Satu.

32K 1.3K 40
                                    

Fara membanting pintu mobilnya dengan kuat. Jari-jarinya mencengkram dengan kuat roda kemudi. Kemudian, air mata mengalir dari kedua matanya.

Fara berniat memberitahu kekasih serta sahabatnya bahwa dia akan pulang ke Indonesia hari ini. Fara sudah terlalu lama tinggal di Amerika makanya dia akan pulang ke tanah kelahirannya. Namun, saat dia memasuki apartemen kekasihnya, Fara malah melihat sesuatu yang sangat menyakitkan.

Kekasihnya, George sedang menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh sahabat Fara, Fransisca. Fara tak menyangka kalau mereka akan tega mengkhianatinya. Fara kecewa.

Fransisca memang sudah menjadi sahabatnya sejak Fara tinggal di Amerika. Dan George sudah menjadi kekasihnya sejak pertama kali Fara duduk di bangku SMA.

Fara memang menjaga kesucian dirinya selama 17 tahun dia tinggal di Amerika yang menganut kehidupan bebas. Fara tahu, selama ini George juga butuh partner untuk melampiaskan nafsunya. Tapi kenapa harus dengan sahabat Fara sendiri?

Fara menangis terisak didalam mobil miliknya. Belum cukupkah dia dibenci orangtuanya sendiri? Belum cukupkah dia dibenci kakaknya sendiri? Belum cukupkah dia ditinggal mati oleh kakek dan neneknya yang tulus menyayangi nya? Sekarang, dua orang yang sangat disayangi Fara pun mengkhianatinya. Dan sekarang Fara tak punya siapa-siapa lagi. Dia sendirian.

.
.
.

Aaron sedang fokus membaca dokumen-dokumen yang menumpuk di meja nya. Matanya dengan jeli membaca setiap huruf tanpa melewatkannya sedikitpun. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Aaron melihat ke arah pintu dan senyumnya pun terbit. Mitha, kekasih sekaligus sekretarisnya kini yang datang.

Mitha tersenyum lembut pada pria yang sudah 5 tahun ini menyandang status sebagai kekasihnya.

"Ron, sebentar lagi rapat dengan Pratama Empire." Ucap Mitha mengingatkan kekasihnya itu. Aaron tersenyum lembut lalu bangkit menghampiri Mitha yang akhir-akhir ini terlihat berbeda.

"Sudah kukatakan padamu, kalau kau sakit istirahat saja. Lihatlah, wajahmu sangat pucat." Ucap Ron seraya mengelus lembut pipi Mitha yang pucat. Mitha tersenyum lemah. Lalu mengelus lengan Ron.

"Aku tidak apa-apa Ron. Hanya masuk angin saja." Jelas Mitha. Ron menghela nafas pelan lalu menatap Mitha dengan dalam. Ron meraih pinggang Mitha lalu meraih dagunya. Ron mulai mencium Mitha dengan lembut. Untuk beberapa saat Ron bisa merasakan bibir Mitha yang juga bergerak, tapi gerakan itu terhenti disusul ambruknya tubuh Mitha. Beruntung Ron bisa menahannya hingga Mitha tak jatuh ke lantai.

"Mitha... Mitha.." Ron memanggil-manggil Mitha seraya menepuk-nepuk pipinya pelan. Tapi Mitha tak kunjung sadar ataupun membuka matanya membuat Ron khawatir. Dengan cepat Ron menggendong Mitha untuk dibawanya ke rumah sakit.

.
.
.

Aaron menunggu beberapa saat dikursi tunggu. Dokter sedang memeriksa Mitha. Ron bergerak gelisah takut Mitha kenapa-kenapa. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Mitha berada dengan wajah semringah membuat Ron heran. Apa orang sakit itu menyenangkan?

"Tidak ada hal serius yang terjadi pada Ibu Mitha. Ibu Mitha hanya terlalu kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Saya sarankan untuk makan makanan sehat dan seimbang agar cepat sembuh. Oh iya, Selamat..." Ron mengerutkan kening. Ron penasaran dengan perkataan dokter itu yang terlihat sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Ibu Mitha hamil dan usia kandungannya sudah 6 minggu." Bagai tersambar petir, Ron terdiam ditempatnya. Dokter itu pun memilih pergi setelah mengatakan hasil pemeriksaannya barusan.

Ron menatap kosong pada pintu ruangan didepannya. Tubuhnya serasa lemas setelah mendengar berita barusan.

Ron bersumpah. Selama ini dia tidak pernah melakukan hal diluar batas bersama Mitha. Mereka hanya sekedar berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman.

