Beberapa hari setelah Julio mengajak Kacey nonton, mereka benar-benar nonton berdua. Sehabis pulang sekolah langsung cabut ke Mall Taxon.Mall Taxon ini memang memperbolehkan pengunjung masuk memakai seragam, asal jangan saat jam sekolah saja mereka masuknya. Julio bahkan jarang sekali pulang dulu untuk berganti baju sebelum ke Mall Taxon.
Kedua bersaudara yang memaksa Tracey mengunggah foto itu sudah kena skorsing selama satu minggu dan Julio sangat lega.
Sekarang mereka sedang mengantre untuk membeli tiket. Julio dengan sok gentlenya ingin membayarkan padahal dompetnya menangis.
Setelah membeli tiket, mereka berjalan-jalan terlebih dahulu karena filmnya masih setengah jam lagi. Kacey yang mempimpin jalan mereka karena jujur, Julio tidak tahu mau ke mana. Ia benar-benar kaku jika jalan berdua dengan cewek. Kecuali Avi dan Barbies, sih. Itu mah pengecualian. Julio bisa jadi orang kesetanan jika bersama cewek-cewek itu.
Akhirnya, Kacey turun ke lantai dasar dan masuk ke salah satu toko yang menjual aneka mainan. Julio awalnya bingung, tapi mengikut saja.
"Aduh lucu banget." kata Kacey sambil memegang squishy berbentuk kiwi dengn ukuran kecil yang Ia ambil dari rak squishy.
Astaga maniak kiwi. batin Julio melihat ekspresi Kacey melihat squishy kiwi itu.
"Tapi mahal astaga." gumam Kacey, Julio melirik harganya sekilas.
EASTAGA SEMPAK KONOHA SQUISHY KECIL BEGITU HARGANYA SERATUS RIBU. mata Julio melotot melihat harganya, lalu langsung mengalihkan pandangan. Sudah tahu Julio lagi kere malah mahal-mahal lagi squishynya.
Setelah itu, Kacey keluar dari toko mainan itu dan jalan-jalan tidak jelas. Tak lama kemudian, Julio mengajaknya ke Timezone.
"Main basket ayuk."
"Aku gatau main basket, kak." ucap Kacey dengan polosnya.
Lah iya, mereka berdua ini kan ekskul voli, kenapa mainnya basket.
"Coba aja, nih kartunya." Julio menyodorkan kartu Timezone yang baru diisinya kemarin.
Mereka berdua pun bermain bersebelahan. Kacey yang cukup payah kalah 20 poin dari Julio yang notabenenya mantan anggota basket.
Anggota basket gagal.
"Kan udah dibilang, gatau main basket." kata Kacey cemberut, Julio malah menertawakannya.
"Gapapa, nanti coba lagi sampai bisa."
"Hmm, eh udah jam berapa nih. Naik aja deh." Kacey melihat jam tangannya.
"Eh, iya ayo naik deh."
Mereka berdua akhirnya naik ke lantai yang ada bioskopnya. Julio segera mengeluarkan tiket dari saku kanan celananya.
"Studio empat, hmm. Di situ." Julio berjalan ke arah studio 4 diikuti oleh Kacey yang bersenandung ceria karena akan segera menonton salah satu film kartun kesukaannya sejak kecil.
Mereka berdua akhirnya duduk di kursi yang telah dipilih. Mereka duduk di barisan paling atas dan ditengah-tengah. Baru beberapa orang yang ada di dalam studio itu karena pintunya baru dibuka beberapa saat yang lalu.
Tiba-tiba mereka menangkap sebuah wajah familiar yang tengah berjalan dengan seorang cewek. Mereka berdua refleks merunduk agar tak ketahuan jalan berduaan.
Walaupun pelakunya sudah dilaporkan ke BK, tapi Julio harus waswas karena Ia belum siap jadi berita headline sekolah.
"Itu kak Engky, kan?" Kacey bertanya.
"Lah iya, itu Engky."
"Eh kak Engky kakinya udah sembuh ya?" Tiga minggu lalu, Engky terjatuh dari rintangan latihan fisik dan harus rehat selama sebulan dan rutin checkup ke dokter.
"Ini masih tiga minggu sih sejak dokter bilang dia harus istirahat sebulan. Tapi dia seminggu bisa tiga kali checkup terus sekalian modus." Julio menjelaskan panjang lebar tanpa rem dan tanpa sadar mereka berdua kembali duduk tegak.
"Maksudnya?" Kacey bingung dengan ucapan Julio barusan.
"Georgia kan anak dokter." Kacey langsung mengangguk mengerti.
"Itu kak Georgia anak sebelas IPS 1 kan?"
"Iya, Georgia yang itu."
Lah malah jadi gosip.
Mereka terus bergosip sampai akhirnya semua lampu di studio dimatikan.
Film telah dimulai dan mereka berdua menyimak filmnya dengan saksama. Dua-duanya memang penggemar film kartun action.
"Ngakak banget asli si Ralph." Julio tertawa tebahak-bahak dibarengi tawa satu studio. Tawa Kacey semakin meledak mendegar tawa Julio.
Sudah ngakak tambah ngakak.
Akhirnya, tiba pada momen sedih.
"Hey-" kata Ralph dari layar bioskop.
"Tayo." Julio refleks berkata dan membuat satu bioskop termasuk Kacey tertawa terbahak-bahak.
Lagi suasana sedih tiba-tiba melawak, bagaimana Julio ini.
"Shhh." Kacey menyenggol lengan Julio, malu karena kakak kelasnya ini bisa dibilang berteriak tadi.
Julio ini memang aslinya tidak tahu malu, tapi karena sedang bersama adik kelas dia jadi canggung. Tapi sekarang keluar aslinya Julio.
"Hehehe." Julio nyengir dan kembali fokus pada filmnya sampai selesai.
Setelah filmnya selesai, Julio mengantar Kacey pulang dengan selamat. Bisa-bisa dia digorok Kendra jika adiknya ini sampai lecet.
"Thanks for today, kak Julio. Hati-hati di jalan." Kacey tersenyum sambil melambaikan tangan.
Julio balas melambaikan tangan dan langsung melesat pergi ke rumah Avi karena hari ini Avi, Chase, Toby, Daniel, Julio, dan tentu saja Kavi berjanji untuk booking sewa baju untuk pesta akhir tahun nanti.
Salah satu event yang paling ditunggu-tunggu.
Kendra sudah memesan seribu undangan dan undangannya akan datang minggu depan. Julio sudah tidak sabar untuk memamerkan hasil kerja kerasnya bersama Kendra.
Setelah sampai di rumah Avi, Julio langsung mengetuk pintu rumahnya dengan bringas. Kalau tidak begini, Avi mana mau buka pintu.
Julio tak sadar pintunya sudah dibuka dan malah mengetuk udara.
"Ngapain sih, kutu Jamaika?" Avi mengangkat satu alisnya melihat kebodohan Julio.
"Eh udah dibuka ternyata." Julio nyengir kuda.
"Masuk sono." Avi menyuruh Julio masuk sambil menunggu Toby dan Chase yang belum datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI [Completed✔]
Teen Fiction"Lu tergila-gila ya sama kiwi?" tanya Julio penasaran. "Ya gitu deh." jawab Kacey. "He adek gue lu apain?" tanya Kendra dengan wajah garang. Kisah tentang seorang pemuda tengil yang kaku dalam percintaan dan seorang gadis pecinta kiwi dan seorang pe...