PART 2

37 1 0
                                    

( Kembali ke 6 tahun yang lalu )

"Ayaaahhhhh!!!!" Teriakku saat melihat ayah di bawa dengan sejumlah warga banyak datang kerumah. Dengan keadaan ayah yang sudah terkujur kaku. Rasanya ini sebuah mimpi. Ibu yang langsung berlari menuju halaman rumahpun ikut berteriak memanggil nama ayah. 

"Kenapa ini bisa terjadi sama ayah! Kenapa?!" kataku, "Sabar kata lu? Apa gak bisa lu mengucapkan hal lain selain sabar?! Apa karna lu gatau apa yang gue rasain, ha? Iya? Dimana lu saat kematian ayah?! Dan sekarang lu dateng kesini cuma buat bilang sabar tanpa minta maaf, ha? Itu yang dinamain sahabat? Pergi lu dari sini! Suatu saat, lu bakal ngerasain gimana rasanya kehilangan seorang ayah seperti gue!!!" Kataku pada salah satu sahabatku berambut pendek ini.

***

" Hei ! Masuk kelas 10A juga?" tanya salah satu murid laki-laki berbadan tinggi dengan membawa tas ransel hitam besar yang ada di pundaknya. Ku anggukan kepalaku untuk menjawab tanya-nya. " Sama. Kenalin, nama gue Regha. " katanya sambil mengulurkan tangan kanannya. Ku balas jabatan tangannya, lalu masuk ke dalam kelas.

" Gitu doang? " bingungnya, sambil melihat ke arahku yang sudah mendahuluinya untuk masuk ke kelas. 

Aku mencari tempat duduk paling belakang, pojok dan yang dapat melihat langit di luar sana. Laki-laki bernama Regha berjalan ke arahku. Dan ternyata dia duduk persis di depanku. Laki-laki yang aku lihat di depanku sekarang, ternyata punya punggung yang sangat bagus. Dia mulai membuka jendela di sampingnya dan anginpun sedikit demi sedikit meniup rambut pendeknya. 

" Regha?!! " teriak salah satu murid perempuan yang cantik dan sedikit centil mulai menghampiri Regha. " Ohh my gaiissssss.... Kita sekelas lagi? Kayaknya kita emang jodoh ya Gha? SD, SMP, dan sekarang SMA dan kita masih satu kelas? Duh..." kata perempuan ini sambil mengipas-ngipas rambutnya dengan kipas yang ia pegang di tangan kirinya.

" Haahhh ... Kayaknya masa sekolah gue suram ya? " jawab Regha.

" Suram apa sih ?? Lu harusnya seneng, kita bisa satu kelas lagi. "

" Gue curiga. Ini kayaknya bukan kebetulan. Pasti orang tua lu kan yang ngerencanain ini semua? "

" Siapa? Momi and papi gue? Kayaknya mereka emang sudah di utus Tuhan untuk nyatuin kita, Hahaha. " jawabnya lantang.

" Sisy? " tanya Regha sambil menggaruk-garuk kepalanya, yang mungkin sudah muak dengan tingkah perempuan yang sedari tadi aku perhatikan tingkah lakunya. " Lu lebih baik sekarang diem dan duduk. Gue pusing liat lu pagi-pagi, sy. "

" Okey, gue duduk. " jawabnya perempuan itu yang sekarang aku ketahui namanya. Sisy langsung melirik kesana kemari untuk melihat dimana ia akan duduk. " Ganteng... Sisy mau duduk disini. Tolong kamu cari tempat duduk yang lain ya." kata Sisy yang berbicara kepada salah satu murid  laki-laki berkacamata yang duduk bersebelahan dengan Regha. Dan mungkin karena terkesima dengan cantiknya Sisy, laki-laki itupun langsung nurut saja. Memang, aku akui dia sangat cantik. 

" Haaahhhhh... " Regha menghembuskan nafas panjang, karena merasa kecewa melihat Sisy duduk bersebelahan dengannya.

Bell sekolahpun akhirnya berbunyi. Satu persatu murid kelas mulai masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. Beberapa menit kemudian, salah satu guru perempuan berkerudung bertubuh gemuk mulai memasuki kelas, memperkenalkan dirinya dan langsung memulai pelajaran pertama. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

M.U.T.EWhere stories live. Discover now