Mishall membuka matanya secara tiba-tiba dengan nafas yang tidak teratur. Yang pertama ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih dengan cahaya yang stabil. Mishall melihat badan nya, tangan nya diinfus, hidung nya juga menggunakan selang oksigen.
Ia melihat sekeliling nya. Seorang laki-laki berada di pintu, memanggil. Tak lama dua orang suster dan satu dokter masuk dan langsung memeriksa Mishall.
"Syukurlah pasien sudah sadar, ia melewati masa kritis nya dengan baik. Yang membuat kami kaget karena dia tiba-tiba sadar tanpa pergerakan atau tanda-tanda," jelas dokter itu.
"Terima kasih dok."
"Sama-sama, panggil saja kalau ada apa-apa."
Mishall menatap laki-laki yang berbicara tadi. Ia menelan saliva nya.
"Abang," lirih Mishall.
Laki-laki itu, Wira, menoleh lalu tersenyum. "Syukur kamu udah sadar, Abang seneng banget."
Wira mengambil handphone nya lalu mengotak-atik nya sebentar.
"Abang.. ada disini ?" tanya Mishall.
"Iya, Abang selalu disini dari awal kamu koma."
"Koma ?"
"Iya, kamu ga inget ?"
"Aku koma kenapa ?"
"Kamu kecelakaan mobil waktu liburan di Jakarta, sekitar 2 bulan yang lalu. Mama sama Papa minta perawatan kamu dipindahkan ke Bali supaya deket. Bayangin aja kamu koma 2 bulan, lama banget." Wira terkekeh.
Mishall tidak mengerti. Bukan nya selama ini dia ada di Jakarta ? Dia masuk rumah sakit lalu Bella meninggal dan Wira juga meninggal ? Apa-apaan ini ?
"Bella mana ?" tanya Mishall.
"Bella ? Bella siapa ?" tanya Wira.
"Temen aku."
"Oh yang suka main ke rumah waktu di Jakarta kan ? Dia di Jakarta lah."
"Bella ga meninggal ?" tanya Mishall.
"Ngga, dia gapapa."
"Abang.. ga meninggal ?" tanya Mishall.
"Ngga lah! Ini buktinya ada disini."
Jadi semua ini hanya mimpi ?
***
Mishall menatap layar laptop nya. Gadis itu menunggu lalu muncul wajah seseorang dalam layar itu.
"MISHALL! YA AMPUN GUE KANGEN BANGET!"
Mishall tersenyum haru.
"Tau ga ? Gue kaget banget waktu lo tiba-tiba chat gue tadi, mana tadi pas pelajaran Pak Beno lagi, gue otomatis teriak lah terus dimarahin deh, gue dikeluarin dari kelas." Bella terkekeh.
Mishall ikut tertawa dibarengi dengan air mata nya yang turun.
"Eh! Eh! Kok lo nangis sih ?" tanya Bella.
"Gapapa, gue kangen banget sama lo." Mishall mengusap air mata nya.
"Gue juga, Minggu lalu gue kesana jengukin lo tapi lo nya belom sadar. Nanti deh kalau ada waktu gue kesana ya, gila ya lo! Koma 2 bulan! Kurang lama tuh."
Mishall tersenyum. "Tapi gue dapet mimpi aneh, seakan-akan gue emang mengalami itu semua. Rasa nya kayak nyata."
"Mimpi apa ? Cerita dong!"
YOU ARE READING
Secret Admirer
Teen FictionSebut saja aku pengecut. Aku tidak pernah berani untuk mengatakan perasaan ku secara langsung pada dia. Yang aku lakukan hanya mengirim nya surat setiap hari, mengungkapkan isi hati ku, dan betapa aku mengagumi nya. Tapi aku percaya, bahwa suatu har...
