Chapter 8

4.7K 272 5
                                    

Author POV

Hari demi hari saeron lewati dengan mengadapi jungkook.

Dia sangat heran dengan jungkook. Setiap sarapan harus ada roti + selai coklat dengan segelas susu hangat.

Saat ngemil, jungkook ingin snack dan biskuit coklat. Saat makan malam, menu yang harus ada adalah telor mata sapi setengah matang dan susu coklat.

Jika tidak ada menu wajib di meja makannya, jungkook akan pergi ke kamar dan bermain game sampai tertidur. Melelahkan dan menyusahkan bukan? Daripada saeron yang disalahkan, mending dia menurut.



Saeron POV

Sudah seminggu ku disini, menurutku tugasku itu lumayan berat karena ia selalu membuatku kesal.

Aku tau jungkook hanya ingin membuatku marah dan menginginkan ku mengundurkan diri.

Baiklah jungkook. Semakin kau membuatku kesal, semakin aku tertantang untuk disini.

"Jungkook-ssi, sekarang kau harus ikut aku"

"Kemana?"

"Perpustakaan, ayo!"

Aku pun langsung menarik tangannya menuju perpustakaan.




Jungkook POV

apa apaan dia? Menarikku seenak jidatnya saja, malah menuju perpus lagi. Apa dia tidak tau bahwa aku membenci tempat itu. Lebih baik bermain game atau makan snack sekarang.

"Saeron-ssi, kita mau ngapain disini?"

"Duduklah"

Setelah menarik tanganku, ia langsung menyuruhku duduk dan dengan terpaksa aku menurutinya.

"Aku ingin bertanya padamu jungkook, tapi mungkin disini tempat yang cocok"

"Apa?"

"Berapa umurmu??"

"25 tahun. Kenapa?"

"Kenapa kau tidak ingin menggantikan papamu?"

"Karena aku belum siap bertanggung jawab memimpin perusahaan"

"Kenapa kau belum siap?"

"Karena tanggung jawabnya berat banget, ini aja aku susah jadi karyawan biasa, apalagi gantiin papah"

"Memangnya kau tidak mau menjadi orang sukses?"

"Siapa yang tidak mau menjadi orang sukses saeron-ssi, lagi pula kenapa kau bertanya seperti ini?"

"Aku hanya ingin memberitahu bahwa jalan hidupmu itu masih panjang. Kau bisa belajar dari papamu jika kau belum bisa memimpin perusahaan. Lagi pula jika kau sukses, pasti pacarmu itu mau menikah denganmu. Kau ini sudah 25 tahun jungkook, itu bukan umur remaja apalagi anak anak, kau sudah dewasa"

Benar juga yang dibilang saeron, aku harus mengubah hidupku. Tetapi sungguh, aku belum siap.

"Tapi aku belum siap saeron-ssi"

"Jika kau belajar, maka kau akan bisa. Aku tau alasanmu bukan belum siap, tetapi belum belajar. Jadi aku minta kau pelajari dulu, baru kau merasakannya"

"Baiklah. Nanti biar ku hubungi orang tuaku"

"Tidak hanya orang tuamu yang bangga jungkook-ssi, tapi ku dengar kau punya pacar, jadi pasti ia juga bangga"

Oh iya, aku lupa. Selama ini kan mamah dan papah belum pulang, jadi aku bisa mengajak yeri ke sini.

"Saeron-ssi bolehkah aku mengundang pacarku kesini, sudah lama kita tak bertemu"

"Tentu saja"


















Saeron POV

Setelah berbicara dengan jungkook tadi membuatku lebih tenang. Sekarang mulai ada perubahan pada hidupnya, dengan begitu tugasku akan cepat selesai.

Ting Tong... Ting Tong

Aku mendengar suara bel, aku pun langsung bergegas namun ditahan oleh jungkook.

"Itu pasti pacarku, biar aku saja yang membukanya"

"Hyung? Kau kesini? Aku rindu sekali padamu hyung!!"

Hyung? Jungkook punya kakak laki laki? Tapi di rumah ini aku tidak pernah melihat foto orang lain selain mereka bertiga.

"Aku hanya mengambil barangku saja kookie"

Suara itu seperti ku kenal, tapi siapa ya? Mending sekarang aku memberi salam padanya

"Saeron?"

"Hah, j-jimin oppa?"

"Kalian saling kenal?" Kata jungkook

"Ada perlu apa kau kesini saer?"

"Aku magang di sebuah rumah sakit dan mendapat tugas merawat jungkook. Kalian saling kenal?"

Dia tak menjawab pertanyaan ku dan menarikku ke halaman belakang. Kami duduk dibangku taman.

"Kau sudah lama disini? Aku sangat merindukanmu saer" ucapnya memeluk pinggangku erat

"Baru seminggu oppa. Oppa tadi kau belum menjawab pertanyaanku"

"Aku dan jungkook adalah saudara, tapi tiri"

"Maksudmu?"

"Aku hanya anak malang yang diadopsi oleh keluarga kaya ini, kau tau aku diadopsi untuk apa?"

Aku hanya menggeleng

"Hanya sebagai anak pancingan, karena mereka belum mempunyai anak selama bertahun tahun menikah. Setelah aku berada disini, tak lama mamah hamil. Tadinya aku sangat bahagia memiliki seorang adik, tetapi setelah jungkook lahir, papah berubah sama aku"

"Berubah gimana oppa?"

"Kasih sayang papah berubah. Dia lebih menyayangi jungkook dan mengangap aku hanya anak buangan"

Aku langsung mengusap air matanya.

"Mungkin papahmu tidak bermaksud seperti itu oppa, kau keluar dari rumah ini juga karena itu?"

"Ya. Aku tidak tahan dengan sikap papahku yang membeda bedakan anak"

"Bagaimana dengan mamah mu?"

"Kalo mamah sih netral netral aja, tapi aku tau kalo mamah gak mungkin bisa nolak keinginan papah"

"Oh iya, bagaimana kuliahmu? Kau sudah boleh magang?"

"Aku sangat bingung mencari tempat magang. Dosen dingin itu hanya memberi tempat pada orang pintar saja"

"Hustt, oppa tidak boleh seperti itu. Kau mau ku bantu mencari tempat magang?"

"Sangat sangat mau saer, dimana?"

"Ini alamatnya. Kau hanya perlu bilang Prof. Kim ahli kejiwaan"

"Terima kasih saer" lalu jimin memelukku erat

"Mau ngambil barang atau mau modus sama dokter gw??" Aku yakin itu suara jungkook

"Y-ya aku minta maaf saer"

"Ya gak ap" ucapku terhenti karena jungkook menarik tanganku

"Kita mau kemana jungkook-ssi?"





TBC

Childish Boyfriend ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora