part~14

4.8K 401 12
                                    

jungkook berjalan tertatih ke kamarnya mencari obat penopang hidupnya beberapa bulan ini untuk bisa hidup lebih lama lagi di dunia demi orang yg ia sayangi

tes

"ahhh ku benci darah"

-O-


darah! langkah jungkook terhenti saat dipertengahan anak tangga saat darah itu menetes tapi cuma setetes dan itu diabaikan oleh nya

tes
tes
tes

baru satu langkah kakinya melangkah darah itu semakin deras mengalir dari hidungnya. reflek tangannya menangkupkan pada hidungnya, denyutan di kepalanya juga semakin menjadi,
jungkook terus melangkahkan kakinya gontai. demi apapun denyutan dikepalanya semakin meningkat tiap waktunya

"s-sedi-kit la-gi j-jungkook..akh.." jungkook sudah berada di depan kamarnya tangan kirinya sibuk menjambak rambutnya dan satunya terulur untuk segera membuka knop pintu tapi jungkook sudah tak tahan, denyutan itu semakin menjadi-jadi membuat badannya terhuyung ke belakang tapi anehnya jungkook merasakan ada seseorang yg menangkapnya,
itu yoongi

awalnya yoongi hanya ingin mengunjungi jungkook karna merindukan anak itu, ia masuk tanpa mengetuk pintu berjalan dengan santainya mengedarkan pandangannya mencari sosok jungkook adiknya, merasa tidak menemukan anak itu dilantai dasar yoongi segera pergi ke kamar anak itu.
baru sampai dilantai atas yoongi tersenyum melihat anak itu ingin masuk ke dalam kamarnya
tapi seketika senyuman itu tergantikan menjadi kerutan saat melihat jungkook terhuyung
yoongi berlari secepat mungkin menangkap jungkook

"h-hyung.... akhhh" tangan jungkook semakin brutal menjambaki rambutnya

"ya!! jungkook-ah jangan seperti ini.. a-ayo kita kerumah sakit" sedih panik bingung bercampur aduk saat melihat jungkook seperti ini apalagi kini ia terus memberontak menarik rambutnya hingga banyak helai rontok dari tempatnya. wajahnya sangat pucat juga darah yg mengalir dari hidungnya

"h-hyung... hiks.. s-sa-kit.. hiks.." setelah ucapannya itu tangan jungkook melemah dan melepas jambakannya ia pingsan

"ya! jungkook-ah bangunlah hiks..jungkook!!" tangan yoongi menepuk nepuk pelan pipi jungkook berharap ia akan bangun

"h-hyung.. dia kenapa?.." itu jimin yg baru keluar dari kamarnya setelah mendengar suara yoongi tadi

"cepat bantu aku jimin! siapkan mobil!!" yoongi sudah siap menggendong jungkook, sedikit kesusahan

"ta-"

"CEPAT JIMIN!!" jimin tertegun mendengar bentakan yoongi dan segera menuruti ucapannya

"ada apa in- dia kenapa!?" tak ada jawaban dari mereka karna jimin sudah berlari keluar dan yoongi yg menyusulnya dengan jungkook yg berada di punggungnya
jin hanya lari mengikutinya dari belakang

-
-

mereka bertiga sekarang berada di depan ruang UGD, yoongi sedari tadi berjalan mondar mandir sedangkan seokjin dan jimin hanya duduk merenung masih bingung dengan semua apa yg terjadi

"yoongi"

merasa terpanggil yoongi menghentikan langkahnya memandang orang yg memanggilnya

"apa yg terjadi dengan anak itu?"

"kau tak perlu tau!" ucap yoongi dingin

"kau-"

cklek

seorang dokter oh itu hyunwoo keluar dengan raut wajah letihnya

"bagaimana keadaan jungkook hyung!?"

"dia sudah baik baik saja tenanglah dia sudah bisa di jenguk, perawat akan memindahkannya ke kamar rawat"

"ikutlah denganku yoongi" lanjutnya

"oh ne hyung" yoongi mengikuti hyunwoo dari belakang meninggalkan jimin dan seokjin dengan tanda tanya besar

seokjin dan jimin memutuskan pergi ketaman rumah sakit.

cukup lama mereka terdiam disana, melihat-lihat pemandangan yg ada.

"hyung.. sebenarnya ada apa dengan anak itu?"

"entahlah jim"

"hyung apakah kita sudah sangat keterlaluan?"

"kurasa iya tapi ego ku melarangku untuk bersikap baik padanya meski hatiku mengatakan bahwa aku juga menyayanginya. egoku terlalu besar dan kebencian itu terus menyeruak saat aku mengingat ia selalu merebut semuanya dariku dan darimu jim, dari yg terkecil hingga kasih sayang kedua orangtua kita berkurang untuk kita, mengapa semua selalu mementingkan jungkook dan satu hal-" seokjin menjeda kalimatnya sejenak

"ingatan itu terus terngiang saat orang yg ku cintai terbaring lemah dengan bersimbah darah di depan mataku sendiri jim" seokjin menunduk menahan isakannya

"hy-hyung.. kau tidak pernah menceritakan ini kepadaku dan siapa yg kau maksut hyung" potong jimin

"dia.. dia kekasihku..-

namanya-

yehna. dia satu sekolah dengannya"

"dengannya?" potong jimin kembali

"jangan potong jim.." jimin mengangguk, sokjin menghela nafasnya sebelum memulainya kembali

"jungkook.. kakak kelasnya.. dan..dan.. cukup dekat dengan jungkook, karna tau jungkook itu adikku"

"hufh..." jin menghela nafasnya panjang sudah lama ia tak mengingat kejadian itu lagi dan kemudian kembali bercerita

"waktu itu saat aku keluar dari kafe dengannya kami melihat jungkook berjalan di sebrang jalan, yehna memanggilnya tapi tak ada sahutan karna yah memang jarak kita cukup jauh darinya kemudian yehna pergi menyusul jungkook dan saat menyebrang jalan kejadian itu tak dapat dihindari lagi dan hiks.. yehna pergi saat itu juga hiks hiks.. pergi untuk selamanya hiks.." seokjin tak bisa lagi menahannya, ia menangis

"tenanglah hyung..."

"semua itu gara gara jungkook jimin.. hiks.. dia penyebabnya.. gadis yg ku cintai pergi dariku selamanya.. hiks.."

jimin memeluk hyungnya dari samping mengusap pelan punggung hyungnya memberi ketenangan untuknya



























"jadi itu alasannya.." lirih pria yg bersembunyi tak jauh dari seokjin dan jimin







to be continued

thanks for reading~

-big love-

i Need You Brother✔Where stories live. Discover now