4. Mobil Goyang

41.4K 2.6K 585
                                    


Lampu tol memiliki kerlap-kerlip kekuningan. Sedap dipandang, tetapi kelamaan seperti lampu merah bagi Ra.

Ah! ah! ah!

Itai! Yabai! Ikeh ikeh!

Aktor JGV ribut berbunyi. Beberapa menit yang lalu, Shou sibuk mencari dan memencet tombol. Sekarang ia malah diam menonton video tersebut.

Ra melirik ke samping.

Shouki Al zaidan tak banyak berekspresi. Hanya ada sedikit kerutan di antara kedua alisnya saat menengok video porno. Ekspresinya persis ketika ia tengah menatap layar laptop di kantor, berurusan dengan koding java sambil mempraktikkan panduan Google. Serius, mengamati, membuat panas dingin.

"Interior mobilnya—mirip mobil Bapak ya?" Shou berpendapat polos.

Ra menengok video yang sama, kalem. "Oh—Ya. Iya juga ya."

"Bahkan ada bebeknya." Shou menunjuk.

" .... "

Masa?! Ra langsung mendelik ke arah layar. Dan memang ada bebek di dashboard mobil goyang tersebut. Oh. Ohh.

"Bapak nonton ini sambil nyetir mobil?"

"Belum, sebenarnya saya belum nonton yang ini." Kemarin mau nonton malah kelupaan, dan sengaja dibiarkan di sana sampai akhirnya kamu pencet nikmat, Shouki.

"Ooo." Shou manggut-manggut.

Pasangan aktor JGV berganti posisi. Yang lelaki berkulit putih bersandar pada jok kursi, dan lelaki berkulit tan menyetubuhinya dari atas. Kamera menyoroti gaya genjotan sedap, keluar masuk, keluar masuk, berbunyi basah, disertai rintihan "Kimochii ahnnn" dari mulut aktornya. Memang kimochii—nikmat, Ra cukup menggemari posisi seks tersebut. Dia pernah melakukannya beberapa kali di ruangan kantor dengan karyawan lelaki incarannya. Sebagai yang menggenjot, bukan yang digenjot, tentu.

Ra mendengus. Mungkin saat ini Shou ingin segera lari turun dari mobil. Bagaimana reaksi lelaki ini? Apakah Shou tengah menggigit bibirnya yang kenyal sampai basah memerah karena gugup? Apakah tangannya merayapi pahanya sendiri karena kegelian? Ingin digenjot juga? Mobil Ra cukup luas untuk digoyang semalam suntuk. Shou bisa memilih jok belakang atau depan.

"Jadi ... Bapak suka film begini?"

Pertanyaan Shou membuat Ra terdiam sejenak. Agak sedikit ganjil, sebenarnya. Lelaki normal mestinya tak nyaman melihat video seperti ini dengan lelaki lain, bukannya bertanya-tanya penasaran.

"Ya, suka saja," jawab Ra tanpa memandang ke samping.

"Kenapa suka?" Shou mendekatkan tubuhnya dari samping.

"Siapa yang enggak suka sama porn?"

"Jujur, saya enggak pernah nonton," Shou mengakui.

"Ooh ... "

"Bapak mau begituan sama laki-laki?"

Terdiam lagi, Ra menjaga agar mimik mukanya tetap cool. "Hmm."

Shou menatap lekat-lekat. Tatapan itu—meski Ra tidak melihatnya—terasa seperti bisa menggerayangi kulit saja.

Dan Ra bukan lelaki yang bisa disudutkan.

"Apa kamu enggak tahu kalau saya seorang homoseks?" ujar Ra. "Jadi jawabannya jelas. Saya suka."

Dari sudut matanya, dilihatnya Shou bergeleng pelan. "Saya enggak tahu, Pak. Hanya dengar rumornya saja."

"Nah, sekarang kamu tahu," Ra berkata dengan nada tenang. Cukup percaya diri ia membuka tentang orientasi seksnya di depan khalayak ramai, apalagi kepada lelaki yang diincarnya di dalam mobil pribadi.

Aku dan Atasanku (MxM, R21) ✔Where stories live. Discover now