Part 1 - Another Day with You

1.8K 122 14
                                    

Sudah lebih dari dua bulan semenjak Pesta 'Terima Kasih Senior' berlalu. Seluruh mahasiswa teknik dari tingkat satu sampai empat mengetahui kejadian legendaris di pesta itu yang masih menjadi perbincangan hangat hingga detik ini. Tak hanya mahasiswa teknik dan para alumni teknik, bahkan mahasiswa serta alumni dari jurusan lain pun banyak yang mengetahui kejadian tersebut. Gosip memang cepat beredar. Banyak posting-an di forum kampus yang membahasnya. Mulai dari cerita yang benar, ada juga cerita yang dibuat bahkan ada cerita yang sengaja di tambah-tambahkan sehingga terdengar seperti drama.

Sementara itu, objek dari kejadian tersebut tidak terlalu memikirkan itu semua.

Lebih tepatnya dua objek di malam kejadian tersebut.

Kongpob dan Arthit.

Arthit tidak pernah menyangka bahwa pengakuannya malam itu akan menimbulkan efek yang besar pada kehidupan sehari-harinya yang biasanya biasa saja. Ya, sejak dia mengakui di depan teman-teman, junior-junior, dan senior-seniornya malam itu bahwa dia dan Kongpob adalah benar sepasang kekasih.

Satu kesalahan fatal yang seringkali Arthit lupakan adalah..

Kongpob, pacarnya, adalah seorang bulan kampus.

Satu-satunya bulan kampus dalam sejarah kampusnya yang juga mengusung predikat Bulan Terpopuler.

Bisa dibayangkan seberapa besar ketenaran adik tingkat kesayangannya itu?

Jangan tanyakan berapa banyak pertanyaan yang Arthit dapatkan setelah pesta malam itu berakhir. Tidak, bahkan di dalam pesta pun Arthit tidak bisa bernapas dengan tenang. Arthit yakin setidaknya satu orang memborbardirnya dengan sepuluh pertanyaan beruntun. Untunglah Kongpob, entah bagaimana caranya, berhasil menariknya dari kerumunan orang sehingga mereka bisa menghabiskan waktu berdua di atap yang indah dengan dekorasi lampu dan terangnya bulan.

Lalu..

Lalu.. Kenangan indah lain yang mereka ukir disana.

Janji dan ciuman yang mereka bagi.

Kongpob dan Arthit tidak menyesali apapun malam itu. Malah, malam itulah saat dimana perasaan mereka mulai terikat tanpa adanya beban yang menghantui pikiran mereka lagi.

Tentang efek setelah kejadian legendaris itu sendiri, Arthit memang sempat merasa frustasi. Dia tidak biasa mendapat perhatian dari orang-orang, terlebih kesan ketua ospek menyeramkan selalu menempel di dirinya sehingga biasanya tidak ada yang berani mendekati dirinya. Di lain pihak, Kongpob hampir tidak terlihat terganggu akan bisikan atau pertanyaan orang-orang tentang hubungan mereka. Ia hanya tersenyum dan menjawab seperlunya.

Lagipula, pandangan matanya yang hanya tertuju pada Arthit sudah menjawab semua pertanyaan.

Dan tentu saja, wajah Arthit yang bersemu merah hanya karena tatapan itu adalah jawaban tambahan yang tidak bisa disangkal lagi.

Satu hal yang Arthit syukuri adalah dirinya masih harus melanjutkan kerja praktek sesudah pesta 'Terima Kasih Senior'. Oleh karena itu, dia hanya harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu ketika dia datang ke kampus saja. Banyak juga yang menghubunginya melalui ponsel, terutama LINEnya, tapi dia masih bisa mengatasi itu semua. Kalau diingat lagi, malam itu pun sebenarnya dia memaksakan diri datang ke pesta itu sesudah kerja prakteknya selesai hanya untuk meluruskan segala hal dengan Kongpob.

Arthit pulang ke dormnya setiap akhir pekan selama kerja praktek, berhubung tempat kerja prakteknya berada di luar kota. Dalam dua hari dari tujuh hari dalam seminggu itu pula, Arthit khusus memproritaskannya untuk Kongpob. Terkadang dibagi dengan teman-temannya, biarpun sebagian besar tetap untuk Kongpob.

Tetapi, sudah satu minggu ini Arthit tidak pulang. Dia juga jarang menghubungi Kongpob. Biasanya mereka akan berbincang sebelum tidur di setiap penghujung hari, tetapi seminggu ini hanya pesan singkat saja yang Kongpob dapat. Itupun tidak sering.

SOTUS: Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang