06

178K 14.5K 693
                                    

POV Cander

Saat itu aku dan keenam sabahatku yang tak lain adalah para pengawal di istanaku, seperti biasa kita sedang berjalan-jalan di sekitar kota. Semua orang memandang kearah kita dengan berbagai macam raut wajah, jujur aku sama sekali tidak tertarik dengan para wanita seperti mereka. Aku asik saja berjalan dan masuk ke dalam salah satu toko cake langganan, kita memesan dan saling bercanda juga tertawa. Para pengunjung yang lainnya hanya diam, mungkin mereka takut atau apalah itu. Aku sama sekali tidak tau, yang terpenting aku membayar dan semua beres, begitukan cara kerja manusia.

Aroma bunga mawar, vanilla dan aroma lain yang berbeda tetapi sangat menenangkan dan jantungku berdebar sangat kencang. Serigala di dalam diriku juga berteriak-teriak tidak karuan dan melompat-lompat, aku berusaha fokus dan mencari-cari aroma yang sangat menenangkan itu. Kulihat juga sahabatku terlihat binggung dan ada yang terang-terangan bertanya, tetapi aku tidak menjawab dan masih asik mencari.

Pintu toko terbuka dan aroma yang sangat enak itu langsung memenuhi indah penciumanku, kutatap seorang gadis bertubuh mungil yang memakai dress dan jaket untuk menghangatkan tubuhnya. Aku tersenyum saat melihat gadis itu tersenyum sambil menyapa seorang perempuan di depannya.

"Alpha... anda mengapa?" tanya salah satu Betaku.

"Dari tadi saya perhatikan, Alpha. Terlihat sangat gelisah sekali." saut Harry.

"Siapa gadis itu, Alpha. Apa tuan mengenalnya?" seru Ducan penasaran.

"Dia Luna kalian," sontak mereka semua langsung menatap kearah gadis mungilku itu.

Saat matanya melihat kearah kami, wajahnya langsung terlihat tegang dan ketakutan. Dan tidak sengaja pandangan kita bertemu, gadis itu sama sekali tidak nyaman saat kuperhatikan seperti ini. Kulihat ia cepat-cepat memalingkan wajah imutnya.

"Sepertinya, Luna kita bukan dari daerah sini. Saya baru pertama kali melihatnya," seru Lathan.

"Mungkin saja, Luna bukan berasal dari negara ini." timpal Rayner.

"Apa kita langsung membawa Luna saja," ide Dary bisa di pakai tetapi melihat reaksi gadis itu membuatku sama sekali tidak yakin untuk memaksanya ikut bersamaku.

"Tidak... dia pasti akan mengalami serangan panik dan melakukan hal-hal yang akan membahayakan dirinya sendiri." seruku.

"Baiklah, Alpha." tutup Harry dan yang lain menyibukkan diri mereka dengan bercanda seperti tadi.

Aku masih memperhatikan gadis mungil itu, ia sama sekali tidak nyaman apa lagi ketika aku dengan terang-terangan menatapnya. Gadis itu sesekali melirikku dan membuang pandangannya kearah lain, jika aku teliti gadisku memiliki tinggi badan yang bisa di bilang rendah. Bahkan jika aku berdiri bersamanya tingginya berada di bawah dadaku. Tubuhnya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, sangat pas untuk di peluk. Kulihat ada seorang pria yang merupakan salah satu pelayan di toko itu menghampirinya sambil memberikan pesanannya, dan yang kulihat pria itu tertatik dengan gadisku.

"Siapa namamu?... aku sama sekali belum pernah melihatmu," seru basa-basi pria itu, ingin rasanya aku merobek mulutnya.

"Namaku Elvina Beax.. kau bisa memanggilku dengan Vina." seru gadisku itu, aku tersenyum karena mengetahui siapa namanya. Namanya bagus dan cantik sama seperti orangnya.

"Senang berkenalan denganmu," jawab lagi pria itu dan kali ini ia dengan berani-beraninya mengulurkan tangannya.

Aku sudah ingin berdiri dan ingin sekali mematahkan semua jari-jari yang ada di tangannya itu hingga tidak bersisa. Lalu ada berbagai macam hal jahat lagi di dalam otakku untuk membuat pria itu menderita.

My Mate Is Little Wife (Selesai)Where stories live. Discover now