#AA 1

427K 15.3K 760
                                    

Terkadang, satu-satunya jatuh cinta yang terbaik adalah, jatuh cinta dalam diam.

- Aurora Raveena Azzahra

...


Menyebalkan, kesekian kalinya gadis ini berdecih kesal. Bagaimana tidak, ia sudah terlambat 15 menit untuk menuju kesekolahnya pagi ini. Gerbang sekolah yang kini ia duduki sampai kelas XI ini sudah ditutup. SMA Nasional kini sudah sepi dari keramaian para siswa yang berebut masuk kedalam gerbang. Tampaknya semua murid sudah masuk kedalam kelasnya masing-masing. Dan hanya tinggalah Aurora yang diluar gerbang.

Aurora, sudah tiga hari ini dia datang terlambat kesekolahnya. Hobinya yang teramat sering membaca novel sampai larut malam sungguh sangat sulit dihilangkan bahkan dikurangkan pun sulit. Sampai akhirnya mengakibatkan kejadian yang menimpanya pagi ini, ia dateng terlambat. Aurora terus memohon dan sesekali merayu satpam penjaga dengan rayuan mautnya agar satpam mau membukakan pintu masuk untuknya, tapi hasilnya nihil. Satpam itu tidak mempan dengan rayuan Aurora.

"Ayolah pak, sekali lagi aja bukain pintu buat saya. Saya janji besok ga telat lagi." ujar Aurora sambil memberikan raut jawab puppy facenya yang menggemaskan. Jika boleh jujur, siapapun lelaki yang melihat ekspresi wajahnya saat ini pasti akan langsung jatuh cinta padanya.

Namun sayang, yang melihatnya kini adalah pak Hito bukan cowo highclass, bukan cowo tampan sekali pun. Pak Hitto adalag satpam SMA Nasional yang sudah hampir 6 tahun menetap dan sangat betah bekerja disini. Dan Pak Hito pun sudah sangat bosan dengan kebiasaan Aurora yang selalu telat setiap harinya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan gerbang sekolah, dan mobil itu memberikan tanda yang menunjukan untuk pak hito membukakan gerbang sekolah. Dengan sigap pak Hito langsung bergerak untuk membukakan gerbang sekolah. Tak mau rugi dengan kesempatan ini, Aurora pun langsung berkicir-kicir lari pergi menyusup kedalam gerbang. Ketika sudah berhasil lolos dari jegatan gerbang Pak Hitto, dari kejauhan Aurora sedikit berteriak.

"Pak makasih banyak yaaaa, saya janji besok ga telat lagi." ia berlari melirik pak Hito yang tampak begitu kesal karena Aurora telah berhasil kabur dari pengawasannya. Aurora yang melihat itu hanya tertawa geli menyadari aksinya ini, bagaimana tidak ini adalah ratusan kalinya ia berhasil lolos dari Pak Hito.

Kemudian dengan cepat Aurora menuju kelasnya yang terletak didekat mushola. Tepatnya kelas XI IPA-I. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat bu Diana sedang sibuk menjelaskan materi baru didepan kelas. Aurora lupa jika hari ini adalah hari rabu, dan pada hari ini jam pertama diisi oleh bu Diana. Guru kimia yang sangat terkenal sangat killer oleh seisi murid SMA Nasional. Bu Diana melotot kearah aurora. Membuat wajah Aurora bergidik ngeri.

"Astaga! musibah apa pagi-pagi gini."
Aurora perlahan-lahan memundundurkan langkahnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Bu Diana menyadari kedatangan Aurora yang pada hari ini datang terlambat.

"Darimana saja kamu Aurora? Telat lagi? Sekarang kamu diluar selama pelajaran saya."

Bu Diana tampak melotot menatap Aurora tajam, seperti tak ada jiwa ampun yang diberikan untuk Aurora darinya. Sungguh, kali ini Aurora benar-benar bingung harus beralasan apalagi kepada bu Diana. Sudah ratusan bahkan ribuan alasan yang Aurora lontarkan didepan wajah menyeramkannya itu. Wajah bu Diana tampak merah padam jika bisa dijelaskan, mungkin Bu Diana akan segera meletus beberapa detik lagi. Matanya tak lepas menatap Aurora.

"Ehm, gini bu tadi tuh saya... tadi tuh saya..."

"Gausah banyak alasan lagi, sekarang kamu diluar sampai pelajaran saya selesai!"

Oke, kini Aurora harus mengalah. Dia tak bisa mengelak dengan seribu alasan yang ia lontarkan setiap harinya. Dia berjalan kearah pinggir lapangan sambil menggerutu kesal. Dia duduk dibangku pinggir lapangan sambil melihat suasana lapangan yang dipenuhi beberapa murid yang berolahraga.

Alvaro Aurora (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now