Part 6

2.7K 337 21
                                    

God berjalan gusar kesana-kemari.. tangan kanannya sibuk berkutat dengan telepon genggang berusaha untuk menghubungi seseorang sementara tangan yang satunya dimasukan kedalam saku celana.

Setelah dirasa panggilan itu tersambung, pria dengan gelar bulan kampus tersebut menempatkan ponselnya tepat pada daun telinga. Tak membutuhkan waktu yang lama, orang disebrang sana segera mengangkat panggilan teleponnya.

" P'God~~ ada apa menghubungiku? Merindukanku ya? " suara cempreng seorang wanita terdengar, terkesan manja seolah dia tengah berbicara dengan kekasihnya sendiri. God sama sekali tak ambil pusing mendapati sikap si wanita yang berlebihan terhadapnya, mungkin terlalu jengah atau karena mereka sudah biasa melakukannya.

God memijit pelan dahinya yang terasa berdenyut nyeri, tak menyangka bahwa bass akan semarah ini, hingga tak mau bertemu dengannya. " kau tahu, sekarang bass marah padaku.. bukankah sudah kubilang kalau kau harus mencari guru privat yang lain? " kesal, itulah yang menghampiri diri god sekarang, namun entah kesal karena bass, dirinya sendiri ataupun gadis itu.. yang jelas god ingin semua ini diakhiri.. god ingin bass tak marah lagi, yah~ dia merasa bersalah.. sangat mengetahui dimana letak kesalahannya. Seperti yang dikatakan bass.. karena god berbohong.

" kalau dia marah memang kenapa? Itu salahku? Pekerjaan Phi memang sebagai guru private-kan? " bukan hanya god yang merasa kesal, tampaknya bae juga merasakan hal yang sama.

" benar, tapi- "

Bae mendesah berat, ia merasa ini bukan salahnya, kenapa ia dibawa-bawa hanya karena menjadi salah satu murid didik god, kenapa bukan mahasiswa yang lain saja?" sudahlah, kemarahannya tidak akan bertahan lama.. minggu depan Phi harus mengajariku lagi, ya! "  bae juga tidak mau menjauh dari god gara-gara masalah ini.

" tidak bisa, minggu depan aku tidak akan kemana-mana, bae " god menolak, tentu saja karena ia tidak ingin bass semakin marah, cukup waktu kebersamaan mereka tertunda karena permintaan bae yang mendadak.. setidaknya minggu depan ia harus bersama bass.

" Phi tidak professional sekali, aku ini muridmu.. dan aku bayar penuh untuk jasamu itu, Phi. Pokonya aku gak mau tahu.. P'God harus datang "  bae mulai merengek, satu hal yang dibenci oleh god, tapi ia sulit untuk menolak, bagaimanapun bae adala-

" Phi~ "

God mendesah berat, bukan ini yang ia harapkan.. kenapa semuanya semakin rumit?

" nanti kuhubungi lagi " god segera memutuskan panggilan secara sepihak, tak peduli kalaupun bae akan marah setelah ini, ia hanya ingin hubungannya bersama bass kembali akur seperti biasa.

.
.
.

Dentingan sendok dan piring terdengar, keadaan dimeja makan tak sepenuhnya hening meskipun kedua insan yang terduduk disana saling terdiam. Piring bass dipenuhi bermacam masakan namun porsi makanan milik bass sama sekali tak berkurang, bass tak bernapsu disaat pikirannya melayang jauh memikirkan god.. ia bahkan tak melirik menu makan malam hari ini. Biasanya bass selalu menyukai masakan ibunya apalagi sudah beberapa bulan dan bass hampir melupakan rasa masakan itu, tak ada niatan untuk sekedar mencicipi.. pikiran bass benar-benar tertuju pada satu orang, suaminya.

Ibu bass menatap putranya dengan penuh pertanyaan, kedatangan god menambah raut tak suka pada bass, mungkin bukan hanya karena masalah yang ia katakan, nyonya piniwat yakin anaknya menyembunyikan sesuatu hal yang lain.

" bukankah kau harus menyelesaikan masalahmu dengan god? " wajah bass terangkat sedikit, namun tak berlangsung lama.. ia kembali memfokuskan pandangan kearah lain, kemudian seruan terdengar darinya.. " aku rasa tidak sekarang, mae! " bass terlalu malas, takut menyakiti hatinya terlalu dalam setelah mengetahui kebenaran dari god nantinya.. bass belum siap!

AS LONG AS YOU LOVE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang