2. si Angkuh

9.1K 622 118
                                    

Hello lagu instrumental diatas kelihatannya cocok untuk mengiringi sub bab ini... 😂😂

Happy reading teman-teman...

🍀Author POV

Kedua kaki Yona telah tiba di depan rumah dinas pak dhe. Ian terlelap dalam gendongannya. Lama waktu yang dipergunakan Yona untuk kembali ke rumah itu. Jika kembalinya untuk Berpisah dari bayi laki-laki itu, tentu Yona ingin semaksimal mungkin mengulur waktu. Yona tak mampu berpikir untuk sebuah perpisahan. Hanya kesedihan dan kehilangan yang akan dirasakannya.

Rumah pak dhe tak seramai terakhir kali ia meninggalkan rumah ini. Seluruh keluarga pak Tama dan pak yudha telah pulang. Hanya pak Tama yang masih menunggu Ian dan jawaban.

Lama. Tak ada satu kata pun terucap. Hingga dengan sigap Tama mengambil alih tubuh putranya.

Tubuh mungil itu telah diambil dari dekapan Yona. Gadis 22 tahun itu tak mampu berkata apa-apa lagi, ia tidak bisa menerima pinangan dari majikannya. Namun dihatinya, juga tak sanggup berpisah dari ian. Ia bimbang.

Sebut saja Yona si baby sister tak tau diuntung, karena berani menolak pinangan Akp. Arkananta Yanottama Tapi Yona tidak ingin disebut memanfaatkan situasi dan menjadi parasit. Yona juga tak ingin mengulangi kisahnya dengan seorang polisi. Baginya itu terlalu menyakitkan. Membuat trauma tersendiri di hatinya.

Yona tak bisa menolak takdir perpisahan itu. Ia tak berhak apa-apa, dia hanya ibu susu. Seharusnya ia tau itu. Seharusnya ia tahu konsekuensinya. Seharusnya yona tak memasukkan hati diantara hubungannya dengan bocah kecil itu.

Ya. ibu susu hanyalah Ibu susu. Ketika Ian tak butuh disusui, ketika Ian tak butuh ditemani, dan ketika majikannya tak memerlukan ia lagi, tentu saja selesai sudah perannya sebagai ibu susu.

Selama 15 bulan kebersamaannya dengan ian, Yona begitu mengasihi bayi laki-laki itu. Yona adalah wanita pertama yang merengkuh bayi mungil itu. Yona pula wanita pertama yang menghangatkan bayi merah itu.

Ucapan almarhum bundanya Ian setahun silam masih terekam jelas diingatannya.

"Dek yona.. kamu betah disini?"

"Betah mbak, mbak Vera dan pak Tama baik. Apa lagi saya selalu diberi uang tambahan buat biaya Sekolah adik sepupu saya. Terimakasih ya mbak." Ucap Yona yang kala itu sedang menyeka tubuh Vera. Sementara Vera hanya menguntai sebuah senyuman didalam kelemahannya.

Vera adalah istri sah Tama. Kala itu 7 hari setelah Vera menjalani operasi Caesar. Karena penyakit yang dideritanya, membuat dia merasa semakin lemah. Hampir tak ada semangat hidup. Wanita itu telah pasrah. Setiap saat ia telah siap dijemput sang Empunya hidup. Untung saja Yona selalu disisinya, merawatnya, hingga kehamilannya kali ini bisa terlewati hampir tanpa kendala. Ya. tanpa kendala kecuali penyakitnya.

"Dek Yona. Jangan berbohong dek." suara lirih Vera membuyarkan konsentrasi Yona yang sedang menyeka nya. Sebagai perawat rumahan yang disewa Tama, tentu ia bekerja dengan sigap. Namun terlepas dari itu, Yona menyayangi Vera seperti kakaknya sendiri. Seperti keluarganya. Kini Yona mendekat mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Vera dengan susah payah.

"Mbak Vera ingin sesuatu?" Yona mengalihkan pembicaraan.Vera hanya menggeleng lemah.

Yona tau itu memang benar, pak Tama memang tak menyukainya. Pak Tama, majikanya itu memang sering memarahinya. Namun Yona ingin terus bertahan. Bagaimanapun ia memerlukan biaya hidup.

"Tidak dek, mbak cuma mau bicara sama kamu." Yona mengangguk paham dan duduk didekat Vera.

"Mbak ingin meminta tolong sesuatu, mungkin ini yang terakhir." Tubuh Yona kaku. Yona belum siap jika Vera direnggut nyawanya kala itu juga. Demi apapun, Yona baru sekali melakukan rawat jenazah. Itupun ketika praktik klinik.

Lagipula Yona sangat menyayangi Vera, seperti kakak nya sendiri. Dia tak mau jika harus kehilangan. Akan jadi apa hidupnya di rumah keluarga Yanottama, jika tak ada Vera yang melindunginya dari ancaman pemecatan seorang Tama?

"Mbak bicara apa?! Yona ndak suka.." Yona murung.

"Ini penting dek.."Vera menggenggam erat tangan Yona yang masih memegang wash lap. "Dek kamu tahu kan, Ian sangat berarti untuk kami. Kamu bidan, kamu juga wanita yang kuat, pasti kamu paham perasaan kasih ini." Vera menghela nafasnya.


Ikuti kelanjutannya di Karya Karsa 

https://karyakarsa.com/Jasminecindhy


"STEPMOTHER" Inilah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang