Cerpen 2 : Balada Senja di Kota Minyak

7.9K 73 1
                                    

Untuk seseorang yang padanya aku diperkenankan mengenal,

Setiap senja yang menjadikanmu lamunan, suaramu yang sayup-sayup mengumandangkan panggilan suci bagi orang-orang yang seiman, bagiku itulah saat paling membahagiakan untuk menutup hari. Aku menikmati alunan merdu kalimat ajakan yang mengalir lembut ke dalam kalbu. Hingga usai kalimat-kalimat itu lantas kuangkat kedua tanganku dan berbisik:

Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini dan salat yang akan didirikan

Karuniakanlah kepada Nabi Muhammad SAW al-wasilah dan karunia-karunia yang banyak

Dan karuniakanlah kedudukan yang tinggi sebagaimana telah Engkau janjikan

Sesungguhnya Engkau tak akan menyalahi janji


Bergegas kuambil air untuk mensucikan diri agar pantas untuk menghadap kepada Sang Pencipta. Tiga rakaat kutunaikan, terpekur dalam sujud-sujud panjang tempatku mengadukan segala rasa. Saat terdekat antara seorang hamba dengan penciptanya. Lantas kulanjutkan dengan untaian doa yang kuharap berpilin mengetuk pintu langit. Hingga suatu saat pantas mendapatkan jawaban.

Apakah engkau mengerti, apa yang kuadukan kepada Sang Pencipta? Aku mengadukan tentangmu. Tentang pesonamu yang menimbulkan resah di hati. Tentang perasaan yang muncul di saat yang tidak tepat, menurutku (entah kalau menurut-Nya). Perasaan yang membuatku takut. Apakah aku cukup kuat mengemban apa yang telah diberikan-Nya kepadaku? Namun, aku tahu, yang Dia berikan adalah yang terbaik menurut-Nya. Dia tak akan membebani diri ini di luar batas kemampuan. Dan, kesempatan untuk mengenalmu adalah bagian dari skenario terindah ciptaan-Nya.

Ssst, apa yang kulakukan ini adalah rahasiaku bersamaNya. Aku hanya perlu bersabar untuk sampai kepada saat yang telah ditentukan-Nya. Dan kamu, kamu tidak tahu kan kalau setiap adzan yang kau kumandangkan itu kudengarkan dengan khidmat? Jangan khawatir, jika masanya tiba kau akan tahu. Namun, jika tidak digariskan untuk kamu ketahui, kamu tidak akan tahu.

Oiya, jikalau tidak terdengar suaramu, aku sering bertanya, “kemana dikau? Terlambat datang ke masjid kah atau terjadi sesuatu dengamu?”

Aku percaya setiap hal ada hikmahnya, semoga suatu saat aku mengerti hikmah dari semua ini. Aamiin.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang