena air hangat kini menjadi dingin, membuat tubuhnya memucat karena terlalu lama berendam.

"Iya bu, sebentar!" teriak Larvel di dalam kamar mandi.

Kret

Larvel keluar dari kamar mandi hanya dengan jubah mandinya, "Nak, sedang apa kamu didalam kamar mandi lama sekali." tanya Diana.

Larvel tersenyum, "maaf bu, aku ketiduran sambil berendam." kata Larvel pelan.

"Oh my god, wajahmu pucat sayang, kita kedokter yah?" tangan Diana menangkup pipi Larvel dengan memperhatikan wajah anaknya serius, "matamu juga bengkak, sayang, kita ke dokter yah!" kata Diana tegas.

Larvel melepaskan kedua tangan ibunya dari wajahnya, "bu, aku tidak apa-apa. Ini hanya efek ketiduran terlalu lama, percaya sama Larvel, bu!" Larvel tersenyum hangat kepada ibunya.

"Ok, baiklah. Kita makan malam bersama, cepat pakai pakaianmu, sayang. Ibu tunggu di bawah." Diana keluar dari kamar Larvel.

Larvel melirik sekitar almari sekitar, rasa takut kembali terulang jika ada seseorang didalam. Larvel pun memakai pakaiannya dengan cepat.

Larvel tersenyum berjalan kearah ruang makan, tapi senyum itu meredup menghilang tergantikan dengan rasa was-was, jantungnya memompa dengan cepat.

Dengan enggan Larvel memasuki ruangan makan dan duduk disebelah ibunya, Diana. Sementara dihadapannya ada sosok Arkan yang memperhatikannya.

Affair Forced ✅ Where stories live. Discover now