31🌙 Ayah

47.2K 2.7K 43
                                    


Dadanya terasa sesak saat mengingat perkataan Papanya tempo hari.

"Kamu mau jadi apa? Sekolah yang benar!"

"Kamu cuma bikin malu keluarga!"

Kata-kata itu berhasil membuat goresan luka di hati Nizar.

Niko maju selangkah mendekati Putra semata wayangnya.

"Saya cuman mau ambil kartu ATM saja." ujar Nizar tanpa menatap Papanya.

Langkah Niko terhenti saat mendengar ucapan Nizar, setelah itu Pria berdarah Italia ini kembali mendekati Putranya.

Nizar mengempalkan tangannya, ia mengatur napasnya.

Niko sudah sangat dekat dengan Nizar.

"Saya pergi dulu," pamit Nizar.

Dengan cepat Papanya menahan pergelangan tangannya.

"Pulang nak," ucap Niko.

Nizar mengeraskan rahangnya, cowok berbola mata hijau itu stuck mendengar ucapan Papanya.

"Maaf," lanjut Niko.

Nizar menepis tangan papanya dengan kasar.

"Bukannya Papa yang pernah bilang, hidup itu pilihan. Ini pilihan saya, mengikuti kemauan Papa."

Niko memejamkan matanya, menghela napasnya pelan, "Papa mau kamu pulang, Papa minta maaf."

Nizar menoleh menatap mata Papanya.

"Bukan Papa yang salah." lirih Nizar.

"Saya yang salah. Benar kata Papa, saya cuma bikin keluarga malu." lanjutnya.

Niko menatap Putranya, ia sendiri menyesali perkataannya tempo hari. Niko tidak bermaksud berbicara seperti itu, ia hanya ingin melihat Putranya berubah.

"Papa minta maaf, Papa tidak bermaksud berbicara sepert--"

"Saya pergi dulu." selak Nizar.

Cowok berambut pirang itu berlalu meninggalkan Papanya yang masih berada di kamarnya. Niko hanya bisa menatap punggung Putranya yang makin menjauh.

Nizar berjalan begitu cepat, ia tidak ingin bertengkar lagi dengan Papanya. Mereka berdua memang kurang akur semenjak Nizar mengetahui kalau Papanya selingkuh sejak 15 tahun yang lalu.

🌙🌙🌙


Nadila berjalan begitu cepat menuju ke kelas Nizar. Gadis itu sempat berpapasan dengan Ana, tetapi Nadila dengan cepat menghindar dari Ana. Ia tidak ingin beradu mulut lagi dengan Kakak kelasnya yang rese itu.

"Di, Dit!" panggil Nadila yang baru saja melihat Radit dan Radi keluar dari dalam kelas Nizar.

Si kembar menoleh ke sumber suara.

"Eh! Ibu Negaraku," ucap Radit.

"Aduh, makin cantik aja nih!" goda Radi.

Nadila terkekeh mendengar ucapan mereka.

"Nizar ada di dalam?" tanya Nadila.

Radit mengangguk.

"Ada kok, masuk aja." jawab Radit.

"Makasih," ucap Nadila.

"Gue duluan ya." lanjutnya.

Si kembar mengangkat jempolnya.

Kemudian Nadila masuk ke dalam kelas Nizar. Nadila mendapati cowok yang ia cari--sedang tiduran di atas kursinya. Nadila berjalan mendekati Nizar, kemudian duduk di sebelah Nizar.

My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang