[17] Retaknya Diamond

30.3K 2.2K 218
                                    

Pagi menjelang. Duff masih setia menunggu Lica terbangun. Matanya sama sekali tidak terpejam barang sedetikpun. Masa kritis Lica telah lewat, kini gadis itu tertidur nyenyak di ranjangnya.

Jemari Duff terjulur, menelusuri pipi Lica dengan lembut.

“Kapan bangun sih, angel?” bisik Duff.

Lica sama sekali tidak bergerak, hanya ada dengkuran halus yang terdengar seperti melodi indah di telinga Duff. Cowok itu menelungkup, memainkan jemari Lica yang hangat. Ingin rasanya menggantikan posisi Lica.

Dia tak mau, benar-benar tak ingin melihat Lica seperti ini. Kenapa ini harus terjadi padanya?

“Duff,” panggilan Runako membuat cowok itu menoleh.”Ada yang mau bicara denganmu.”

Kening cowok itu mengernyit namun tetap mengangguk. Dia menatap Lica dalam seraya mengusap lembut puncak kepala gadis itu. “Aku tinggal dulu ya.”

Duff menatap lama Lica seakan menunggu anggukan kepala dari gadis itu. Tapi sama sekali tidak ada tanggapan apapun sampai akhirnya deheman Runako mengembalikan kesadaran Duff.

Langkahnya terasa berat saat meninggalkan Lica. Ketika Duff sudah menutup pintu kamar gadis itu dari luar, Runako mengangguk—memberikan isyarat agar Duff mengikuti langkah pria dewasa itu.

“Siapa yang mau ngomong sama aku?” tanya Duff.

Seperti tak ingin repot menjawab, Runako menggerakkan jemarinya pelan sampai terlihat layar dengan gadis berambut ikal kecoklatan dan bibir merah ranum, menatap Duff dengan senyuman manis.

Hallo Duff, mungkin ini pertemuan pertama kita,” jedanya, “aku Crystal. Kakak Lica.”

Duff tertegun. Crystal. Malaikat yang dicintai kakaknya.

“Diantara kalian, mana kakak pertama?” tanya Duff tak penting.

Crystal mengerjap sekali. “Kakak pertama?

“Kalian berdua kakak Lica, ‘kan?” Duff melirik Runako yang sedang terkekeh sambil mengusap tenguknya.

Ya ampun Duff,” ujar Crystal menahan tawa. “Runako itu Malaikat Pelindung Lica, bukan kakaknya. Tapi ya, dia memang sudah seperti kakak bagi Lica—bagi kami berdua.”

Duff menaikkan sebelah alis sebelum menatap Runako yang hanya menunduk sambil tertawa kecil. Duff bisa merasakan adanya cinta segitiga. Sungguh rumit, ya?

Duff,” panggilan Crystal membuat cowok itu kembali menghadap Crystal.

“Ya?”

Bagaimana keadaan Lica?” tanya Crystal lembut.

“Aku berharap dia bangun secepatnya.”

Aku sangat berharap bisa menemuinya,” bisik Crystal.

“Semua ada waktunya, Crystal. Kamu pasti akan bertemu dia,” sahut Runako.

Crystal tersenyum pahit. Dia sangat ingin menjumpai adiknya di Human World, memeluk dan menjaga selayaknya seorang kakak. Tapi apa yang bisa diperbuatnya? Setelah diangkat menjadi Guardian of Diamond, ia tak bisa meninggalkan Heaven barang sekejap mata.

Memecah keheningan, Duff bersuara, “jadi, sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan?”

Apa kamu benar-benar mencintai Lica dengan tulus?

Duff mengangguk. “Sama sekali tidak ada keraguan. Aku akan berusaha sekuat mungkin agar kami bisa bersatu.”

Runako menghela napas berat. “Kamu tau risikonya, ‘kan?”

FL • 1 [Fericire]Where stories live. Discover now