48

68.3K 4.2K 53
                                    

VOP Cander...

Aku dan Alex menyusun beberapa rencana untuk mengambil istriku dari pangeran Vampire itu, tetapi aku sama sekali tidak mempercayai pria ini 100 persen. Karena ia pernah berhianat, kuperhatikan Alex yang sangat matang menjelaskan serangan yang akan kita lakukan. Tidak ada yang salah dengan penjelasan serta tingkat kematangan rencana yang di buatnya tetapi aku tetap penasaran, akan satu hal.

Aku menarik nafas panjang setelah Alex selesai menjelaskannya "Jelaskan kepadaku hal yang kau simpan di dalam pikiranmu... apa yang sebenarnya kau inginkan di dalam rencana ini, aku sama sekali tidak yakin dengan niatmu untuk membebaskan istriku!" dan wajah pria itu langsung berubah, tidak ada senyuman sekarang wajahnya tegang dan pucat.

Lalu pria itu kembali memasang senyuman bodohnya "Kau memang sangat hebat... sama sekali tidak di ragukan," bukan jawaban yang aku dapatkan melainkan pujian memuakan.

"Jawab aku!" geramku.

"Baiklah.... aku melakukan hal ini untuk menolong Luna tetapi niat utamaku adalah memacing kemarahan Raja Vampire itu dan membunuhnya, dia telah membunuh orangtuaku dan dia juga menjadi penyebab kematian kakakku. Aku tidak akan membiarkannya hidup bahagia," sudah kuduga Alex bukan pria yang bisa di remehkan niat dan rencananya memang tidak bisa di anggap main-main.

Aku berdiri dari kursi kebesaranku dan berjalan ke arahnya sambil menatap kertas penuh coretan strategi yang di buatnya "Kau tau bukan jika Raja Vampire itu membuat sebuah janji dengan Iblis dan dia telah menukarkan sesuatu yang berharga miliknya, apa kau tau tentang hal itu?" tanyaku.

"Apa perjanjian dengan Iblis! Bagaimana bisa?" sudah kuduga ternyata rumor tentang Raja Vampire itu terlalu di tutup rapat-rapat oleh dewan istana.

"Tentu saja ia mengorbankan hatinya dan hati itu ia tepatkan di sebuah kotak besi, tidak ada yang tau di mana lokasi kotak itu dia tepatkan. Namun, beberapa mata-mataku mencurigai salah satu daerah yang berada di seberang laut kekuasaan Bangsa Duyung," seruku.

"Lalu bagimana caranya aku bisa sampai di sana?" tanyanya lagi.

"Gunakan otakmu!" sindirku dan kulihat Alex memasang wajah kesalnya.

"Menyebalkan. Dan ngomong-ngomong setelah kita menyerang kastil tua milik pangeran Vampire itu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Alex memecahkan keheningan.

"Membunuhnya atau mengantungnya mungkin," jawabku asal.

"Kau gila... pangeran Vampire tidak boleh mati, karena siapa yang akan meneruskan tahta kerajaan Vampire, dan mungkin saja Luna tidak akan membiarkan niatmu itu terlaksanakan," dengan cepat aku langsung menatap ke arah Alex sambil menaikan salah satu alisku.

"Apa maksudmu?" tanyaku meminta penjelasan.

"Mungkin saja Luna dan Pangeran Vampire itu sudah saling mengenal atau mungkin juga mereka memiliki hubungan," mendengar ucapan dari Alex membuat kedua telingaku panas serta rasa ingin membunuh pangeran Vampire itu semakin membara.

"Jangan bercanda... Kau ingin mati!" seruku.

"Kan aku bilang mungkin, kau tidak usah marah dulu. Kan belum tentu benar," sautnya sambil mengelak.

"Sial... pergi sana, kau membuatku muak." usirku karena kesal dengan tebakan pria di depanku ini.

"Tidak ini serius! Apa yang harus aku lakukan untuk membunuh William?" tanyanya dengan nada serius.

Aku terdiam sejenak "Aku tidak berniat membunuhnya, tetapi aku tau satu cara. Kau harus mendatangi salah satu lembah para penyihir dan temui penyihir yang menyukai bunga mawar," usulku dan kulihat Alex menaikan salah satu alisnya.

My Mate Is Little Wife (Selesai)Where stories live. Discover now