Julio bersama keempat sahabatnya yaitu Daniel, Avi, Toby, dan Chase tengah berkumpul di rumah Avi. Karena jika berkumpul di rumah cowok tanpa ada cewek lain, bisa-bisa keempat cowok itu digorok abangnya Avi. Dengan senang hati Kavi akan membantu."Gila wey, masa gue disuruh Kendra buat jadi pasangan adeknya nanti pesta akhir tahun." Julio memulai sesi curhat-curhatan karena memang Julio yang paling sering curhat.
"Ya baguslah bego, abangnya udah percayain elu ke adeknya." Daniel geram sendiri terhadap temannya yang kadang pintar dan kadang lemot ini.
"Terus harus gimana?" Julio ini memang sangat kaku kalau soal percintaan.
Keempat temannya hanya menghela napas kasar, tak ada yang bicara.
"Gua ga pernah nyepik duluan jadi gatau caranya." mantan-mantan Julio memang yang mendekatinya duluan, itulah mengapa Julio sangat kaku untuk maju duluan.
"Terus lu mau nunggu sampe dia nembak?" balas Chase sudah kesal ingin menimpuk Julio dengan buku cetak fisika yang tebalnya 300 halaman.
"Engga gitu juga bambang. Masa cewek yang ngegas duluan, cowok lah." kata Julio.
"YA ITU MASALAHNYA PEA. Elu gamau ngegas duluan tapi lu juga gamau dia ngegas duluan. MAU ELU ITU APA SIH?" ujar Avi tanpa rem mengagetkan keempat temannya itu.
"Santai mbak, santai." Toby mencoba menenangkan.
"Aduh, punya teman kok gini amat sih." Daniel menepuk jidatnya pelan.
"Terus gimana?" Julio masih tak mengerti harus apa.
"Deketin lah, pepet tros, sepik kiri sepik kanan, nyaman, tembak." Chase menjelaskan dengan singkat.
"Udah sering ya?" kata Avi sinis, Chase langsung diam. Cowok itu memang mudah dekat dengan cewek lain. Memang ganteng sih, tapi playboy.
"Udah, udah fokus gue dulu." tipikal Julio, ingin diperhatikan tapi tidak memperhatikan.
"ELU YANG FOKUS BAMBANG." keempat temannya itu sama-sama menyahuti sementara Julio sudah ciut ditatap garang. oleh empat pasang mata di depannya.
"Bener apa yang Chase bilang. Elu deketin aja terus, kalau ada kesempatan langsung tembak lah. Tapi jangan waktu dekat begini, lama-lamain dulu. Lagian kalian kenal dari awal semester, kan?" Daniel berusaha sabar menghadapi temannya yang kampret ini.
"Ha?" Daniel sudah hilang kesabaran dan melemparkan bantal Avi, mendarat tepat di wajah Julio.
"MONYET!" umpat Julio.
"Gausah dibantu ah, modelnya gini." Daniel memanyunkan bibir, putus asa. Rasanya ingin ganti teman saja.
"Udah, woi udah." Toby cuma jadi penenang suasana di sini. Bisa-bisa dia juga ditimpuk Daniel kalau salah ngomong. Memang Daniel cowok yang paling waras diantara keempat cowok ini. Toby dan Chase kan juga aneh-aneh.
"Gini, deketin, deketin terus, nunggu agak lamaan dikit baru tembak?" Julio akhirnya mulai paham dengan konsep Daniel.
"Akhirnya dia paham." Daniel bersyukur setengah mati karena Julio diberi pencerahan.
"Deketinnya gimana tapi?" Baru saja bersyukur, Daniel imgin mengumpat lagi.
"Mantan-mantan lu waktu itu lu deketin gimana?" tanya Chase.
"Kan udah gue bilang kalau mereka yang nyepik duluan."
"Chat, chat, chat terus, lama dikit telfon, telfon." kata Chase sang ahli dalam memikat cewek.
"Nah itu, gitu caranya." Avi menyetujui perkataan Chase.
"Aduh gue gatau cara ngechat cewe astaga." Julio menggaruk kepalanya dan menenggelamkan wajahnya dalam bantal Avi.
"BANTAL GUE!" pekik Avi, Ia tak ingin bantalnya ternodai oleh wajah Julio.
"Sapa-sapaan, nanya kabar." Chase membantu Julio.
"Mana deh lu, lama banget. Siniin hapenya." Toby akhirnya merebut ponsel Julio dan membuka aplikasi WhatsApp.
"Namanya siapa sih? Lupa gue?" Toby nyengir.
"Ah, sini." Daniel merebut ponsel Julio dati tangan Toby.
"Kacey Drayton. Eh loh kok gak ada?" Daniel menaik-turunkan chat Julio tapi tak kunjung menemukan chat Kacey.
"Ini Hermanita siapa?" kata Chase salah fokus.
"Kacey." jawab Julio dengan polos.
"Ha? Lu juga punya adek cewek namanya Kacey?" tanya Avi bingung.
"Itu adiknya Kendra, Vi."
"HERMANITA ITU ADEK CEWEK JULIO TERSAYANG." Avi mulai emosi. Ia tahu karena Kendra pernah mengajarinya sewaktu awal semester satu kelas sepuluh.
"Astaga teman gue oon banget." Toby menepuk jidatnya.
"Ya habis, gue nemu kontak dia namanya Hermanita di hapenya Kendra."
"Gak gitu konsepnya, Bambang." Daniel sudah naik pitam. Ngomong dengan Julio saat sedang lemot memang bawaannya ingin menendang ke Ujung Kulon.
"Yaudah sih, tinggal diubah." Julio merebut ponselnya lagi.
Ini kenapa jadi rebutan ponsel sih?
"Eh, ngomong-ngomong soal chat. Gue nemu hal menarik di hape Kendra." ujar Julio bersemangat.
"Hm? Apaan?"
"Ada apa?"
"Ha?"
"Apa?"
Jawaban keempat temannya membuat Julio mencibir.
"Semangat gak sih dengernya?"
"Iya, iya."
"Gue nemu Kendra ngechat Mindy tau."
"SERIUS LU?" keempatnya sekarang bersemangat.
"Hooh." Julio mengangguk.
"Wah, dua kompor kita akan bersatu sepertinya." kata Toby.
"Eh tapi kan mereka emang suka ngechat kalau mau ngompor." kata Avi.
"Gue ngintip dikit ada kata have a nice day nya." kata Julio dengan senyum sumringah bercerita.
"Ah gila banget mister cupid. Nembak panah cinta ke diri sendiri." kata Toby menganga, salut dengan Kendra.
"Dua kompor kayak gitu anaknya kayak gimana ya?" Avi bertanya-tanya.
"Ya kompor juga." jawab Chase dengan entengnya.
"Haleh, ga gitu konsepnya, Maemunah." kata Toby menoyor kepala Chase.
"YA TERUS APAAAA." Chase membalas dengan melemparkan bantal Avi.
"BANTAL GUEEEE."
Mereka berlima akhirnya perang bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI [Completed✔]
Teen Fiction"Lu tergila-gila ya sama kiwi?" tanya Julio penasaran. "Ya gitu deh." jawab Kacey. "He adek gue lu apain?" tanya Kendra dengan wajah garang. Kisah tentang seorang pemuda tengil yang kaku dalam percintaan dan seorang gadis pecinta kiwi dan seorang pe...