First Eye-contact

130 39 47
                                    

"Seiring berjalannya waktu, mungkin senja akan menyadari betapa pentingnya bulan."

*****

Erinka bukanlah gadis polos yang tidak bisa mendeteksi perasaan orang lain walaupun belum pernah mempunyai pengalaman berpacaran. Erinka juga bukanlah gadis pendiam yang sering ditindas para senior. Sekali lagi perlu digarisbawahi bahwa Erinka hanyalah gadis antisosial yang malas berbicara dan malas bergaul dengan orang lain.

"Erinka,"

Erinka menoleh kearah sumber suara. Ternyata yang memanggilnya adalah vira, teman sebangku Erinka.

"Lo beneran pacaran sama Nino?" Tanya Vira dengan nada berhati-hati.

Erinka sedikit terkejut dengan pertanyaan Vira, namun bukan Erinka namanya kalau tidak bisa mengendalikan ekspresinya. Seketika Erinka teringat bahwa Vira adalah alumni dari SMP Mardika, tentu saja Erinka menyimpulkan Vira berpeluang mengenal Nino.

Erinka mengepalkan tangannya erat-erat, ingin rasanya Erinka menenggelamkan Darell kedalam segitiga bermuda biar hilang ditelan bumi. Karena berkat teriakan Darell tadi menimbulkan dampak negatif tersebarnya gosip murahan yang tidak benar itu kedalam seisi kelas.

"Nggak." Jawab Erinka singkat.

"Gue kasih saran ya Er, menurut gue benar juga kata Darell, lo jangan kemakan rayuan Nino. Nino itu dari waktu SMP udah terkenal playboy banget. Daripada ntar lo dicampakkan sama dia, mending nggak usah tanggapin dia deh." Cerocos Vira panjang lebar.

Erinka hanya menyunggingkan senyum yang terkesan dipaksakan. Mata Erinka menelisik seisi ruangan X-MIA4, mencari sosok yang telah menyebarkan berita hoaks dan kini menjadi trending topic pembicaraan di kelas.

Mata indah Erinka menangkap siluet Darell yang tengah berkaca di sudut ruang kelas sambil sesekali menata rambutnya, tidak lupa Darell mengoles-oleskan pomade yang dibawanya dari rumah. Erinka tidak habis pikir dengan cowok itu, padahal setengah jam lagi adalah pelajaran olahraga dan Darell malah menata rambutnya sedemikian bagus.

"Roland, kayaknya emang bener deh kalo pesona gue nggak mungkin bisa diabaikan sama cewek." Ucap Darell sambil terus menata rambutnya.

"Lo ngomong apaan sih Rel? Ngelantur banget."

"Nggak ngelantur kok Land. Gue baru sadar jadi selama ini yang di depan selalu mengabaikan gue, ternyata di belakang diam-diam perhatiin gue." Sahut Darell tersenyum bangga.

"Dasar narsis lo!"

"Gue kalo dilihatin terus kok jadi salah tingkah sih Land," curhat Darell sambil melirik ekspresi Erinka dari pantulan kaca.

Erinka yang sadar Darell tengah menyindirnya secara halus langsung bergegas pergi keluar kelas. Erinka berniatan mengambil seragam olahraga yang disimpannya dalam loker.

Namun saat Erinka membuka pintu loker, Erinka menemukan sebuah lolipop yang tertempel dalam lokernya. Di lolipop itu juga tertempel post it dengan tempelan tulisan hasil ketikan komputer.

"Rasa yang mengundangku dari cowok berandalan menjadi cowok romantis. Rasa yang menenggelamkanku kedalam mimpi-mimpi indah khayalan tentangmu. Rasa itu jangan sampai terdeteksi terlebih dahulu olehmu. Rasa itu rasa cinta."
-Mr.X-

Begitulah isi tulisan yang berada di post it. Erinka tidak penasaran untuk mencari tahu siapa Mr.X. Erinka segera menaruh post it itu kedalam loker, Erinka sibuk mengganti sepatu sekolahnya dengan sepatu olahraga lalu mengambil seragam olahraga dan lolipop di dalam loker.

TO BE DIFFERENTWhere stories live. Discover now