part~22

5K 391 17
                                    

setelah kemarin yoongi mengusir tiga hyung jungkook yg lain, yoongi langsung ikut merebahkan diri di samping jungkook mengikuti jejaknya di alam mimpi
mungkin hingga tembus pagi mereka seperti itu

-

pagi hari
jungkook terbangun dengan tergesa-gesa dari tidurnya dan segera melenggang ke arah dapur sedikit melupakan jika disamping ia tidur ada yoongi tapi yah yoongi sepertinya juga tak terusik sama sekali.
kakinya menuruni anak tangga dengan cepat mengabaikan kondisi fisik, sesampainya didapur ia terlihat terkejut melihat seseorang. ah! ia lupa jika dirumahnya kini ada seorang maid

jungkook melanjutkan langkahnya mendekati Ahn ahjumma

"selamat pagi ahjumma.." sapa jungkook yg mengakibatkan Ahn ahjumma sedikit terlonjak kaget

"oh tuan muda! anda membuat saya terkejut saja" ucap ahn ahjuma dan melanjutkan kegiatan memasaknya

"ahjuma masak apa? biar jungkook bantu ya?"

"tak usah tuan, ini tugas saya"
"jangan panggil aku tuan ahjuma panggil jungkook saja oke"

"emm tapi tuan.."
"ini permintaanku ahjuma.."
"aah ne tu- eh? jungkook.."
jungkook tersenyum mendengar ucapan ahjuma yg sedikit gugup, ia berjalan ke arah alat bersih-bersih melaksanakan kegiatan biasanya

"baiklah aku akan membantu ahjuma membereskan rumah"
"tapi kan-"
"meski kau melarang aku akan tetap melakukannya ahjuma" Ahn ahjuma hanya pasrah mendengarnya. mereka memulai pekerjaan masing-masing dengan diam

sejam kemudian pekerjaan jungkook yg mengepel lantai rumah juga acara memasak Ahn ahjuma selesai.

jungkook yg akan kesekolah terburu-buru pergi kekamarnya, dapat ia lihat yoongi masih tertidur dengan nyamannya memeluk guling kesayangan jungkook

sedikit pikiran jahat terlintas di otak jungkook. kakinya membawa kearah ranjangnya tangannya juga tak lupa membawa alat berupa bulu angsa yg ia dapatkan dari sebuah kemoceng pembersih debu. senyum jahat ditampilkannya

brukk
jungkook menjatuhkan badannya sedikit keras mengguncang badan itu agar yoongi terbangun tapi sepertinya ia benar-benar berhibernasi.
bulu tadi masih ia genggam dan kini ia beralih memeluknya bukan pelukan hangat tapi memeluk dengan mengoyang-goyangkan badannya lebih keras dan masih tak berhasil ia hanya menggeliat merasa terganggu saja. ia beralih mendudukinya hasilnya masih sama hingga akhirnya bulu angsa itu harus bertindak, bulu itu ia arahkan tepat kelubang hidungnya dan sepertinya akan berhasil
terlihat hidungnya memerah tanda ia ingin bersin tapi sepertinya ia tidak jadi ber-
"haachiiiimm!!"
"bwahahahaaaaa"
tertawa terpingkal

"haisss apasih kook...aku masih mengantuk.." yoongi kembali memeluk bantal ingin melanjutkan tidurnya yg terganggu tapi-

"aih hyuuuuung ini sudah siang.. kau tak ingin kuliah" ucapnya sedikit merengek dan matanya melirik sekilas kearah jam weker di nakas tempat tidurnya. matanya membulat seketika kala ia mendapati jarum jam yg menunjukkan angka 6.19 am
dan itu terlihat sangat pagi jika kalian sudah sampai di sekolah tapi ini beda, jungkook belum mandi belum siap-siap belum juga untuk waktu menempuh perjalanan ke sekolahnya.. aih.. ini gara-gara harus membangunkan beruang yg sedang berhibernasi itu

"OMO HYUNG!!" yoongi yg tadi ingin melanjutkan tidurnya reflek terbangun mendengar pekikan jungkook

"ada apa?" tanyanya dengan mata yg masih tertutup sebelah

"aku akan terlambat sekolah! ini gara-gara kau hyung. susah di bangunin" ucap jungkook dengan berlari kearah kamar mandi

"ya! jungkook-ah kau tak boleh kesekolah dulu!" dan sepertinya ucapannya tak didengarkan oleh anak itu

huuft
hembusan nafasnya terdengar sedikit kasar. bagaimana tidak? ia bahkan berfikir kenapa bisa memiliki saudara keras kepala sepertinya sih? dan apa ia tak berfikir juga jika ia juga sama? heh entahlah

hanya limabelas menit jungkook selesai dengan acara bermandinya

"hyuuung kenapa masih tak bangun? kau tak kuliah? baiklah aku akan berangkat sekolah sendiri"
"kau libur dulu hari ini" ucap yoongi kini sudar sadar sepenuhnya
"tapi ak-"
"bahkan kau baru pulang dari rumah sakit kemarin kook"
"hyuung tapi-"
"kau tak ingin kerumah sakit lagi kan?"

berpikir sejenak hingga menghela nafas
"ne baiklah"
"cha kita makan"
"hyung! kau tak mandi dulu?"
"tidak! aku takut kau akan kabur pergi ke sekolah saat aku mandi" jawabnya cuek

"ihh hyung aku tak akan kabur.. atau... ah aku tau" ucap jungkook sedikit menjedanya

"wae!??" tanya yoongi mulai mendekati jungkook merentangkan tangannya ingin di peluk
"hyuuung dasar jorok!"

"bwahahahaaaa"
"tak usah tertawa!, ah disini menyebalkan aku mau makan saja"
"jungkook.... peluk dulu...."
jungkook yg mendengar rengekan yoongi sedikit bergidik ngeri dan berlari keluar kamarnya
tepat saat membuka pintu kamarnya seokjin tepat berada didepannya. jungkook mengular senyumnya semakin lebar

"oh hyung selamat pagi.."-jk. yoongi terdiam di belakang jungkook saat jungkook menyapa hyung tertuanya

"jangan pernah memnggilku hyung kalau perlu jangan pernah tampakkan wajahmu didepanku"

"HYUNG!" protes yoongi yg tak terima dengan ucapan seokjin

"DIAM KAU!" jin menunjuk wajah yoongi tak terima jika yoongi ikut campur masalahnya

"ingat! gara-gara kau eomma appa meninggal dan itu semakin membuatku membencimu!!" ucap seokjin yg secara langsung membuat setetes airmata jungkook meluruh dari pelupuknya ia menangis tapi tak ada isakan. ucapan seokjin memang tak ada bentakan di dalamnya tapi penuh dengan tekanan

"maaf hyung" ucapan itu terlontar dengan sendirinya, tatapannya juga terlihat kosong kebawah karna ia menundukkan kepalanya

"aku tak butuh maafmu" ucap seokjin dan berlalu pergi. ia tak nafsu makan setelah pertengkaran ah bahkan apa itu bisa disebut pertengkaran karna disana hanya ia yg melawan yah intinya itu.

yoongi mendekap jungkook kedalam pelukannya tangannya terulur mengusap pelan bahunya. tapi jungkook tak membalas pelukan yoongi karna bahkan ia masih menatap kosong kedepan hingga tepukan yoongi menyadarkannya

"jungkook.. gwaenchana?"
"e-eh? em gwaenchanayo"
"ayo kita makan"
"emm hyung saja yg makan aku akan belajar saja di kamar"
"tapi-"
"nanti jika aku lapar aku akan makan sendiri hyung"
"em baiklah. jangan terlalu dipaksakan, tapi sebentar lagi makanlah karna kau harus meminum obatmu arasseo!?"
"ne hyuuung" yoongi terkekeh pelan dan pergi ke tempat meja makan

setelah jungkook masuk kekamarnya jimin keluar dari kamarnya, ia sudah siap dengan seragamnya. sebenarnya sedari tadi ia mendengar bahkan melihatnya tapi ia tak ingin ikut campur. sejujurnya ia merasa iba rasa sayangnya terhadap jungkook keluar begitu saja juga penyesalan atas sikap kasarnya kepada adik satu-satunya itu apalagi setelah ia tau jika adiknya itu memiliki penyakit sialan yg bahkan bisa merebutnya darinya kapan saja. ya iya tau saat di rumah sakit kemarin, ia sengaja menghampiri ruangan hyunwoo dokter yg slalu menangani jungkook agar memberi tau segalanya tentang jungkook. dan untuk pertama kalinya saat itu ia mengakui jungkook sebagai adik di depan hyunwoo.
tapi setelah ia menerima surat dari hyunwoo air matanya mengalir begitu saja. kenapa? kenapa harus menangis? bahkan selama ini ia dan hyungnya menginginkan jungkook pergi dari kehidupan mereka. dan setelah mendengar kabar yg akan mewujudkan keinginan mereka tapi kenapa malah sesak yg ia dapatkan? ia serasa dipermainkan.

kenapa saat dia dekat ia menginginkannya menjauh tapi saat dia jauh ia menginginkannya dekat?

karna memang jimin dan jin hanya  mendengarkan ego dibanding hati mereka

"aku merindukanmu jungkook-ah" lirih jimin kemudian pergi kebawah untuk sarapan dan setelahnya kesekolah


to be continued

thanks for reading

dari chap ini sudah tak di revisi
ternyata ngerevisi itu menyusahkan😂
emmuah♡

i Need You Brother✔Where stories live. Discover now