Bagian Lima Belas

6.8K 993 133
                                    

※That Summer※
-I Falling Love With You-

☆Sherry Kim☆
.

Yunho mencengkeram ponsel miliknya erat. Entah ia harus bersyukur atau mengutuk vidio yang telah ia dan Changmin siapkan sebelum hari operasi di lakukan. Seharusnya Yunho mencegah putranya menyimpan vidio-vidio pesan untuk Jaejoong, agar kesalahan ini tidak pernah terjadi.

Jemari Yunho memijit pangkal hidungnya lelah. Ia tidak pernah mampu menolak keinginan putranya, terlebih ketika Changmin memiliki firasat buruk sebelum operasi akan kondisinya sendiri. "Minnie hanya ingin berjaga-jaga andai Minnie tidak bangun lagi. Mama pasti sedih karena Minnie tidak pamit. Papa, jaga Mama andai Minnie tidak pernah membuka mata lagi."

Saat itu, Yunho hanya bisa menelan kembali kesedihan yang membuat dadanya sakit dengan memperlihatkan senyuman. Jika Changmin mampu tersenyum dan tabah, kenapa dirinya tidak. Changmin adalah putra terhebat di dunia, ia tidak akan pernah rela jika harus kehilangan putranya itu.

"Oh Changmin. Apa yang harus aku katakan pada Ibumu setelah ini." gumam Yunho. Tangan Yunho gemetar di atas layar ponsel sebelum mengirim vidio pertama yang telah Changmin siapkan untuk Jaejoong. Yunho menunggu hampir satu bulan lamanya sebelum mengirim pesan tersebut. Tak ingin membuat Jaejoong curiga jika ia telah membohongi kekasihnya itu.

Mata musang Yunho terpejam. Tuhan akan menghukumnya karena berbohong kepada calon istrinya sendiri. Dosa yang telah ia perbuat sudah cukup banyak untuk menyeret Yunho ke neraka, ia sudah menyakiti Jaejoong di masa lalu dan mengabaikan putranya selama sebelas Tahun. Sekarang, ia juga harus menyakiti Jaejoong lagi dan lagi.

Suara bisikan Changmin kembali terdengar di telinga Yunho. "Papa, ini demi Mama. Tapi, bagaimana jika Minnie tidak bangun lagi. Apakah kita akan bertemu lagi?"

"Tentu. Kau akan sembuh. Percayalah." Mendengar kata itu tangis Changmin pecah. Saat itulah untuk pertama kalinya sejak mereka bersama Yunho melihat air mata Changmin. Putranya lebih mirip seorang bocah berusia sebelas tahun ketika meraung, menumpahkan air mata yang Yunho tahu takkan pernah putranya tunjukan di hadapan Jaejoong dan memeluknya erat. "Minnie takut tidak akan bertemu dengan Papa, Mama lagi."

Firasat putranya benar. Changmin memang tidak sadarkan diri sampai detik ini. Tangan Yunho menempel pada kaca ruang rawat Changmin, gemetar. Pria itu menahan isakan tangis agar putranya tidak sedih di dalam sana. Changmin memang menutup mata, akan tetapi Yunho tahu. Putranya mampu melihat segalanya. "Kau sudah berjanji akan bangun, bukan. Sampai saat itu tiba, Papa akan menjagamu, lalu kita kembali untuk menemui Mama. Cepatlah bangun, Nak."

Di depan sana. Changmin masih diam membisu. Hanya bunyi detak mesin yang membantu Changmin untuk tetap bertahan dan berjuang untuk hidup.

* * *

Bibir Jaejoong menahan senyum melihat vidio singkat dari Changmin. Syukurlah putranya baik-baik saja meski kondisi putranya terlihat lelah dan tidak cukup baik untuk menelfon dari ruang perawatan. Tadinya ia sudah bersyukur dengan kabar baik meski harus puas hanya bicara dengan Yunho. Jaejoong memang tidak tahu apa-apa tentang medis. Tapi ia memahami jika ruang perawatan beserta banyaknya mesin melarang ponsel melakukan panggilan di dalam sana.

"Apa yang membuatmu tersenyum seperti itu?" Jaejoong berbalik, memasukan ponsel ke dalam loker dan menutup pintu. "Pesan dari putraku." jawabnya lirih.

"Bagaimana keadaanya? Apa sudah lebih baik?" Jaejoong mengangguk. Pria itu berkutat dengan dasi seragam pelayan sebelum memakai rompi di atas kemeja putihnya. Mengangguk kepada rekan kerjanya. Jaejoong mengumamkan kata perpisahan sebelum berjalan keluar dengan langkah cepat. Ia sudah terlambat dan harus segera melapor kepada manager mereka. Sesuai perintah manager kemarin.

That Summer. I falling Love With YouWhere stories live. Discover now