Tangan Ron terkepal dan sorot matanya yang semula kosong dan hampa kini dipenuhi kemarahan dan kekecewaan. Apakah selama ini Mitha mempunyai kekasih lain selain dirinya? Apa selama ini Mitha berselingkuh dibelakangnya? Apakah selama ini dia terlalu bodoh hingga tak menyadari perselingkuhan Mitha?

Berbagai pikiran negatif pun bermunculan di otak Ron. Ron pun akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam dan menemui Mitha untuk meminta penjelasan atas semua ini.

Ron memasuki ruangan itu dan mata gelapnya dapat melihat Mitha yang sedang berbaring di ranjang pasien masih dengan wajah pucatnya. Mitha tersenyum pada Ron saat Ron sudah berada didalam. Namun Ron tak membalas senyuman Mitha sedikitpun membuat Mitha heran.

"Ron..."

"Siapa Mitha?" tanya Ron ambigu. Mitha menatap Ron bingung. Siapa apa? Melihat raut kebingungan Mitha, Ron pun memperjelas pertanyaanya.

"Siapa ayah dari anak yang kau kandung Mitha?" Mitha terbelalak kaget mendengar pertanyaan Ron.

"A-apa maksudmu Ron?" Tanya Mitha tak mengerti. Ron menghembuskan nafasnya berusaha mengendalikan amarahnya.

"Siapa ayah dari anak yang kau kandung Mitha?" Tanya Ron lagi. Mitha terdiam tak menjawab. Ron tersenyum sinis. Diamnya Mitha membuktikan bahwa selama ini Mitha menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apakah selama ini kau mempunyai kekasih selain diriku? Apakah selama ini kau berselingkuh dibelakangku? Kenapa Mitha? Jawab!" Bentak Ron lagi. Mitha menunduk. Tangannya mencengkram baju bagian perutnya dengan erat. Air mata pun mengalir dari kedua matanya.

"Ron, kumohon dengarkan dulu penjelasanku." Lirih Mitha.

"Apa yang ingin kau jelaskan hah?"

"Ron, a-aku di-diperkosa." Jawab Mitha pelan. Ron langsung terdiam. Matanya menatap Mitha tak percaya.

"Apa maksudmu?"

"Ini semua bukan keinginanku Ron. Aku mencintaimu. Tak mungkin aku mengkhianatimu." Ucap Mitha diiringi tangisannya.

"Ini bukanlah yang kuinginkan! Anak ini bukanlah anak yang diinginkan!" Pekik Mitha. Mitha langsung memukul-mukul perutnya membuat Ron terkejut. Ron bergerak mendekati Mitha lalu menahan kedua tangan Mitha.

"Apa yang kau lakukan hah?!" Bentak Ron keras.

"Aku tidak pernah menginginkan anak ini! Lebih baik dia mati! Lebih baik dia tidak Ada!" Bentak Mitha. Mitha meronta berusaha melepaskan cekalan tangan Ron dipergelangan tangannya. Namun Ron tak membiarkannya karena Ron tahu Mitha akan bertindak nekat lagi.

"Siapa yang melakukan hal keji itu padamu Mitha?" Tanya Ron serius. Mitha terisak dan menggelengkan kepalanya. Dia tidak mungkin mengatakannya pada Ron.

"Jawab aku Mitha!" Ron lagi-lagi membentaknya. Mitha semakin terisak. Selama ini Ron tidak pernah membentaknya. Tapi dalam hari ini Ron sudah berkali-kali membentaknya membuat Mitha sakit hati.

"Sahabatmu sendiri yang melakukannya Ron." Ron terdiam mencerna jawaban Mitha. Selama ini dia hanya dekat dengan Ardhi, Ando dan... Tidak! Tidak mungkin dia melakukan hal itu pada Ron.

Ron menatap Mitha tak percaya.

"Iya Ron. Darren lah yang melakukannya."

____________________________________

Guyss aku mau tanya nihh...
Tadi waktu aku publish bab ini sampai garis hitam itu gak?
Aku tadi cek di akunku yang satunya lagi dan ternyata ceritanya tak tamat satu bab dan kepotong ditengah-tengah.

Aku juga ingin memberitahu kalian bahwa aku selalu mengakhiri per bab dengan garis itu. Jadi, kalau cerita yang muncul di kalian tidak sampai garis itu beritahu aku ya.. Biar aku benerin.

Aku unpublish dulu juga dibenerin dulu.. Vote and comment okee..

Married By Mistake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang