11. Darah dan Kelicikan

29.1K 1.9K 22
                                    

DENGAN berjalan seperti ini, Vano baru menyadari jika tubuh Galena pendek dan mungil. Mungkin tinggi Galena hanya sebatas pundaknya saja.

Lamunan Vano terpecahkan saat Galena membawanya menuju ruang Unit Kesehatan Sekolah. Kemudian munculah sosok wanita berumur 30 tahun yang tak lain adalah kepala UKS SMA Merdeka. Karena pada jam segini, anggota PMR sedang melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

"Kamu murid baru ya? Kayaknya miss gak pernah liat kamu deh sebelumnya." Sapa wanita itu hangat.

"Iya miss, saya murid baru." Jawab Galena seadanya.

"Vano? Kamu ngapain kesini?" Tanya Miss Nova ketika menyadari jika murid baru itu tak datang seorang diri.

"Ini miss, tangan Vano luka. Jadi saya bawa Vano kesini buat di obatin." Jelas Galena.

Miss Nova mengangguk mengerti. "Coba sini liat luka kamu Van."

Vano menunjukan tangannya yang terluka itu membuat Galena langsung mengalihkan pandangannya dari tangan Vano. Galena benci darah. Entahlah, rasanya tiba tiba menjadi mual jika melihat darah.

"Kamu duduk dulu di sana Van, miss mau ambil obat nya dulu."

Vano langsung duduk di atas brankar seperti yang miss Nova perintahkan. Sedangkan Galena hanya berdiri dan diam di samping Vano.

Tidak sampai 5 menit, miss Nova sudah kembali dengan berbagai macam obat di tangannya. Ketika miss Nova berusaha mencabut stapler dari tangan Vano membuat Galena langsung membuang pandangannya ke arah lain. Dan Miss Nova menyadari jika Galena tak menyukai darah.

"Siapa nama kamu?" Tanya miss Nova tanpa mengalihkan perhatiannya dari luka Vano.

"Vano lah miss," sahut Vano, miss Nova yang mendengar jawaban yang di lontarkan oleh Vano akhirnya sedikit menekankan luka Vano membuat pria itu meringis kesakitan.

"Bukan kamu, tapi cewek di samping kamu."

"Galena," jawab Galena.

"Oke Galena, kalau gitu kamu boleh kembali ke kelas biar Vano miss aja yang urus." usir miss Nova secara halus. Dalam hati Galena bersorak girang karena akhirnya ia pergi dan tak usha melihat darah yang menjijikan itu.

"Enggak enggak miss! Galena harus di sini temenin saya. Karena Galena saya jadi luka." Semprot Vano membuat Galena mendengus kasar. Dasar pria licik!

"Apaan sih lo? Gue gak--aww!" Sebelum Galena menyelesaikan kalimatnya, dengan cepat Vano  mencubit tangan Galena menggunakan tangan kirinya yang tidak terluka itu.

Dalam hati, Galena memaki Vano dengan sumpah serapahnya. Bahkan nama nama anggota ragunan ia sebutkan juga. Tapi itu semua hanya dalam hati, ia tak berani mengucapkannya karena ada miss Nova disini.

"Oh ya?" Hanya 2 kata yang menjadi respon miss Nova.

"Finally," ujar miss Nova ketika telah menyelesaikan tugasnya, kemudian wanita itu menyimpan kembali obat obatannya ke tempat semula.

"Kalau gitu, miss permisi dulu." Miss Nova pamit undur diri, menyisakan Galena dan Vano di UKS ini.

Bugh!

Dengan kesal, Galena menonjok lengan Vano dengan kekuatan penuh. Saking kesalnya, rasanya Galena ingin mencongkel otak Vano kemudian di cuci menggunakan detergen. Akal bulus otak liciknya itu benar benar membuatnya dongkol.

"Anjir," latah Vano yang mendapatkan jotosan lagi dari Galena.

Vano semakin meringis kesakitan di buatnya, sudah terluka, dia mendapatkan dua kali jotosan dari Galena di lengannya.

King Bullying [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now